10

170 41 7
                                    

Keesokan paginya Ji Hyo dan Tae Hyung menikmati sarapan di meja makan utama istana mereka. Ji Hyo dan Tae Hyung duduk berhadapan dengan seluruh makanan tersedia dihadapan mereka. Ji Hyo mulai menyantap sarapannya seperti biasa, hingga ponsel Tae Hyung tiba tiba berdering dan menghentikan aktivitas sarapan mereka.

Tanpa memikirkan keberadaan Ji Hyo, Tae Hyung menjawab telepon itu.

"Ya.... Ohh tidak, dia tidak disini" ucap Tae Hyung lalu melirik Ji Hyo.

Entah apa yang ditanyakan oleh penelpon itu, namun Ji Hyo paham dirinya lah yang di maksud.

"Benarkah? Oke baiklah, sampai ketemu nanti". sambung Tae Hyung lagi lalu menutup ponselnya, dia melihat Ji Hyo yang memandanginya sejak tadi. Kedua mata bulatnya seolah menerkam Tae Hyung yang tak mengerti dengan keadaan itu.

"Ada apaa? Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Tae Hyung.

"Apa itu Tzuyu?"

"Bukan urusanmu"

Ji Hyo meletakan sumpitnya di meja, rasa laparnya mendadak menghilang.

"Bagaimana bisa ini bukan urusanku? Kamu melirikku saat menjawab telpon itu"

"Menikah ataupun tidak, aku akan selalu menjawab telepon. Dan alasan aku melirikmu karena ada nasi di dagumu"

Dengan cepat Ji Hyo menyeka dagunya, wajahnya memerah karena malu.

"Kenapa kamu menginginkan kita pindah ke istana lain jika aku saja disini seperti patung bagimu. Aku tidak lebih baik dari sebuah benda yang digunakan saat dibutuhkan saja"

"Apa yang sebenarnya mau kamu katakan?" Tae Hyung terlihat kesal dan ikut meletakan sumpitnya di meja.

"Aku... Aku hanya merasa tidak bahagia..." ucap Ji Hyo pelan dan menundukan pandangannya.

"Bukankah kamu yang menikahi ku karena uang? Kenapa kamu tidak merasa bahagia untuk itu?"

"Apa katamu?" Ji Hyo menatap Tae Hyung lagi karena merasa terhina dengan ucapan Tae Hyung.

"Aku mendengar kamu memohon pada Ibu Ratu untuk memperbaiki kondisi keuangan keluarga mu jika kamu setuju menikah denganku. Aku benar benar tidak menyangka kamu adalah gadis yang memperhitungkan segalanya. Bagaimana perasaanmu setelah melihat rekening pribadimu? Apa kamu tidak senang?"

Ji Hyo merasa terkejut, hingga nafasnya terengah engah.

"Bicaramu seperti pria sejati" Ucap Ji Hyo mengeram kesal.

"Kenapa? Apa kamu marah padaku?"

"Tidak perlu, makan saja makananmu"

"Sepertinya kamu benar benar marah, kenapa? kenapa kamu marah padaku?"

"Jika bisa, aku ingin menyumpal mulutmu dengan pasir". Ji Hyo bangkit.

"Benar.... kenyatannya aku memang setuju menikah denganmu karena uang. Kamu puas?"

Kali ini giliran Tae Hyung yang merasa terkejut.

"Benar, aku senang saat melihat rekening pribadiku, dan kondisi keluargaku saat ini benar benar membaik. Aku senang, cukup senang dengan itu" tiba tiba mata Ji Hyo berkaca kaca, dia tak mampu menahan emosi nya saat Tae Hyung menyinggung tentang hal ini.

Perasaan Tae Hyung berubah sendu melihat Ji Hyo yang begitu marah dan emosional padanya.

"Kamu tau? Aku adalah orang yang terjebak dalam situasi ini, terjebak dalam istana ini demi keluargaku, aku akan melakukan apa saja untuk mereka meskipun aku tidak menemukan kebahagiaan sedikit pun disini"

Princes Hours (Kim Tae Hyung , Park Ji Hyo, Jeon Jung Kook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang