23 (lo bales dendam?)

202 25 24
                                    

🍭🍭🍭

Pagi hari dimana Seongwoo bangun tanpa ada Daniel di sebelahnya. Otomatis bibir tipisnya langsung mencebik. Ujung kakinya dihentakkan pada ujung kasur," anjing si Raden, ngambeknya belum kelar, gue sepong tititnya ntar makin ngambek, gue sosor bibirnya pasti ngehindar kaya semalem, bangsat."

Seongwoo kesal sendiri. Dia menarik nafas panjang kemudian dia keluarkan secara perlahan. Dengan malas, dia turun dari ranjang menuju kamar mandi. Niatnya mau keramas, biar nanti Daniel mencium rambutnya menguar aroma strawberry dan vanilla.

Dan hampir setengah jam Seongwoo berada di dalam kamar mandi, kini dia sudah tampil rapi. Mengenakan celana pendek berwarna abu-abu dan kemeja kebesaran milik Daniel yang berwarna putih. Leher dan pergelangan tangannya tak lupa dia semprotkan parfum. Setelah rambutnya tersisir rapi, dia keluar dari kamar menuju dapur berharap Danielnya ada di sana.

Dan benar, sosok yang diharapkan ada di sana. Di depan penggorengan entah sedang membuat apa. Diam-diam Seongwoo tersenyum. Berjalan pelan, mendekat pada Daniel dan dia lingkarkan lengannya yang kurus di perut Daniel," morning."

"Hm"

"Lo masih ngambek Den?"

"Menurut lo?"

"Dih najis"

"Lo pikir gara-gara ngewe semalem paginya gue udah ngga marah sama lo gitu?"

"Yaudah, ayo ngewe lagi"

"Heh, gue ngga semurah itu ya. Lo pikir gue mau sama lo cuma gara-gara ngewe doang?"

"Galak banget anjing"

"Mulut lo"

"Udah ah diem," ucap Seongwoo sembari mengusap-usap perut Daniel," ini rencana ngambeknya mau sampai kapan?"

"Ngga tau"

"Nyiksa gue tolol"

"Biarin lah. Lo juga sering nyiksa gue"

"Lo bales dendam?"

"Iya. Puas lo?"

Daniel berbalik. Menatap Seongwoo yang juga menatapnya.

Cup

Seongwoo tanpa aba-aba melayangkan kecupan di bibir Daniel.

"Apaan sih kecup-kecup"

Cup

Kecupan kedua di hidung Daniel.

Cup

Kecupan ketiga di dagu Daniel.

Cup

Kecupan ke empat di pipi kiri Daniel.

"Heh. Ngga bisa ya gue diginiin"

Seongwoo menahan tawa kemudian melanjutkan kecupannya di pipi kanan Daniel, kemudian keningnya dan berakhir di bibirnya lagi.

"Dipaaa"

"Apa?"

"Diem ah"

"Ngga mau"

"Nanti gue ngga jadi ngambek"

"Hahaha"

"Diem Dip"

Lalu Seongwoo maju satu langkah. Menarik Daniel untuk dia dekap," kangen gue sama lo, ngambeknya udahan dong Den."

"Lo nyebelin suka seenaknya sendiri"

"Gue kan udah minta maaf"

"Jangan diulangi lagi"

"Dimaafin nih?"

"Iyalah. Udah dikecup satu muka"

"Mau nambah ngga?"

"Apanya?"

"Kecupnya"

"Emang boleh?"

"Boleh. Mau dikecup di mana?"

"Di sini"

Tunjuk Daniel pada bibirnya dan tidak berselang lama Seongwoo menghujani bibir Daniel dengan kecupan-kecupan lembut.

"Bentar, kok bau gosong?"

"Astaga. Telor gueeee"

Daniel buru-buru mematikan kompor dan menatap nanar pada telur yang warnanya menghitam.

"Gosong"

"Hahahaha"

"Jangan ketawa"

"Lo lucu"

"Lo lebih lucu"

"Sini, gue gorengin telor ceplok"

"Buruan, laper"

"Iyaaa. Sabar"

Dan berakhir Daniel yang memeluk Seongwoo dari belakang sembari Seongwoo menggoreng telur untuk sarapan.

🍭🍭🍭

credit pict : pinterest

Married | Ongniel (❌)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang