Akhirnya update 😭🤣
Maap yah, aku sibuk jarang buka sosmed gengs ✌Yaudah selamat membaca ❤
***
"Kamu mau bicarain apa? Penting banget kayaknya sampe nyuruh saya ke ruang kerja."
Sekarang mereka memang ada di ruang kerja Zul. Tepatnya duduk berhadapan pada sofa di ruangan itu.
"Saya mau bicarain soal El."
"Oke. Saya juga mau bahas El."
Alis Zul hampir bertaut. Tak menyangka kalau mertuanya juga mau membicarakan suatu hal.
"Kalau begitu Abi dulu."
"Kamu dulu! Kamu yang ngajak saya duluan."
Baiklah, Zul tahu kalau dia tak akan menang. Jadi memang harus bicara lebih dulu.
"El gak mau sekolah."
"Saya bisa lihat itu. Udah tiga hari dia di rumah."
"Iya. Abi tau kenapa?"
"Kamu gak tau?"
"Dia gak mau cerita ke saya. Tapi saya tau kalau dia masih merasa cemas dan takut."
"Mungkin karena kamu gagal ngelindungin dia."
Jleb. Rasanya kaya ada yang nusuk jantung Zul. Kamu tau rasanya dibilang gagal oleh seseorang? Ya, seperti pecundang rasanya.
"Saya memang salah," gumam Zul, kepalanya menunduk dengan helaan napas berat.
Dan di saat seperti ini, Immanuel malah menunjukkan wajah aslinya. Zul liat pria itu mencondongkan tubuh dengan manik hijaunya yang tak berkedip sama sekali. Kedua kakinya terbuka lebar dengan kedua tangan bertumpu di atas lututnya masing-masing dan jemari yang saling menggenggam.
Situasi ini membuat Zul merasa kalau Immanuel sedang menghukumnya. Bukan dengan fisik, namun psikis.
"Apa kamu pernah berpikir sejak kejadian itu, kalau saya gak ada, atau terlambat, apa yang mungkin terjadi?"
Tangan Zul mulai berkeringat, bahkan jantungnya sudah berdebar lebih cepat.
"Yang terjadi adalah saya akan hidup dalam penyesalan sampai saya mati. Atau bahkan sampai saya ada di neraka. Saya akan terus merasa menyesal karena gagal menjaga kalian."
Zul mengerjapkan mata, mendongak untuk menatap manik hijau yang menyiratkan amarah dan kesedihan.
"Zulfan, kamu sudah kehilangan El malam itu."
"Abi-"
"Kamu memang buat satu kesalahan, tapi itu sangat fatal sampai hampir membunuh cucu saya. Apa kamu pikir saya gak akan membahas soal itu?"
"Saya tau saya salah. Tapi-"
"Sekarang saya yang akan menjaga El. Kamu jangan ikut campur!"
Kedua tangan Zul reflek terkepal. Namun dia berusaha menenangkan diri dan kembali membuka kepalan tangan itu. Dia tahu, menghadapi Immanuel tidak bisa dengan emosi, apalagi kekerasan karena sudah pasti Zul akan kalah.
"El hampir dikubur di belakang bangunan yang gak terpakai. Dengan luka yang gak seharusnya anak seumur dia rasain. Dengan rasa sakit yang bahkan gak bisa orang dewasa tahan. Dan kemungkinan besar anjing liar menggali kuburannya karena gak begitu dalam. Bisa kamu bayangin itu, Zul? Saya yakin sebagai ayah, kamu ngerasain seperti apa yang saya rasain. Jadi malam itu saya gak bisa menahan diri. Saya memang menghabisi mereka semua karena mereka manusia yang gak punya akal manusia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Zul And Family
فكاهةZul season 2 Drama - Komedi #NoBlurb (Just Spoiler) Kembali mengisahkan Zul dan permasalahan dalam keluarganya yang absurd dan penuh dengan kejulidan. Cerita ini minim konflik, banyak julid dan berisi komedi khas dari karakter Zul yang gak ada duany...