"Satu hal yang membuatku menyesal adalah ketika aku meninggalkanmu"--Kim Taehyung
Kehilangan adalah sesuatu yang tidak pernah Taehyung inginkan. Dalam hidupnya, memiliki seorang adik merupakan kebahagiaan terbesar. Suara tangisan anak itu saat lahir adalah melodi terindah yang pernah Taehyung dengar. Namun, siapa sangka Taehyung akan kehilangan separuh hidupnya dengan begitu cepat.
Saat Taehyung mendapati pemuda Jeon itu berlari seperti anak kecil hanya untuk permen kapas membuat Taehyung ingat akan sosok adiknya. Dan tanpa pikir panjang ia mengira bahwa pemuda Jeon itu adalah adiknya, Kim Jungkook.
"Elo--"
Namun kesadaran telah menarik pemuda Kim itu keluar. Tidak. Pemuda Jeon ini bukanlah adiknya. Maka langkah selanjutnya yang Taehyung lakukan adalah melepas cengkramannya pada lengan Jungkook. Lalu ia menghela napas untuk menyamarkan rasa sakit dibagian dadanya.
"Enggak" Taehyung menarik sudut bibirnya agar pemuda Jeon itu tidak curiga.
Jungkook menaikkan sebelah alisnya, "terus ke--"
"Dek ini permen kapasnya"
Suara penjual permen kapas itu memotong pertanyaan Jungkook.Dengan semangat Jungkook menerima dua permen kapas yang baru saja jadi.
"Terimakasih paman" ucapnya yang dibalas anggukan.
"Ini untuk sunbai"
Jungkook menyodorkan satu permen kapas dihadapan Taehyung.Tanpa pikir panjang Taehyung menerima permen kapas itu dan langsung melahapnya.
"Sesuka apa lo sama permen kapas"Pertanyaan Taehyung membuat Jungkook menghentikan aktivitasnya dalam memakan permen kapas.
"Gak tau. Pokoknya suka aja. Udah lama juga saya tidak memakannya sunbai""Berapa lama?"
Jungkook memiringkan kepalanya dengan jari telunjuk yang mengetuk-ngetuk bibir tipisnya, tampak berpikir "emmm... sudah lebih dari satu minggu"
"HAH?" Taehyung memekik dengan mata yang membola.
"Satu minggu elo bilang lama?"
Jungkook menyengir hingga menampilkan deretan gigi rapinya, "itu karena biasanya Jin hyung akan membelikanku permen kapas setiap hari. Tapi akhir-akhir ini Jin hyung tidak membelikanku karena penjualnya sedang pulang kampung"
Taehyung menggelengkan kepalanya dan terkekeg geli, "pantes pas lihat permen kapas kayak lihat doi"
.
.
."Jin hyung"
Pemuda alien itu dengan seenak hati datang memasuki Light Cafe dan langsung menyeruput kopi seokjin tanpa permisi.
"Ah hyung... pahit"
Seokjin berdecak "tentu saja pahit Tae. Itu kopi hitam tanpa gula"
"Ais, hyung seperti orang tua saja"
"Yak Taehyung-ah berhentilah bertingkah seperti Jimin. Lagi pula hyung itu belum tua kok"
"Ya ya ya. Terserah hyung saja"
"Jin hyung"
"Oh Jungkook-ah"
Seokjin agaknya sedikit terkejut akan kehadiran Jungkook yang berada disampingnya. Pemuda berparas tampan itu tidak menyadari jika Jungkook sudah berada disana sejak ia berdebat dengan Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Exchange promises
General Fiction"Aku percaya cepat atau lambat kalian akan datang" "Hyung-" "Sialan, siapa dirimu berani memanggilku hyung... dasar menjijikkan" "Jangan seret anak saya dalam masalah. Atau kamu akan keluar dari sekolah ini" "kenapa saya merasa kamu bukan orang asin...