9 - The Beginning Of The Problem

604 122 46
                                    

Ketukan sepatu pada lantai marmer terhenti seiringan diri Eun Bi melirik ke segala penjuru ruangan Cafe, semenjak Eun Bi menginjakan kaki miliknya di Cafe semua para pengunjung menatap ke arahnya sekaligus berbisik-----gadis itu hanya melirik sebentar, kemudian melangkah anggun menuju meja kasir. Tampak gadis yang di gelung surainya dengan memakai topi seragam Cafe tersenyum selagi mengasih minuman juga struck belanjaan yang baru saja di pesan. Eun Bi menunggu saat Soo Ah menyadari sendiri keberadaanya, gadis itu terlihat terkejut saat menemukan diri Eun Bi yang berada dua langkah di depan dengan senyuman sinis tidak terlupakan, dapat ia lihat mata Soo Ah bergetar takut dan terkejut.

“Bukankah dia cucu dari perusahaan terkenal di sekolahmu.” tanya Ji Eun yang kebetulan teman satu shift kerjanya untuk hari ini, gadis itu menyenggol lengan Soo Ah selagi memuji diri Eun Bi yang sangat sempurna dan menawan. Sementara Soo Ah hanya tersenyum tipis menanggapi, selagi berpikir keras ada perlu apa Eun Bi datang ke tempat kerja miliknya.

“Ada yang bisa saya bantu?” tanya Ji Eun, membuat Soo Ah sedikit menyingkir dari kasir-----mulai sibuk pada minuman apa yang ingin Eun Bi pesan, selagi melirik keduanya berbicara pandangan Eun Bi berhenti tepat ke arahnya. “Bisa kau antarkan pesananku nanti, dan kita bicara sebentar.”

Soo Ah hanya mengganguk, membuat Eun Bi kembali tersenyum kecil ke arah Ji Eun, dan melangkah menuju meja yang berhadapan langsung pada jalan raya. Ji Eun menatap diri Eun Bi dari kejauhan selagi tersenyum-senyum kagum, sedangkan diri Soo Ah sudah siap dengan pesananya menghembus nafas berat. Ji Eun menyenggol lenganya pelan, selagi menunjuk ke arah Eun Bi yang di seberang sana sibuk dengan ponsel miliknya. “Ternyata dia cantik sekali, astaga bagaimana bisa ada orang secantik dan sesempurna dia. Kau beruntung berteman denganya, dia rendah hati sekali ingin datang kemari hanya untuk mengunjungi temanya yang sedang berkerja.”

Soo Ah mendengus dalam hati, teman? Apakah Eun Bi benar-benar temannya, jelas tidak. Dalam kasus ini Soo Ah hanyalah kacung bagi Eun Bi, Soo Ah menanggapi perkataan Ji Eun dengan senyum tipisnya, selagi permisi untuk mengantarkan pesanan milik Eun Bi. Jantung miliknya semakin berdebar kecang saat tiga langkah lagi ia benar-benar sampai di hadapan gadis itu, nampan di gengamanya bergetar kuat hingga mendarat tepat di atas meja di hadapan Eun Bi yang sekarang mulai menaruh ponsel di samping nampan setelah menyadari kehadiran Soo Ah, tidak lupa tersenyum manis ke arah Soo Ah yang sekarang semakin gugup pada kemungkinan terbesar yang akan di lakukan oleh Eun Bi. Apa gadis itu akan memperlakukannya dengan buruk di tempat berkerjanya, atau gadis itu akan mencari kesalahannya untuk di laporkan kepada bos kerjanya?

“Hei, duduk.” kata Eun Bi, masih dengan senyum yang terukir manis di bibirnya. Soo Ah tahu, di balik itu Eun Bi sudah merencanakan sesuatu yang buruk padanya. Karena, Eun Bi bahkan tidak pernah tersenyum saat di kelas, gadis itu lebih banyak diam dan berbicara saat membahas pelajaran. Jadi, mendapatkan senyum yang secerah dan selebar ini membuat Soo Ah tidak yakin apakah Eun Bi benar-benar tersenyum tulus padanya tanpa bermaksud jahat sedikitpun, Soo Ah duduk tanpa membalas senyum milik Eun Bi-----raut wajah gadis itu lebih ke datar dengan mata bergetar ketakukan. Memindahkan gelas ke meja, dengan nampan kosong ia peluk di depan dada dengan pesarasaan resah.

Eun Bi menyesap coklat hangat yang sebelumnya ia pesan, sesekali melirik ke arah Soo Ah yang sekarang menundukan pandangan dengan raut resah yang terlalu ketara-----melihat itu Eun Bi kembali mendudukan cangkir miliknya, kemudian tertawa sembari menutup mulutnya. “Kenapa kau terlihat ketakukan, hm?”

Tidak ada balasan apapun dari Soo Ah membuat Eun Bi terkekeh pelan, membuat Soo Ah menatap ke arah Eun Bi dengan mata yang berkaca-kaca menahan tangis, melihat itu Eun Bi menghentikan tawa miliknya, kemudian menunjukan cincin di jari manis miliknya. “Jungkook adalah tunanganku, sekarang.”

“Lalu?” balas Soo Ah dengan mata yang berani selagi berbicara ke arah Eun Bi, bahkan setelah berita pertunangan di umumkan satu sekolah dan termasuk Soo Ah sudah tahu jika Jungkook adalah tunangan Eun Bi, sedangkan Soo Ah berpikir keras------kenapa di antara banyak murid yang mendapatkan besiswa, kenapa harus dia yang mendapat kelas yang sama dengan Eun Bi. Dan menjadi sosok korban dari kekejaman Eun Bi yang sering kali membuatnya di permalukan di depan umum. Mendengar kata yang sangat tegas dari gadis di depannya membuat Eun Bi menghentikan senyumanya, kemudian menatap jengkel ke arah Soo Ah. “Jauhi dia, atau foto di bar aku sebar. Kau tentu tahu, setelah foto ini tersebar kau akan mendapatkan panggilan dari komite sekolah karena berkerja di club' malam dengan dirimu yang masih di bawah umur. Atau, lebih buruk lagi kau tidak akan mendapat pekerjaan apapun-----terkecuali, kau mengikuti jejak Ibumu untuk menjadi seorang jalang.”

Antagonis✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang