22 - Morning With A Different Soul

786 130 26
                                    

Suara kicauan burung memenuhi Indra pendengar, sedangkan kedua netra itu menatap ke mana rombongan burung-burung itu terbang ke arah pepohonan besar di samping Apartemen yang hanya bersisakan ranting tanpa satu daun------karena sudah memasuki musim gugur, udara mulai mendingin, tidak sedikit gadis itu mengelus bahunya yang sedikit mengigil karena dingin. Hidungnya terasa perih saat udara dingin memenuhi Indra penghidu, gadis itu bersin sampai tiga kali. Namun masih setia berdiri, selagi menunggu matahari terbit kepermukaan.

“Baiklah, aku amnesia.” gumam gadis itu dalam hening ruangan kamar, bersidekap dengan pucuk hidung yang memerah karena dingin. Gadis itu melihat cahaya oranye mulai muncul kepermukaan. Indah sekali, namun tidak dengan pikiranya yang kacau. Rasanya, isi kepalanya kosong. Ia tidak mengingat apapun, terlebih saat sebelum kembali dari rumah sakit Ibu menyuruh Jungkook untuk membawa dirinya ke Apartemen mereka. Sungguh? Jungkook adalah tunanganya? Tapi, bagaimana bisa?

Menghela nafas berat, selagi berbalik ke belakang. Melihat ruangan kamar miliknya tidak di dapati bingkai foto apapun untuk membatu pemulihan ingatanya, bahkan sandi ponselnya sendiri ia tidak tahu. Jungkook berkata siang nanti lelaki itu akan membantu membawa ponselnya ke tempat service. Dan ini sudah menunjukan pukul enam pagi, di mana matahari sudah terbit sepenuhnya dan hanya bersisakan Eun Bi dengan pikiran kosong dengan segala pertanyaan, hingga gadis itu tidak bisa tidur dengan lelap, akibat segala pertanyaan yang memutar-mutar di kepala.

Perut miliknya terasa pedih, Eun Bi memilih untuk ke dapur melihat apakah ada makanan yang bisa mengganjal perutnya yang lapar. Namun, yang di temukan gadis itu hanyalah lemari gantung yang kosong, lemari pendingin yang hanya berisikan telur juga berberapa makanan ringan seperti Snack, dan berberapa minuman berkarbonasi. Mengingat sakit lambung miliknya bisa saja kambuh jika tidak segera memakan nasi, gadis itu buru-buru menggeleng. Selagi memeriksa lemari bawah, dan ia bersyukur karena menemukan sekarung beras di sana.

Nasi goreng, tidak buruk. Eun Bi akan memasak nasi terlebih dahulu, selagi menghangatkan minyak untuk memasak omelette.

Selagi mengocok telur, gadis itu melamun sebentar------masih mempertanyakan kemana keberadaan Minhyun, juga Ayah yang tidak pernah ia lihat semenjak ia tersadar dari koma. Kemana kedua pria itu? Kenapa Eun Bi tidak pulang saja ke rumah, padahal Eun Bi belum sembuh sepenuhnya, walaupun di rumah atau tidak ia sama saja tidak pernah di perdulikan. Setidaknya, ia tidak merepoti diri Jungkook yang terasa asing baginya. Mereka hanya bertunangan, bukan menikah. Tapi kenapa mereka bisa tinggal satu atap layaknya sepasang suami istri. Setidaknya di rumah, ada pelayan atau Ibu bisa memanggilkan dokter untuk datang seperti ia sakit lalu-lalu. Di sini, mereka tinggal berdua. Dan Eun Bi merasa Jungkook tidak sepenuhnya bisa menjadi tempat ia bergantung.

“Bau gosong apa ini?” tanya seseorang, membuat Eun Bi terpecah lamunanya, dan melihat minyak yang berada di pan sudah menghitam dengan kepulan asap memenuhi ruangan. Buru-buru gadis itu mematikan kompor, dan membuka jendela lebar-lebar untuk menetralkan ruangan yang penuh dengan asap sampai membuat dada sesak. Melihat diri Jungkook yang berdiri di depan meja makan tanpa menggunakan atasan dan hanya memakai boxer membuat gadis itu sedikit berdeham pelan, kemudian menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. “A-ah, maafkan aku. Aku lapar, tapi saat ingin memasak omelette aku melamun secara tidak sadar. Jadi, minyaknya gosong.”

Jungkook diam, dengan alis bertaut. Membuat Eun Bi merasa bersalah entah karena apa, mungkin ia berpikir jika Jungkook tidak segera memanggilnya mungkin dapur ini akan kebakaran, atau lebih parah lagi mungkin satu Apartemen ini akan terbakar akibat tindakan bodohnya. Melihat Jungkook yang menatapnya sulit, membuat Eun Bi di rundung rasa bersalah teramat. “A-aku akan melanjutkan masak lagi, kau tidak perlu khawatir. Aku tidak akan membuat dapurmu kebakaran, kau tenang saja. Oke?”

Antagonis✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang