Angin berhembus sepoi-sepoi menerbangkan helaian rambut Aleena. Aleena memejamkan matanya, merasakan tiupan angin yang menembus kulitnya hingga terasa dingin. Sesekali membenahi poninya yang terasa menghalangi mata.
Duduk di balkon kamar bersama dengan sahabat dekatnya, Jeff. Matanya sesekali terbuka, mengarah pada benda pipih yang digenggamnya.
Jeff mulai jengah, sudah lebih dua jam Jeff menunggui Aleena duduk di balkon kamarnya. Sejak dari pulang sekolah Aleena menjadi pendiam, tidak ada satupun kata keluar dari mulut Aleena. Jika berbicara pun Aleena menggunakan bahasa isyarat, yang membuat Jeff harus memutar otak untuk memahaminya.
"Lo kenapa sih Al? Ngomong dong sama gue, jangan diam mulu," ujar Jeff yang sudah tidak tahan dengan kondisi Aleena.
Aleena menghembuskan nafasnya kasar. "Gue ..." Aleena menjeda ucapan. Menarik nafas dalam, kemudian menghembuskannya pelan. "Gue galau Jeff," ucap Aleena sendu.
"Alhamdulillah, akhirnya gue gak ngerasa bicara sama patung hidup lagi," seru Jeff mengusap wajahnya dengan telapak tangannya.
Aleena dengan santai mencubit perut Jeff, hingga mendapat sebuah ringisan dari Jeff.
"Aww!"
"Rasain! Makanya jangan ngatain gue!" cetus Aleena mengerucutkan bibirnya. Ngambek.
"Gimana gue gak bilang lo patung hidup. Lo nya dari pulang sekolah diam mulu," cibir Jeff sambil mengelus perutnya yang dicubit oleh Aleena.
"Kan, gue udah bilang kalau gue lagi galau," seru Aleena.
Jeff memutar badan Aleena untuk menghadapnya. "Siapa yang buat lo galau? Biar gue jadiin seblak tuh orang!" seru Jeff sambil memegang bahu Aleena erat.
"Raymon," tutur Aleena pelan sambil menunduk,memainkan jari-jari tangannya.
"Gue bakal datangin tuh human! Dia udah bikin lo galau!" cetus Jeff hendak pergi.
"Jangan!" teriak Aleena menahan tangan Jeff.
Jeff mengisyaratkan tanda tanya pada Aleena.
"Lo dengerin dulu penjelasan gue, kenapa gue galau?" seru Aleena mencoba menahan emosi Jeff. "Ini masalahnya sepele kok Jeff," lanjut Aleena.
Jeff menarik tangan Aleena, membawa Aleena duduk bersama di balkon kamar. Duduk mereka sekarang saling berhadapan. Jeff sudah siap siaga menjadi pendengar setia curhatan Aleena.
"Apa masalahnya?" tanya Jeff yang sudah seperti orang tua mengintropeksi anaknya.
"Raymon dari kemarin gak ada kabar. Gue udah coba hubungin, tapi gak diangkat sama Raymon. Gue chating juga gak dibaca," keluh Aleena mengadu pada Jeff.
"Positif thinking dulu Ai, kemungkinan dia sibuk," ujar Jeff memberi pengertian pada Aleena.
"Sesibuk-sibuknya Raymon, dia pasti sempetin buat hubungin gue. Raymon gak pernah kayak gini sebelumnya ...."
Jeff memijit pelipisnya, bingung akan menjawab apa lagi kepada Aleena.
"Kenapa ya sama Raymon Jeff?" tanya Aleena dengan nada sedih.
"Mungkin dia gak ada kuota sama pulsa kali," tutur Jeff ngasal.
"Sembarangan banget lo ngomong! Dia kaya!" cetus Aleena geram memukul lengan kekar Jeff.
"Aduh, gue jadi puding," keluh Aleena tiba-tiba, memijiti jidatnya.
Krik krik krik
Jeff memasang wajah lempengnya menatap Aleena. Aleena yang ditatap pun kebingungan, Aleena salah apa?
"Lo kenapa?" tanya Aleena yang penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten Buaya Darat
Humor"Ai,"panggil Ray lembut. "Apa!"Bentak Aileen dengan nafas nya yang menggebu-gebu dan wajah merah padam. "Aku bisa jelasin semuanya,kamu jangan marah-marah dulu.Bawa bertenang Ai." "Udah gak usah jelasin lagi!Kamu selingkuh kan?Ngaku?!"Bentak Aileen...