9 (maaf dipa cantik)

445 63 19
                                    

🍭🍭🍭

🍭🍭🍭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

"Den. Gue masuk"

Setelah mengetuk pintu, Seongwoo masuk ke dalam ruang baca yang ada di lantai bawah; dekat dengan ruang kerja milik Daniel.

"Gue bawain lo makan"

"Gue udah makan di kantor tadi"

"Boong lo"

"Tapi gue ngga laper Dip"

"Tapi lo harus makan. Dua suap ya?"

Seongwoo berjalan mendekati Daniel yang sedang berdiri di dekat jendela," Den, satu suap aja, please."

Daniel berbalik. Dia duduk di sofa diikuti Seongwoo yang mengekor di belakangnya sembari membawa nampan berisi bubur ayam dan segelas teh tawar hangat.

"Satu suap aja. Please"

"Lo kan dusta. Nanti habis satu suap pasti gue bakal disuapin lagi"

Seongwoo terkekeh," Den, dia ngga akan berani nyentuh gue, percaya deh."

Daniel menghela nafas. Jemarinya bergerak. Membelai wajah Seongwoo yang memerah. Kedua pipinya juga basah. Di sana, terlihat jelas jejak air mata yang belum sepenuhnya mengering.

"Damn. Gue bikin lo nangis. Sorry"

Seongwoo menggeleng. Dia menyodorkan sendok ke depan mulut Daniel dan mau tidak mau, laki-laki yang masih mengenakan setelan jas lengkap itu membuka mulut; menerima suapan bubur ayam.

"Makanya, jangan bikin gue khawatir. Tolol"

"Dia tiba-tiba ke kantor. Gue kaget, makanya gue buru-buru ke sana gara-gara ditelpon kak Arin"

"Terus dia bilang apa?"

Tanya Seongwoo sembari menyuapi bubur ayam lagi.

"Cuma say hi. Basa-basi nanya kabar dan nanyain kabar lo"

"Gitu doang?"

"Sama minta maaf dan dia mau ketemu sama lo buat minta maaf secara langsung. Tapi cuma kalian berdua dan gue langsung emosi"

Seongwoo terkikik geli dan hatinya seketika menghangat. Ternyata, Daniel begitu mengkhawatirkan dirinya.

"Lo khawatir banget ya sama gue?"

"Yaiyalah Dip. Dulu, lo hampir mati ditangan Jihan"

"Inget gue. Lo nangis sampe pingsan, hahaha"

"Ya bayangin aja. Waktu itu gue baru sadar kalo gue sayang sama lo, bukan sebagai temen, tapi lebih dari itu dan asal lo tau, gue waktu itu mau nembak lo di rooftop hotelnya Papah"

"Yaudah Den. Udah, yang lalu-lalu, yaudah. Toh kita sekarang berdua, hidup bareng, seatap, bahagia"

"Gue ngga mau kedatangan Jihan ngerusak bahagianya gue sama lo"

"Ngga akan. Jihan udah berubah. Gue yakin. Bukannya dia udah nikah juga kan?"

"Ngga jaminan Dip. Nikah bukan patokan seseorang buat berubah ke arah yang lebih baik"

"Lo ngedoain yang bener dong. Eh, buka mulut lo," dan ini suapan ke tiga yang Seongwoo berikan. Daniel yang duduk dihadapannya itu hanya menurut.

"Dia terobsesi sama gue dan pengen lo mati"

"Itu dulu. Gue yakin, sekarang udah ngga"

"Tapi, gue ngga ngebolehin lo ketemu dia. Apalagi cuma berdua. Ngga akan"

Seongwoo mengangguk," maap-maap aja nih, gunanya ada bodyguard buat apa ya?"

"Oh iya ya. Kok gue goblok"

"Dari gue keluar kantor tadi, ada mobil yang ngikutin gue, kampret emang lo. Ngomong kek, kalo lo sewa bodyguard buat gue"

"Maaf Dipa cantik. Maaf"

"Den. Satu suap lagi"

"Ngga. Gue ngga butuh makan. Gue butuhnya pelukan. Cepet," Daniel merentangkan kedua tangannya dan Seongwoo tanpa membantah masuk ke dalam pelukan hangat Daniel setelah meletakkan mangkuk bubur ayam ke nampan.

🍭🍭🍭

credit pict : brilio.net

TBC

Married | Ongniel (❌)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang