-O7

64 24 5
                                    

Reruntuhan bangunan, cuaca mendung, angin berhembus kencang menambah kesan misterius dari daerah itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reruntuhan bangunan, cuaca mendung, angin berhembus kencang menambah kesan misterius dari daerah itu. Merasakan dinginnya angin disana saja sudah membuat bulu kuduk merinding.

Mereka menoleh ke belakang untuk mencari goa sebelumnya tapi tidak ada. Goa itu lenyap seakan tak pernah ada goa disana, dan sekarang dibelakang mereka adalah bangunan-bangunan yang runtuh.

“Kota mati.” Gumam Yena pelan agar mereka bertiga tidak mendengarnya. Kota ini sudah dijelaskan di salah satu buku yang ia baca, dan ia sudah menduga kota ini juga yang akan dijadikan sebagai tempat melaksanakan misi.

“Mengerikan, seakan tidak ada kehidupan sama sekali.” Ucap Arin.

“Memang tidak ada kehidupan sama sekali, kau pikir ada zombie disini?” Tanya Changbin.

“Jangan bicara begitu! Nanti jika ucapan mu menjadi kenyataan, kita yang akan susah!”

“Rwarggh...”




















































“Mark, jangan menakutiku.”

“Ahahahaha, dasar penakut!” Mark tertawa saat melihat Arin yang ketakutan saat itu.

“Hei bebek, kita harus kemana?” Tanya Changbin.

“A - aku tidak tau...” Gumamnya sambil menelusuri peta yang ia bawa, seakan mencari sesuatu.

“Apa maksudmu, kau tidak tau?”

“Peta ini berakhir pada goa saja, aku tidak tau apa yang harus kita lakukan setelahnya.”

Sret!

“Ck, biar aku lihat.” Changbin merebut peta yang dibawa oleh Yena.

“Hati-hati bodoh! Kau mau peta itu sobek hah?!”

“Sekarang ini hanya kertas biasa. Disini benar-benar tidak ada petunjuk. Ck, sialan.” Changbin meremat peta tersebut.

“Sobek? Ah iya!” Yena mengambil peta di tangan Changbin dan menyobek peta tersebut.

“YENA!! KAU GILA?! ITU SATU-SATUNYA PETUNJUK BODOH!!” Teriak Mark kesal.

“Hei tunggu! Jangan marah dulu, aku ingat sesuatu.” Sarkas Arin.

Mereka melihat ke bawah dimana letak peta yang sudah disobek itu jatuh. Sobekan peta tersebut tiba-tiba menyatu dengan sendirinya dan tertulis sesuatu disana.

“B - bagaimana bisa??”

“Pesan rahasia pada peta, aku mempelajari nya di kelas himbauan.” Ucap Yena.

“Ck, kelas pengecut saja bangga.” Ini Changbin yang berbicara.

Yena yang mendengarnya hanya bisa tertunduk. Sepertinya masuk ke kelas itu bagaikan kesalahan besar yang pernah di lakukannya. Ayolah itu hanya kelas, kenapa harus dipermasalahkan sih?!

[✓] 3 MISSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang