23-Berdua-

1 1 0
                                    

Aileen sudah rapi membereskan peralatan tulisnya seperti buku, bolpoin dan tak lupa juga ponsel serta laptopnya ke dalam tas. Sesekali meninjau ke kolong meja, apakah masih ada barangnya yang tertinggal atau tidak. Sungguh Aileen tak mau lagi jika malam-malam datang ke sekolah. Sudah kapok dirinya bertemu dengan saudara Rapunzel.

Berbeda dengan dirinya, ketiga sahabatnya masih saja bermalas-malasan, tidak membereskan peralatan tulis mereka.
Walida yang tidur, Sofia yang masih mencatat, dan Ala yang pastinya sibuk berfoto ria.

"Kalian nginap di sekolah? Kalau iya, soalnya gue mau pulang," seru Aileen yang sudah siap dengan tas di gendongan belakang.

"Tungguin kita dong Ai, lo mah gak asik," ujar Ala mulai membereskan barang-barang nya.

"Makanya cepetan. Itu Walida bangunin! Pia lo cepetan dikit nulisnya," titah Aileen yang tak sabar menunggu ketika sahabatnya yang super lambat.

"Kalian duluan aja, catatan gue masih banyak. Gue bisa pulang sendiri," ucap Sofia yang masih fokus pada tulisannya.

"Makanya jam belajar ya belajar! Jangan nge_acc melulu kerjaan lo," gerutu Aileen.

Sofia hendak melayangkan bolpoin nya ke arah Aileen. Tapi mengingat bahwa bolpoinnya hanya satu, Sofia mengurungkan niatnya. "Hampir aja gue lempar lo Ai, untung ingat gue cuma punya satu bolpoin."

"Wal bangun! Ayok pulang! Ih tas gue bonyok lo jadiin bantal!" cetus Ala mengangkat kepala Walida tanpa belas kasihan.

Walida dengan malas mengangkat kepalanya. Tidurnya masih belum puas, sudah diganggu oleh Ala. " Ini kepala ya, bukan kelapa. Yang seenak jidat lo main angkat-angkat," ujar Walida dengan wajah lempengnya.

"Gak ada sesi ngomel Wal, beresin alat tempur sekolah lo!" perintah Aileen yang membantu membereskan barang-barang Walida.

"Iya Ai, iya," pasrah Walida ikut membereskan barangnya.

Ketiganya sudah siap untuk pulang. Tak lupa mereka merapikan meja dan bangku terlebih dahulu.

"Itu si Jomah gak pulang," ujar Walida menunjuk Sofia yang masih berkutik dengan bukunya.

"Dia nyelesaikan catatannya dulu katanya," seru Ala.

"Pia kami duluan ya," pamit Aileen sambil melambaikan tangannya pada Sofia.

"Iya, hati-hati guys," ujar Sofia yang melambaikan tangannya juga.

"Hai sayang," sapa Raymon dari balik pintu dan dibelakang juga terdapat tiga sahabatnya.

Walida menghembuskan nafasnya kasar. "Ketemu makhluk astral ini lagi," keluh Walida.

"Gue gak mau ketemu lo, gue mau ketemu calon istri gue," cetus Raymon.

"Pulang bareng?" tebak Aileen menatap Raymon.

"Pastinya dong Ai, aku kesini mau ngajak kamu pulang bareng. Yuk!" ujar Raymon langsung menarik tangan Aileen.

"Gue duluan ya La, Wal," seru Aileen berpamitan pada Walida dan Ala.

"Hm, hati-hati Ai. Awas pulang tinggal nama, soalnya yang ngebonceng kelihatannya bawa motornya kayak mau ngajak mati," sindir Walida kepada Raymon.

Ala memukul bahu Walida pelan. Mengingatkan sahabat satunya itu untuk tidak ceplas-ceplos dalam berbicara. "Hus! Gak boleh ngomong gitu Wal!"

"Kita ditinggalin nih bos ceritanya!" seru Yogi.

Raymon membalikkan badannya, menatap ketiga sahabatnya jengah. "Lo pulang bertiga lah, sekalian tuh sama dua cewek gesrek," cetus Raymon kemudian membawa Aileen pergi ke parkiran.

Kapten Buaya DaratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang