(xii) duren ; surprise

2.6K 486 102
                                    

Dua hari berlalu setelah kejadian itu..

"OM!" Seru Jennie, ia menerobos masuk ke dalam ruang kerja Mattheo tanpa tata cara. Mulutnya tertutup rapat saat melihat ruangan Mattheo ramai dengan beberapa orang yang duduk di sofa panjang. Jennie tersenyum bodoh lalu kembali keluar dari ruangan itu. Ia kembali menutup rapat pintu kamar Mattheo dan bersandar di pintu ruangan itu. Sumpah, jantungnya berkecamuk, dia malu.

Masih berusaha menenangkan jantungnya, dan masih bersandar di pintu ruangan itu, tiba-tiba pintu ruangan di tarik dari dalam, dan ya.. tubuh Jennie terjatuh ke belakang.

"EEEEHH! Aduh!" Pekiknya.

Sekarang dia menjadi pusat perhatian. Jennie memilih untuk pura-pura pingsan, sedikit menutupi rasa malunya.

"Astaga, ya ampun pak, anak siapa ini?" Seru salah satu karyawan.

"Ayo bawa ke ru—"

"Gak usah. Biar saya aja yang urus, kalian kembali aja ke ruangan masing-masing." Kata Mattheo datar.

Setelah di rasakan langkah kaki menjauh, Jennie mengintip dengan satu matanya. Setelah semua orang, terkecuali Mattheo pergi, Jennie membuka matanya cepat lalu menghembuskan nafasnya lega. "Huft.. aduh sakit banget pantat gue.." gumamnya.

Jennie menoleh ragu ke seseorang yang berdiri tegak, ia mendongak lalu tersenyum bodoh. Lagi. "Hehe, om.. gak mau bantuin aku bangun?"

Mattheo tak menjawab, pria itu justru kembali masuk ke ruangannya cuek. Jennie langsung bangun dan mengekor. Jennie langsung duduk manis di atas meja Mattheo, lalu tersenyum manis seolah-olah tak pernah melakukan kesalahan apapun.

"Om.." panggil Jennie.

"Om.." panggilnya lagi.

"Om Theo," lagi.

Masih cuek.

"Daddy.." panggilnya lagi, kali ini Mattheo bereaksi, dia menoleh, meskipun hanya menoleh cuek.

"Om aku mau jelasin sesuatu," katanya.

"Kamu bisa turun gak dari meja saya?"

Jennie tersenyum lalu menggeleng. "Gak bisa."

Mattheo memilih duduk di kursinya, Jennie turun dan berpindah duduk diatas pangkuan Mattheo. "Om, dengerin aku mau jelasin yang kemarin.."

"Saya dengerin."

"Kemarin itu gak kayak yang om liat. Dia itu temen aku—"

"Temen? Duduk pangku-pangkuan?"

Jennie langsung membekap mulut Mattheo, "Tar dulu dong! Dengerin dulu sampe selesai."

Mattheo kembali diam.

"Dia itu namanya Dirgantara. Dia itu gay, kemarin aku begitu karena aku tau dia gak bakalan nafsu juga sama aku. Orang modelan Mia Khalifa aja dia gak nafsu, apalagi aku yang begini." Katanya lagi.

"Oh," sahut Mattheo.

Jennie meraih tasnya, lalu merogoh sesuatu. "Aku punya surprise buat om," kata Jennie.

Mattheo hanya diam sambil memperhatikannya. Jennie menarik tangan Mattheo, lalu meletakkan kotak hadiah di telapak tangan Mattheo.

"Ini apa?"

"Buka aja."

Mattheo membukanya, terdapat kertas.

Happy birthday!

Dear Mattheo,

Happy birthday ya, aku di kasih tau Arin hehe ><.. emang ya, om itu baperan, masa gitu aja ngambek, Arin bilang om sampe nangis.. lebay

Harapan aku buat om, semoga tetep jadi best daddy ever, dan juga coming soon jadi suami yang baik buat aku.. hehe malu

Maaf gak bisa kasih hadiah yang gimana-gimana, aku cuma bisa kasih, ada di bawah surat ini.

Mattheo menarik ujung bibirnya kecil, dia tersenyum meskipun samar. Namanya juga Mattheo, gengsinya besar. Mattheo meletakkan surat yang sudah ia baca di meja, lalu meraih surat lainnya di bawah surat itu.

Hehe om..

Aku hamil udah enam minggu, coming soon to be a daddy again >< xoxo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku hamil udah enam minggu, coming soon to be a daddy again >< xoxo

Mattheo menatap Jennie tak percaya, matanya terus beralih pada surat lalu wajah Jennie. "Jen, serius?"

Jennie tersenyum malu, "Iya.."

Mattheo memejamkan matanya sambil menghembuskan nafas lega, dia memeluk tubuh Jennie erat. "Oh shit.. saya kira kamu bakalan ninggalin saya."

Jennie tersenyum, sampai ia merasakan pundaknya basah. Tak lama terdengar isak tangisan kecil, "Om nangis?"

Mattheo mengangguk pelan, "Saya bener-bener takut kehilangan kamu. Saya bener-bener takut kamu ninggalin saya, taunya kamu datang bawa gambar usg bayi kita.."

Mattheo semakin mengeratkan pelukannya.

Lalu menggendong Jennie untuk duduk di meja. Mattheo memandang perut Jennie yang  mulai sedikit buncit. Memang hanya terlihat sedikit. Mattheo mengusap perutnya lembut, "Shalom baby.." katanya lembut.

Jennie tersenyum, Mattheo mendekatkan wajahnya pada perut Jennie, lalu mengecupnya beberapa kali. Jennie mengangkat wajah Mattheo, lalu mengusap air matanya yang masih menggenang di pipi. Jennie mengecup kedua mata itu yang memerah. Mattheo tersenyum tipis lalu mencium bibir Jennie lembut.

Mattheo melepaskannya sepihak, lalu mengusap bibir Jennie. Menghapus salivanya yang ada di sana. Lalu berdiri, "Ayo."

"Ayo kemana?" Tanya Jennie.

"Kita urus pernikahan kita. Harus secepatnya," katanya lalu menurunkan Jennie dari meja dan menarik tangan Jennie keluar dari ruangan.

» duren

note ;

maaf ya pendek dulu

duren - lty [au] ✔Where stories live. Discover now