Setelah pertengkaran Stella dan Luna usai, Stella tidak melihat adanya tanda tanda jika ia dan teman temannya akan mendapat hukuman. Itu berarti pertengkaran tadi tidak sampai ke telinga para guru. Mungkin yang menjadi saksi pertengkaran mereka takut atau malas melaporkan kejadian yang sudah sering terjadi itu, dan Stella bersyukur akan hal itu. Jika saja para guru tahu, pasti pihak sekolah akan memanggil orang tua siswa terkait.
"Jelmaan setan kayak dia ternyata masih berani sama gue!" Stella mendengus keras keras sambil menendang mejanya. Kini mereka telah kembali ke kelas. Tidak mungkin juga mereka menetap di kantin karena kondisi hati Stella yang sedang tidak baik. Selain karena perkataan Luna, hati Stella juga sedang tidak baik baik saja karena Reynald dan Yuri.
"Harusnya lo injek perutnya!"
"Gue tadi diem aja, nunggu giliran buat nyiram dia pakai jus alpukat gue yang sengaja gue hemat buat siram dia!"
"Harusnya ada yang rekam, terus gue viralin. Biar mampus itu setan!"
Tidak hanya Stella, ketiga teman Stella pun ikut kesal dengan Luna. Gadis tukang cari perhatian itu selalu mencari masalah dengan mereka, terutama Stella. Entah karena iri atau dendam pribadi, intinya Luna selalu ingin berada di atas Stella dan selalu menjelek jelekkan Stella. Jika sudah mencari masalah dengan Stella, itu berarti juga mencari masalah dengan tiga teman Stella.
"Saran kalian bagus. Next time kita bikin rencana kayak gitu. Sekalian juga bikin kapok dua dayang dia!" Ucap Stella dengan tatapan penuh dendam. Di dalam kepalanya sudah terngiang rencana rencana jahatnya dan teman temannya yang akan dia gunakan untuk memberi Luna pelajaran.
"By the way tadi gue lihat anak baru di sebelah Leo." Ucap Laura sambil bertopang dagu.
"Nih anak masih sempet sempetnya ngelirik ke pacarnya." Cibir Raya tak habis pikir. Sepertinya Laura memiliki radar yang dapat mendeteksi dimanapun keberadaan Leo. Di suasana tegang seperti tadi pun masih bisa ia menyadari keberadaan kekasihnya.
"Ngiri aja lo! Mangkannya punya pacar!" Sinis Laura. Karena menjadi satu satunya yang memiliki pacar di antara tiga temannya membuat Laura selalu dicibir. Mereka iri atau bagaimana?
"Ganteng nggak? Siapa tahu bisa gue gebet." Ucap Felicia sambil menyengir, membuat matanya semakin menyipit.
"Jelek."
"Ganteng."
Dua jawaban muncul dari Raya dan Laura. Mendengar jawaban Raya yang jauh dari apa yang dilihatnya tadi membuat Laura melotot kesal.
"Lo kan nggak lihat? Kok bisa bilang dia jelek? Percaya deh kalian berdua, si anak baru itu ganteng banget."
"Gue pernah lihat kok. Emang jelek anaknya."
"Bacot lo Ray, udah diem aja deh lo dasar tukang bual!"
Stella dan Felicia hanya menjadi penonton saja. Biarkan dua gadis itu saling berdebat. Felicia memutuskan untuk tidur, karena semalam ia hanya tidur selama 4 jam. Sementara Stella memutuskan untuk tenggelam di media sosial. Mata gadis itu melotot marah saat melihat sebuah video yang muncul di beranda aplikasi TikTok-nya.
"Anjing si Yuri!" Teriak Stella frontal hingga hampir satu kelas menoleh ke arahnya. "Gue kutuk siapapun yang upload video ini! Anjing!" Teriak gadis itu lagi.
"Apa kalian lihat lihat?!" Mata Stella bertambah melotot kepada teman teman satu kelasnya yang menatapnya. Mereka pun memutuskan untuk mengalihkan pandangannya, tidak mau berurusan dengan Stella yang selalu Mario sebut ratu ular.
"Kenapa sih nyet?" Tanya Felicia tidak senang karena tidurnya terganggu.
"Lihat nih!" Dengan emosi Stella melemparkan ponselnya begitu saja ke tengah meja. Gadis itu sama sekali tidak menyayangkan ponsel keluaran terbarunya yang harganya selangit!
KAMU SEDANG MEMBACA
About Stella
Ficção AdolescenteAuristella, gadis yang mampu membius semua orang dengan pesona mematikannya. Gadis yang biasa dipanggil Stella itu nampak memiliki hidup yang sangat sempurna. Stella adalah gadis yang cantik, pintar, berbakat, kaya, terkenal, dan memiliki sosok ibu...