Happy Reading♪♫♬
"Kau berkencan dengan bosmu ?" Tanya Jungkook saat dia melihat Yewon ingin memasuki kamarnya.
"Ada apa dengan oppa ?" Bingung Yewon.
"Pria ditaman itu ? Kalian berkencan ?"
"Jun oppa ? Nde, kami berkencan" sahut Yewon tenang.
"Kau melupakanku ?" Tanya Jungkook.
"Kau bahkan meninggalkanku, kau tak tahu bagaimana gilanya aku saat kau pergi" ujar Yewon lalu dia masuk kamar dan menutupnya keras dihadapan Jungkook.
"Ji-yaa...." panggil Jungkook dia mengetok pintu kamar Yewon tapi tak didengar.
"Jika kau kembali hanya untuk hal tak berguna, lebih baik kau pergi" ujar Yewon.
"Ji-yaa mianhae karena berteriak padamu, aku tak ber" mohon Jungkook.
"Apa kau bodoh" potong Yewon.
"Apa kau kira aku baik-baik saja saat ini. Kau kira aku senang kau datang, kau kembali ? Aniyo. Aku membencimu, kau tak tahu apa-apa tentangku jadi kau tak bisa marah jika aku berkencan dengan pria lain yang lebih baik darimu" lanjut Yewon.
Dan Jungkook hanya terdiam didepan pintu kamar Yewon.
"Benar, aku tak tahu apa-apa" gumam Jungkook.
Flashback on.
Satu minggu setelah Jungkook di usir. Dia tetap memainkan gitarnya ditempat biasa, sudah seminggu tak melihat Yewon. Mungkin Yewon sibuk karena ini bulan-bulan ujian, itu yang Jungkook pikir.
Dan beberapa hari kemudian Jungkook melihat Yewon duduk diseberang jalan seperti biasa, hanya memandangnya dari jauh tanpa ekspresi. Lalu tiba-tiba pergi saat Jungkook mengalihkan tatapannya pada penonton, dia tak menunggu Jungkook seperti biasanya.
Hari terus berlalu dan Jungkook selalu mengalami hal yang sama akan Yewon, Yewon terlihat lelah, itu yang Jungkook tangkap dari kejauhan lalu menghilang dari pandangannya.
.
.
.Yewon duduk dikursi biasa namun Jungkook tak ada, dia tak melihat Jungkook dengan gitarnya. Semestinya ini menjadi hari kelulusan Yewon namun, Yewon bahkan tak ikut ujian. Dia dikeluarkan setelah satu sekolah tahu jika dia melakukan aborsi dan semua orang menjauhinya, selain Eunha.
"Saeng, kau tak keacara kelulusanmu ? Kau masih memakai seragammu. Apa kau kabur ?" Ejek seorang pria yang tiba-tiba duduk disampingnya.
"Apa tak ada yang memberimu buket dan kau marah ?" Ujar pria yang duduk disamping Yewon itu.
"Kenapa kau tak bicara ?" Ocehnya, lalu dia bangkit pergi berlari dan Yewon melihatnya pergi begitu saja mungkin dia kesal pikir Yewon dan meninggalkannya sendirian.
"Apa dia gila ? Tiba-tiba datang lalu pergi ? Begitu saja ?" Kesal Yewon.
"Dengan bodohnya aku selalu memakai seragam dan duduk disini" gumam Yewon, dia membuang nafasnya kasar dan menunduk.
Langkah kaki terdengar semakin mendekat dan seseorang berdiri didepan Yewon, memberikannya buket bunga namun lebih tepatnya tanaman berpot dengan ucapan selamat.
Dia pria yang tadi duduk disamping Yewon, wajahnya tak familiar dia pasti orang baru pikir Yewon saat dia mengangkat wajahnya dan memandang pria berkemeja hitam itu.
"Bukankah benda ini biasanya untuk perayaan usaha ? Kau harus memberiku buket bunga mawar, coklat atau camilan itu sedang trand sekarang" omel Yewon. Kenapa pria ini menyodorkannya tamanan tanda selamat ini padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
-Golden Time-
FanficSeorang lelaki dengan tas gitar yang selalu dia gendong dipunggungnya. Jangan pikir dia bisa bernyanyi dia hanya bisa memamerkan permainan gitarnya tanpa memamerkan suara merdunya "karena suatu hal". Disisi lain, Seorang gadis terus duduk disebuah k...