Sekolah akhirnya kembali buka setelah ditutup selama hampir satu bulan. Ya, tahun ajaran baru telah dimulai. Sebagian murid merasa sedih karena tidak bisa lagi bangun telat. Namun bagi sebagian murid kutu buku, mereka justru bersemangat sekali di hari pertama sekolah ini.
Pintu gerbang sekolah telah ditutup sejak sepuluh menit yang lalu. Guru BK SMA Rajawali
yang selalu memegang rotan di tangannya setiap mengelilingi area sekolah pun berjalan memasuki area lapangan. Kemudian, ia berdiri di atas podium yang memang sudah tersedia di lapangan.Ibu Desi merupakan seorang guru BK yang sangat galak. Hukuman yang Ia berikan tidak tanggung tanggung. Namun terlepas dari itu semua, semua murid SMA Rajawali sangat menghormati dirinya.
Mengapa? Karena di saat biasanya guru akan memarahi murid murid yang nakal, ibu Desi tidak. Ia hanya akan menceramahi murid yang salah dengan tegas, namun bukan membentak. Dan caranya itu pun selalu terbukti berhasil.
"Murid kelas sepuluh ada yang telat?" Tanya ibu Desi dengan suara khasnya yang sangat keras.
Hening, tidak ada yang menjawab.
"Bagus." Ucap ibu Desi. Jika saja ada murid kelas sepuluh yang telat, sudah pasti murid tersebut akan diceramahi habis habisan.
Pada saat pengenalan siswa yang diadakan Jumat lalu khusus untuk murid kelas sepuluh yang tentunya murid baru semua, mereka sudah diperingati untuk tidak datang telat.
"Sekarang yang kelas sebelas. Berdiri di sini. Yang kelas dua belas berdiri di samping." Ibu Desi mengarahkan murid murid yang telat itu untuk berdiri sesuai posisi tingkatan mereka.
"Kalian ini, baru saja hari pertama sekolah, tetapi su-"
"Halo ibu, Lucas ganteng datang." Seorang laki laki memotong ucapan ibu Desi.
"Ribut banget lo Cas." Ucap Irene, gadis yang berjalan disampingnya.
"Cepetan jalan woi." Teriak gadis yang berjalan di belakang mereka, Eris.
"Udah telat, malu maluin lagi." Tambah Chris, kembaran gadis tersebut.
"SUDAH. CEPAT BERDIRI DI SINI KALIAN, HADAP MURID YANG LAIN." Teriakan membahana guru tersebut, membuat terkejut semua murid yang ada di sana. Ah, kecuali mereka berdelapan.
Dengan santainya, kedelapan remaja itu berdiri sejajar, menghadap murid murid lain yang telat datang itu. Ada yang cecengesan, ada yang menundukkan kepalanya karena malu, ada yang hanya memasang wajah tanpa ekspresi.
"Berdiri kalian di situ. Ibu akan mengurus kalian setelah ini. Jangan ribut!" Setelah memastikan jika mereka berdelapan telah berdiri dengan diam di sana, ibu Desi pun mulai memberi ceramah.
"Kalian ini, hari pertama saja sudah telat. Lain kali jangan diulangi. Berikanlah contoh yang baik kepada adik kelas kalian dan murid baru di sekolah ini." Ucap ibu Desi.
"Iya buk." Jawab mereka sambil mengangguk anggukkan kepala.
"Untuk hari ini, kalian semua akan membersihkan lapangan ini sepulang sekolah. Tidak ada yang boleh melarikan diri. Mengerti?" Tanya ibu Desi.
"Siap ibu guru!" Jawab mereka semua serempak.
Setelah mereka dibubarkan, kini saatnya kedelapan remaja itu mendapat hukuman mereka.
"Hadap kemari kalian." Ucap Ibu Desi. Sudah capek bertemu terus dengan Eternity 2.0 yang memang hobi sekali datang telat.
Dengan patuh, semuanya pun membalikkan tubuh mereka.
"Kenapa lagi kali ini bisa telat?" Tanya Ibu Desi.
"Itu buk, tadi Lucas katanya sakit perut di tengah jalan." Jawab Leon, siswa yang berdiri di samping Lucas.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY?
Teen FictionAwalnya semua berjalan baik-baik saja. Tapi mengapa? Seiring dengan berjalannya waktu, persahabatan yang sudah terjalin begitu lama, bisa retak begitu saja. Apakah mereka sudah mengerti arti sebenarnya dari sebuah persahabatan? Apakah selama ini, me...