Temen

42 9 9
                                    

"Halo Mah, ieu Aa'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Halo Mah, ieu Aa'. Aya naon?" ucap seorang pria begitu teleponnya tersambung. (Halo Mah, ini aa. Ada apa?)

"Naha aa make nomer Kevin? Bieu sesah pisan Mamah bade nelpon Aa' teh." jawab seorang paruh baya yang berada di seberang telepon sana. Wanita paruh baya itu heran kenapa dia sangat sulit menelfon nomer anaknya namun anaknya justru meneleponnya balik menggunakan nomer temannya. (Loh kok kamu malah nelfon pake nomernya Kevin? Tadi Mamah nelfonin kamu susah banget.)

"Teleponna nuju dipake Kevin, janten kuring nelepon nganggo telepon Kevin. Aya naon Mah?" Anak dari wanita paruh baya itu menjelaskan alasannya menelepon menggunakan handphone temannya. (Handphonenya lagi dipake Kevin, jadi aa nelfon pake handphone Kevin. Ada apa Mah)

"Mamah hoyong nyungkeun bantosan pikeun nganjang ka Ade di Jakarta, Mamah bulan ieu moal tiasa nganjang ka Adie, sabab si Teteh pan teu lila deui bae ngalahirkeun hoyong wae jeung Mamah. Aa' tiasa?" pinta wanita paruh baya itu. (Mamah mau minta tolong nengokin Ade di Jakarta, Mamah bulan ini gak bisa jenguk Ade, soalnya si Teteh 'kan bentar lagi lahiran jadi minta Mamah terus nemenin Teteh. Aa' bisa, 'kan?)

"Engke Aa' usahakeun Mah." Arthur-anak wanita paruh baya itu-tidak tau pasti bisa menjenguk adiknya itu atau tidak. (Nanti Aa' usahain deh mah.)

"Nu leres atuh A', maenya kamu teu karunya ka Ade tos 2 bulan teu aya nu nengok? Jeung engke Senen bade pindah kostan, maenya Aa' teu karunya? Pan Aa ge dinten Senen libur."  Wanita paruh itu membujuk anaknya agar mau menjenguk adiknya yang sedang berkuliah di Jakarta. (Yang pasti dong Aa, masa kamu gak kasian sama ade kamu udah 2 bulan gak ada yang tengok? Terus nanti hari Senin ade kamu mau pindahan kostannya lagi, masa Aa' gak kasian? Lagian 'kan senin depan libur.)

"Muhun mah, Aa' dinten Minggu ka Jakarta." Setelah berpikir panjang akhirnya Arthur memilih mengikuti keinganan mamahnya, padahal rencananya selama libur dia cuma ingin tidur seharian dikamar. Tapi bagaimana lagi, setidaknya besok hari sabtu dia bisa istirahat sehari. (Iya iya mah, aa hari minggu berangkat ke Jakarta.) 

"Nah kitu atuh kasepna Mamah. Kade hilapnya!" Arthur hanya bergumam sebagai jawabannya, lalu berpamitan dan menutup teleponnya(Nah gitu deng gantengnya Mamah, awas lupa!) 

"Vin, udah belum pake handphonenya? Mau dipake cari tiket kereta dulu." Jadi Arthur dan Kevin merupakan teman saat kuliah, dan sekarang pun berkerja di perusahaan yang sama. Merekapun tinggal di kontrakan yang bersebelahan.

Kevin suka sekali bermain games, tapi sementara Arthur tidak. Tapi semua games yang dimainkan Kevin, dia download di handphone Arthur, sehingga dia sering sekali meminjam handphone milik Arthur. Jika ditanya mengapa dia tidak mendownloadnya di handphonenya dia selalu menjawab karena tak ingin handphonenya penuh karena games jadi dia download di handphone Arthur. Kevin benar-benar tak tau malu.

Sebuah PerjalananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang