T E R P U T U S
Ada napas yang tersenggal hingga sesal yang tidak bisa di tinggal. Ada waktu yang tak kunjung semu dan rindu yang berubah menjadi jemu . Ada beberapa orang yang pergi ada juga yang kembali . Ada beberapa gemerlap cahaya dan ada juga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jilsan
bentar lagi temen gue otw
Mata gue melotot membaca pesan yang di kirimkan jilsan beberapa waktu lalu. Gue ketiduran, dan itu udah satu jam lebih. Gila bisa-bisanya gue ketiduran padahal lagi nunggu orang .
Sedikit gue buka tirai jendela yang sengaja gue tutup, saat tirai terbuka mata gue langsung menemukan mobil Rubicon warna putih yang terparkir di depan kost gue yang gue yakini milik orang yang punya tottebag ini. Gue menghela napas pelan buru-buru keluar buat nyamperin orang yang namanya Raharja itu.
Pelan gue ketuk kaca mobilnya,gue sempat ragu kalo ini bukan mobil milik Raharja karena orang yang di dalam gak ada pergerakan atau sekedar menyahuti panggilan gue. Tapi ternyata, saat kaca mobilnya sedikit demi sedikit turun gue bisa merasakan rasa keraguan gue tiba-tiba hilang.
Mata gue sedikit naik sekedar untuk melihat wajah orang yang namanya Raharja ini. Sebentar gue merasa terpana melihat bagaimana paras ayu seorang laki-laki terpatri di wajahnya ,rambut hitamnya yang mulai memanjang di biarkan oleh Raharja begitu saja .
"Maaf"
"Maaf"
Gue mengatupkan bibir gue serapat mungkin saat merasakan suasana yang tiba-tiba berubah menjadi canggung, sebenarnya hal ini gak harus terjadi sekarang tapi mau bagaimana lagi. Suara pelan nya tiba-tiba menginterupsi gue yang lagi sibuk natap dia seintens itu.
Gue malu.
Raharja ketawa"bukan , harusnya saya yang minta maaf"
Gue ngangguk singkat"emang harusnya gitu sih"
Suara tawa mulai kembali terdengar di telinga gue , tawanya cukup riang untuk ukuran orang asing yang ketemu lagi setelah beberapa hari.
Jujur saja, gue orangnya terlalu blak-blakan dan frontal. Bisa saja gue itu orangnya pendiam atau bahkan terbilang lemah kalo dilihat dari luar,tapi ternyata semua itu cuma cangkang. Sifat asli gue itu kebalikan dari semua sifat luar gue. Yang membedakan hanyalah gue yang sulit memulai sesuatu dengan orang baru.
Gue cenderung bilang apa yang ada di pikiran gue tanpa memikirkannya lagi.
"Jadi?"tawa nya mulai mereda"saya boleh bawa handphone saya sekarang?"
Sebelum gue menjawab pertanyaan Raharja,gue udah di kagetkan dengan Raharja yang keluar dari dalam mobilnya. Gue mundur beberapa langkah saat Raharja udah berdiri tepat di depan gue.
Lagi-lagi gue selalu di buat terpana oleh style modisnya Raharja. Meski hanya memakai kaos hitam berlengan pendek dan juga celana jeans seperti waktu di bus,kali ini Raharja terlihat berbeda karena wajahnya tidak tertutupi oleh masker berbentuk apapun. Tangan gue terulur memberikan tottebag milik Raharja bersamaan dengan tangan gue yang menerima tottebag milik gue yang di ulurin oleh Raharja.