7 - Indifferent

608 117 38
                                    

Bibir tipis milik Eun Bi tidak pernah lepas untuk tersenyum, terlebih gadis itu sekarang berjalan ke arah Su Jin yang duduk bersama Jimin juga Taehyung. Kedua lelaki itu masih menampakan raut wajah dingin, Eun Bi pikir mungkin Taehyung dan Jimin masih marah kepadanya terlebih acara saling memasang cincin tadi dapat ia lihat sorot mata Taehyung meredup ke arahnya, oleh itu Eun Bi meninggalkan panggung sejenak demi menuju ke arah meja yang telah di tempati para sahabatnya.

"Terima kasih telah datang." kata Eun Bi sedikit menyapa dengan senyum canggung, Jimin hanya memutar bola malas. Sedangkan Taehyung bangkit dari duduknya, melirik ke arah Jimin dan Su Jin kemudian-----seolah tidak melihat presensi Eun Bi di depannya. "Aku pamit pulang lebih dulu."

Lelaki itu melirik ke arah Eun Bi sejenak, kemudian berbalik arah melangkah meninggalkan tempat, Jimin yang melihat itu ingin segera menyusul Taehyung namun Eun Bi mencegah lebih dulu, gadis itu mengangkat sedikit gaun miliknya kemudian berjalan tergesah ke arah pintu keluar. Pemandangan itu tidak hanya membuat binggung Jimin dan Su Jin, namun juga diri Jungkook yang sendari tadi berbincang dengan Ayah Eun Bi. Alisnya berkerut samar saat Eun Bi berjalan menuju pintu keluar yang ia yakini Taehyung baru saja keluar dari sana, dan kenapa Eun Bi harus mengejar lelaki itu.

Apa Eun Bi memiliki suatu hubungan khusus dengan Taehyung?

***

"Tae." panggil Eun Bi dengan suara yang tersendat karena kelelahan mengejar lelaki itu menggunakan gaun yang berat juga hels yang tinggi, lelaki bermarga Kim itu berbalik dengan malas.

"Kenapa pulang secepat itu, kau masih marah padaku?" tanya gadis itu dengan nada pelan, membuat Taehyung yang berdiri di hadapanya menghembus nafas berat-----Eun Bi mungkin tidak tahu seberapa patah saat melihat gadis itu tersenyum bahagia setelah memasangkan cincin di jari manis milik Jungkook, Taehyung tidak ingin bertindak egois untuk terus melakukan aksi merajuk tanpa henti untuk membiarkan diri Eun Bi sendiri menebak kenapa ia bisa semarah ini, Taehyung marah pada perasaanya yang telah melewati batas dari kata sahabat yang telah mereka ucapkan.

"Tidak, aku hanya butuh waktu." perkataan ambigu yang di lontarkan oleh Taehyung mendapat kerutan samar di dahi milik Eun Bi, gadis itu tidak mengerti kenapa Taehyung bertindak seolah-olah ia marah karena telah terkhianati, bahkan sebelumnya mereka tidak ada hubungan apapun selain bersahabat-----marah Taehyung tidak wajar, terlebih Jimin bahkan masih sempat bertanya tentang diri Eun Bi yang ingin di antar pulang atau tidak kemarin walaupun Eun Bi tahu lelaki bermata tipis itu kecewa padanya, Jimin marah namun lelaki itu tidak menghindarinya, dan Taehyung sangat menghindarinya terlebih tatap mata terluka yang selalu lelaki itu tampakan padanya, mengandung arti lain di pikiran Eun Bi, apakah lelaki itu memiliki perasaan lebih atau hanya sekedar terluka karena marah atas kebohongan Eun Bi.

Satu telapak tangan telah mengengam lenganya lembut, Eun Bi melirik ke arah samping menemukan diri Jungkook sedang menatap ke arahnya dengan mata yang berkata seolah mereka harus kembali ke dalam untuk menyambut berberapa tamu, Eun Bi melirik sekilas ke arah Taehyung yang masih berdiri kaku di sana, gadis itu hanya mengganguk mengikuti ke arah mana diri Jungkook membawanya-----meninggalkan diri Taehyung yang matanya sudah berkaca-kaca menahan perih di dada, saat menemukan cincin yang melingkar manis di jari manis milik Jungkook dan Eun Bi.

Kenapa bisa serasi dan sesempurna itu, hingga membuat jantung milik Taehyung di pacu kuat oleh rasa cemburu.

***

Menguap pelan, Eun Bi melirik ke arah Jungkook yang sibuk membuka kata sandi apartemen, gadis itu hanya mengendus pelan karena setelah acara pertunangan selesai dan mereka di antar untuk ke tempat tinggal yang baru-----lelaki itu menatap sinis ke arahnya dengan tatapan benci, sebenarnya lelaki itu ingin sekali pintu ini terbuka dengan cepat setelah itu ia bisa mencaci-maki dengan teriakan kuat ke diri Eun Bi yang masih saja menampakan raut datar seolah tidak ada satu kesalahan yang membuat lelaki itu kesal bukan main.

Antagonis✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang