Sejujurnya kenapa aku ngambil nama karakternya tu Savana karena terinspirasi dari lagu band indie yg satu ini.
Dengernya tu tenang banget terus tiba2 aku pingin aja buat karakter wanita yg hangat senyaman melihat hamparan yang luas~
Aku suka banget lagu dari mereka mostly menenangkan.
Hopefully enjoy this story with this lovely song.***
Maafkan kami mbak, jadwal interviewnya sudah berakhir dua setengah jam yang lalu, dan para pimpinan juga semua sudah pada bubar. Jadwal interviewnya kan sudah ditentukan pukul 10.00 pagi tadi, jadi apabila ada keterlambatan maka anda juga tidak memenuhi salah satu dari kriteria kami. Dan juga kami tidak mungkin mengatur jadwal interview ulang hanya untuk satu orang saja, itu akan sangat tidak adil bagi yang lainnya.Savana menunduk lesu sambil berjalan keluar dari perusahaan tersebut. Ia tak kuasa menepis segala kesedihan yang ada dihatinya, walaupun belum tentu lulus meski ia bisa mengitkuti interview tersebut, tapi setidaknya ia sudah mencobanya terlebih dahulu dan bukan seperti sekarang ini, yang bahkan bisa dikatakan bahwa ia kalah sebelum berperang.
Sambil merekatkan sweater coklatnya, yang ia gunakan untuk menutupi pakaiannya yang penuh dengan cipratan darah, savana berjalan sampai ke halte dan memilih duduk untuk menunggu angkutan umum selanjutnya. Ia tahu apa penyebab ia tidak bisa mengikuti interview itu. Savana tahu betul, tapi ini tidak bisa dijadikan alasan dan menganggap bahwa yang ia lakukan salah karena ia juga melakukan sesuatu yang benar.
Kebutuhan ekonomi yang mendesak pun membuat Savana harus bekerja keras untuk membantu perekonomian keluarga. Savana merupakan anak sulung dan sudah pasti beban itu ditumpukan kepadanya. Ia tahu interview tadi adalah salah satu kesempatan untuknya, tapi siapa yang tahu akan jadi seperti ini.
Yang kau lakukan sudah benar Savana. Jangan pernah menyalahkan dirimu atau pun menyesalinya. Anggaplah itu sebuah suratan takdir yang tuhan berikan padamu, dan kita tidak akan pernah tau ada hikmah apa dibalik itu.
M y G i f t B o x
Cklek...
Bunyi pintu yang menandakan masuknya seseorang kedalam ruangan serba cat putih itu, yang sangat khas dengan bau antiseptic dan benar saja Alres lah yang merupakan cucu kesayangan Lila yang masuk kedalam ruangan itu.
Mereka adalah 2 mahkluk yang sebenarnya saling menyayangi satu sama lain dan tidak bisa di pisahkan. Lila atau Omanya itu merupakan pusat hidup Alres sementara Alres merupakan sumber kebahagiaannya Lila. Hanya saja mereka sering menunjukkan kasih sayang mereka dengan cara yang aneh.
Kedua orang tua Alres sudah meninggal dikarenakan kecelakaan lalu lintas dengan Alres yang saat itu masih berusia 4 tahun. Dari peristiwa mengerikan itu kedua orang tua Alres meninggal ditempat dan hanya Alres yang selamat. Ia sangat mengingat kecelakaan itu namun karena saat itu Alres masih sangat kecil dan tidak telalu lama menghabiskan waktu bersama kedua orang tuanya membuatnya hanya mengingat bahwa Oma dan Opanyalah kedua orang tua dia saat ini.
"Eh.. wanita keriputku sudah bangun rupanya" sahut Alres santai sambil menutup pintu.
"Kau inii... jadi, kau mau aku tidur selamanya begitu! Tentu saja aku sudah bangun, lagian aku tidak bisa tidur nyenyak karena disini sangat membosankan Alres, dan juga kenapa kau lama sekali datangnya?" cerewet Lila.
"Sebenarnya aku sudah sampai sini satu jam yang lalu Oma, tapi aku harus menjumpai dokter irfan dulu." Jawab Alres sambil melepaskan jasnya serta menghempaskan dirinya ke sofa.
"Apa katanya?" tanya Oma.
"Mau kabar baik atau yang buruk dulu ni ?"
"hah!.. ada yang buruk juga?" tanya Lila khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Gift Box
RomanceKetika seorang wanita TUA nya itu mengamanatkan sebuah perintah, maka Alres sudah tidak punya pilihan lagi. Ia lemah terhadapnya! Menikah dengan seorang wanita asing yang bahkan tidak pernah dikenalinya sekalipun bukanlah pilihan yang menyenangkan...