7

195 46 1
                                    

Keesokan harinya

Ji Hyo sudah bersiap dengan mengenakan hanbok dan semua perlengkapan pribadinya untuk dibawa ke Istana. Dia didandani seanggun mungkin bak Putri Kerajaan.
Dia harus tinggal di Istana lebih awal untuk mendapat pelatihan acara pernikahannya, bersama Tae Hyung dia akan memenuhi janji mendiang kakeknya.

Ayah Ibu dan adik Ji Hyo mengantar Ji Hyo ke depan pintu sebelum Ji Hyo berangkat, kedua orang tuanya memandangi Ji Hyo penuh haru, sementara Ji Hyo merasa khawatir saat akan meninggalkan rumah. Rumah yang sejak ia lahir menjadi tempatnya untuk pulang, dan menemukan kebahagiaan bersama adik dan kedua orang tuanya.

Ji Hyo memandangi adiknya, lalu mengacak acak rambut adiknya hingga membuat adiknya marah

"Heiii... aku sudah merapihkan rambutku agar terlihat bagus didepan kamera".
Protes adiknya.

Ji Hyo tersenyum.
"Kamu jangan nakal, dengarkan apa kata ayah dan ibu, dan juga rawat kamarku baik baik".

"Tentu saja, kamarmu yang seperti kapal pecah itu pasti akan rapih setelah aku tempati"

Ji Hyo lalu beralih ke ayah dan Ibunya yang sudah memandanginya sejak tadi.

"Jangan sedih ayah, ibu, aku baik baik saja" ucap Ji Hyo sambil tersenyum pedih.

"Ibu tidak sedih, ibu hanya terharu melihat putri ibu akan menikah".

"Benar nak, kamu harus memperhatikan dirimu baik baik disana. Jangan sampai terlambat makan, dan istirahat yang cukup". Ucap Ayahnya memegangi pundak Ji Hyo.

Situasi menjadi haru setelah ayahnya memberi pesan itu pada Ji Hyo, wajah Ji Hyo berubah masam.
Lalu petugas istana membuka gerbang rumah Ji Hyo dan diluar gerbang terlihat banyak wartawan yang sedang meliput kejadian ini.

Lalu petugas istana membuka gerbang rumah Ji Hyo dan diluar gerbang terlihat banyak wartawan yang sedang meliput kejadian ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Puluhan wartawan dan flash kamera, lambat laun akan membuat Ji Hyo terbiasa. Ji Hyo memandangi satu satu kamera yang diarahkan kepadanya. Dia melangkah perlahan keluar dari gerbang, sementara ayahnya masih mengenggam tangan Ji Hyo erat. Ji Hyo menoleh, dan meminta ayahnya untuk melepas tangannya karena dia benar benar akan pergi sekarang.

"Andwaeeee...." gumam ayah Ji Hyo begitu pegangan tangan itu terlepas, ibu Ji Hyo menahan ayah Ji Hyo agar tidak mengikuti Ji Hyo keluar.

"Ji Hyo...."
Gumam ayahnya lagi melepas kepergian anaknya.

Ji Hyo dengan langkah perlahan masuk ke dalam mobil istana dan melambaikan tangan pada ayah dan ibunya.

Seketika tangis ayah nya pecah melihat putrinya akan dibawa pergi, ayah Ji Hyo berlari ke gerbang untuk mengejar Ji Hyo namun disaat yang bersamaan mobil Istana melaju meninggalkan tempat itu.

"Ayah... ayah...."
Ji Hyo memukul mukul jendela mobil yang sudah tertutup rapat melihat ayahnya mengejar dirinya.

Namun dia tidak dapat kembali, keputusan yang dia ambil kini harus dia jalankan.

Princes Hours (Kim Tae Hyung , Park Ji Hyo, Jeon Jung Kook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang