Ft Felix of Straykids and Yeosang of Ateez
Gemerlap lensa kamera selalu menghujam di tiap langkahnya, bagai semut yang mengerubungi gula. Banyak orang mengelukan peduli terhadap gestur, mimik muka, bahkan pasal kegiatan sebelum tidurnya pun merupaka...
Minggu, berteman wangi semerbak kembang sakura yang elok nan manis warnanya aku terduduk di sebuah kafe tema kucing menanti sosok ayu yang pertama kalinya bisa aku bingkai figurnya oleh tiap indra milikku. Fantastis siang bolong, kupikir itu isapan jempol, tetapi agaknya kini aku mencabut ibu jari dari mulutku, dikarenakan kejadian hari ini. Kencan bersama idola, ya ampun aku penggemar paling beruntung di jagat pesilatan K-Pop. Bukan hanya sehari, melainkan sepuluh hari minggu bersama aku dapatkan!
Kafe daerah Myeongdong ini bernama Cat Cafe, menyuguhkan kucing sebagai kawan bermain selagi menikmati kudapan dan minuman. Tempat ini seharusnya riuh oleh pengunjung, tetapi khusus kencan bersama Marina, ruangan ramai kucing berseliweran ini disewa untuk satu setengah jam ke depan—kencan ini bukan konsumsi publik, bagaimanapun momentum itu hanya milikku sebagai pemenang undian. Setidaknya kuharapkan durasinya dihitung kala Marina telah duduk di seberang meja.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Annyeong," sapaku ramah ketika seekor kucing bulu putih merambat naik dan bersimpuh nyaman di atas pangkuanku. Di antara kucing-kucing yang ada, baru kucing inilah yang berinisiatif ramah sekali. Aku pula tak memaksakan jikalau saudaranya ogah interaksi padaku, mungkin mereka sedang lelah. Aku membelainya, halus nan lembut perlakuanku agaknya menyentuh nuansanya terlena kenikmatan sehingga kucing manis ini terlelap dalam.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Annyeonghaseyo," Aku mendongak, terlihat sosok kemayu tersenyum padaku. Marina telah tiba rupanya, aku tak perlu mendeskripsikan detail, satu ungkapan sudah mewakili persepsi ku padanya, dia begitu indah secara nyata. "Maaf sekali, saya terlambat. Kamu pasti sudah menunggu lama, Yongbok-ssi,"
Wah, namaku disebutnya ... aku merasa bangga seketika. "Annyeonghaseyo, Jeoneun Lee Yongbok imnida. Ban-gapseumnida, jalbuthak deurimnida" Aku membungkuk badan, kendati tak bisa beranjak sebab tak ingin mengganggu si putih dalam pangkuanku.
*Halo, Saya Lee Yongbok. Senang bertemu denganmu, mohon bantuannya.
"Ah, ne ... Ban-gawoyo Yongbok-ssi, jeoneun Jung Marina imnida." Marina turut membungkuk memperkenalkan dirinya formal padaku, dengan senyum tak luntur sejak pertama kusadari presensinya. Ah, bisa-bisa aku diabetes sebab lengkungan manis Marina.
*Ah, ya ... Senang bertemu denganmu juga, Yongbok-ssi, saya Jung Marina.
🌺🌺🌺
"Kamu suka wafel whip cream, Yongbok-ssi?" Di tengah santap Marina menegurku, dan seperti yang dikatakan idolaku ini aku sedang mengunyah wafel topping whip cream vanilla, bertabur bubuk kayu manis.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Iya, aku suka sekali. Ini favoritku, Marina-ssi." Aku tersenyum simpul, yang disambut kikikan olehnya. Dia menurunkan kucing berbulu corak kelabu-putih dari rengkuhan lengan kanannya, sedangkan aku masih setia membiarkan si putih bersemayam hangat dalam pangkuanku. Marina membuka ransel kecilnya, mengeluarkan sebotol cairan bening lalu disemprotkan di tapak tangannya dan ia mengeluarkan lagi dua carik tisu basah dari tasnya.
"Pantes kamu sangat antusias makan, sampai krimnya berantakan begini." Marina beranjak, mendekati mengikis jarak lanskap meja kotak yang membatasi kami. Aku membisu, napasku tersendat sesaat, begitu jemari lentiknya lihai mengusap sudut bibirku di mana letak kekacauan yang kini disyukuri eksistensinya. Jangan bertanya, aku pun tak tahu wajahku menunjukkan roman apa, pastinya pipiku memanas begitu menghidu aroma manis dari parfum Marina, dan kedekatan wajah kami yang barangkali sejengkal tangan saja.
Tubuhku seringan bulu yang rasanya daku terbang ke awang-awang!