Ft Felix of Straykids and Yeosang of Ateez
Gemerlap lensa kamera selalu menghujam di tiap langkahnya, bagai semut yang mengerubungi gula. Banyak orang mengelukan peduli terhadap gestur, mimik muka, bahkan pasal kegiatan sebelum tidurnya pun merupaka...
Minggu keempat, tidak begitu lancar nasib kencanku dan Marina. Di malam membiru, aku mangkat dari bangunan karaoke yang seyogianya tempat kebersamaan kami. Semilir angin musim semi menggelitik dedaunan dan kembang yang subur rimbun di pohon-pohon sepanjang jalan pedestrian. Aku ogah pulang, malas meladeni kelakar Yeosang Hyung lebih tepatnya lelaki itu pasti mengajak minum-minum yang terselubung keusilan tiada tara.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Akhirnya aku berlabuh di warung tenda, berteman makgeoli³, sundae⁴, dan rempala ayam pedas ... ah, nikmatnya dunia. Aku menyeruput mangkuk kuningan berisi cairan putih makgeoli, lalu menyumpit rempela ayam; membiarkannya tercacah kecil dalam mulutku sembari anganku melayang pada kandasnya kencanku. Andai saja terjadi, malam ini akan penuh nuansa merah jambu, nantinya aku tentram nyenyak terlelap dikala bertemu kasur.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌸🌸🌸
Sakura putih gemulai tertiup angin, menyapu kesunyianku jika aku tak sendiri di jalanan ini. Pukul sepuluh, aku berniat pulang usai dua jam berkecimpung santap malam. Aku memejam netra, langkah konstan dengan kepala mendongak meresapi nuansa. Dersik dedaunan, derap kaki, sinkronisasi antar dunia fisik berintegrasi.
"Akh!"
Aku sontak terusik oleh vokal melengking dari jalanan yang kulalui. Temaram lampu menghiasi berjajar kira-kira sepuluh meter jauhnya, jelas arah pandangku tak begitu awas oleh suatu hal di satu damar berikutnya. Oke, aku tengah merutuk menyesali, kedamaian kelam membiru berbalik menjadi mencekam, aku benci kondisi ini.
Seketika aku teringat Yeosang Hyung, mengapa pula aku urung ke rumah hanya karena ejekan dan keusilannya? Setidaknya itu lebih baik, daripada aku tiba-tiba bertemu orang jahat di sini. Ampun, aku belum menyelesaikan kencan bersama Marina, malah terpampang sikon begini! Perlukah aku pulang naik taksi?
Selangkah aku mundur, masih waspada terhadap arah depan ... tiga langkah kuambil lagi, masih senyap tergolong normal. Hendak berbalik, tetapi aku mendengar derap langkah di depanku. Demi Tuhan, aku sempat-sempatnya kebelet pipis! Sumpah, paranoiaku kambuh dan kepalaku berisik sekali!
"Yongbok-ssi?"
Aku tercekat, kulihat figur Marina jarak lima meter yang memapah—agak menyeretnya—sosok lelaki tak sadarkan diri, terlebih pipi kanannya ada bercak darah dan tangan kanannya selain menyandang lengan lelaki itu, juga memegang alat kejut listrik yang berfungsi sebagai pertahanan diri. Aduh, pening rasanya dan benakku berseru keras, jika sosok anggun yang dikagumi ini rupanya dalang keributan suara tadi.
"Kamu sedang apa di sini?" tanyanya.
Napasku memburu, wajahnya yang bak air danau tenang turut mengganggu pikiranku menjadi-jadi. Rasa gemarku padanya hilang, berganti oleh tidak niscaya lindungan diri sendiri. Tanpa membalas aku berbalik, sekonyong-konyong melesat tak peduli dia mengejar atau tidak.
Aku masih ingin bernapas besok pagi!
. . . TBC
Glosarium
3. Makgeoli : Minuman alkohol khas Korea.
4. Sundae : Sosis darah korea
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.