aku percepat ya alurnya, takut kalian bosan! keep enjoy!
"PAK! SUPIR RUMAH BAPAK TELFON, ISTRI BAPAK MAU MELAHIRKAN!" seru resepsionis begitu membuka pintu, mulutnya langsung terkatup saat mengetahui bahwa bosnya tersebut sedang melaksanakan rapat.
Mattheo yang tadinya tengah memperhatikan sekertarisnya presentasi langsung berdiri dan melepas kacamatanya. "Angel, kamu teruskan rapat ini. Saya harus nyusul istri saya," katanya.
"Pak, ini rapat penting. Yang hadir bukan tamu biasa,"
"Hari ini istri saya mau melahirkan, Angel. Gak mungkin saya gak ada di sisinya."
"Pa—"
"Silakan, pak Mattheo. Kami bisa datang lusa untuk rapat ulang. Saat ini keluarga lebih penting, selamat atas kelahiran anak kedua, Pak." Kata klien nya tersebut.
Mattheo tersenyum lalu mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan yang langsung di balas ramah. Mattheo langsung membuka jasnya, lalu keluar dari ruang rapat. "Kalau ada yang cari saya buat hari ini, bilang aja saya sibuk." Katanya lalu masuk ke dalam lift menuju basement.
Mattheo membuka mobilnya dan langsung menancap gas meninggalkan basement. Perasaannya campur aduk, ia benar-benar menantikan kelahiran putranya ini. Iya, anak keduanya ini berjenis kelamin laki-laki.
20 menit kemudian, dia sampai di rumah sakit setelah menelepon ART rumahnya, menanyakan keberadaan Jennie. Mattheo masuk ke dalam rumah sakit dengan berlari, ia berhenti di resepsionis.
"Permisi, ruang bersalin ada di mana ya?"
"Ah, bapak lurus aja nanti belok kanan. Disana letaknya,"
Mattheo mengangguk, "Terima kasih." Katanya lalu berlari.
Sampai ia berhenti di depan ruang bersalin, sudah ada supirnya dan Arin. Setelah mengetahui keberadaan daddy nya, Arin berlari kecil lalu memeluknya.
"Dad.. bunda kesakitan.." katanya sambil menangis.
Mattheo memeluk dan menenangkan putri kecilnya, "Iya."
"Tadi bunda nangis, dad. Arin takut bunda sakit.." katanya lagi.
"Bunda gak sakit, Arin. Itu kan di dalam perut bunda ada bayi. Bayinya mau keluar, makanya bunda kesakitan." Katanya.
Arin tenang.
"Arin tunggu disini sama pak Andri ya, daddy mau nemenin bunda." Kata Mattheo.
Arin mengerti, ia mengangguk.
Mattheo membuka pintu ruang bersalin tersebut, sudah ada Jennie yang berbaring sambil menangis. Belum ada dokter.
"Loh? Dokternya kemana?"
Jennie geleng-geleng, "Nanti kesini kalo udah pembukaan sepuluh. Aku baru pembukaan dua katanya. Mas.. sakit.." katanya sambil menangis.
Mattheo mengusap-usap perut Jennie, "Adek, keluar yuk. Bundanya kasian itu, sampai nangis." Katanya di dekat perut Jennie.
YOU ARE READING
duren - lty [au] ✔
Fanfiction"kalo dudanya kayak om theo mah saya siap dinikahin sekarang juga." taeyong ft jennie