-O8

67 23 5
                                    

Hosh... Hosh... Dimana bebek itu?” Tanya Mark sambil mengatur nafas nya.

“Dia... Hosh... ada di belakang Arin tadi...”

“A - aku tidak tau!” Arin menggeleng.

Mereka bertiga akhirnya memutuskan untuk duduk dan beristirahat sejenak di... Entahlah? Hutan? Ya, sepertinya mereka tersesat di hutan.

“Ck, kita lanjutkan saja misi ini, bertiga.” Saran Mark.

“Yah, kita juga tidak membutuhkan bangsawan adopsi itu. Yena itu tidak berguna!” Sahut Changbin.

Berbeda dengan dua laki-laki itu, Arin terdiam sambil tertunduk. Ada rasa bersalah pada dirinya, tapi egonya terlalu besar.

“B - bisa kita istirahat disini? Sebentar saja... Aku kelelahan.” Pinta Arin.

“Ya, aku juga kelelahan.” Mark mengangguk setuju.

“Aku setuju. Tadi itu mengerikan. Untung saja aku tidak tertimpa reruntuhan bangunan sialan itu.” Sahut Changbin.

“Aku?”

“Jika kalian yang tertimpa, aku tidak peduli.”

“Ck, terserah kau saja pendek.”

“Apa yang kau bilang tadi?!”

Berakhirlah Mark dan Changbin saling memukul saat itu juga. Disisi lain, ada Arin yang menatap ke arah mereka datang tadi, seakan sedang menunggu seseorang.

‘Y - yena, tolong jangan mati...’

(?)(?)(?)

“T - tolong... Akh!

Yena merintih kesakitan. Kaki kirinya terjebak reruntuhan, dan ia tidak bisa menyingkirkan reruntuhan yang menimpa kakinya itu. Yang ia lakukan hanya pasrah, berharap ada seseorang yang menolongnya.

“K - kumohon...” Tanpa disadari, air mata Yena jatuh saat itu juga.

“Rwwrrr!”

Yena mendengarkan sesuatu. Bukan, menurutnya ini bukan geraman zombie atau monster. Melainkan, hewan mungkin? Apapun itu, Yena harap ia tidak sedang dalam bahaya.

“Arww!”

Seekor rubah tiba-tiba datang dari arah hutan. Rubah itu berjalan ke arah Yena dan menatap nya bingung seakan penasaran apa yang terjadi pada gadis itu.

“T - tunggu... Rubah termasuk karnivora, kan?” Pikir Yena.

“Ah tidak! Pergi huss! Jangan cium darah ku! Pergi pergi huss!” Usir Yena ke Rubah yang semakin mendekat ke arahnya.

“Pergi sana! Akh!” Yena lagi-lagi merintih kesakitan. Kakinya benar-benar sakit seolah tidak membiarkan dirinya untuk bergerak.

“Tolong pergi... Aku masih mau hidup...” Pinta Yena memelas.

Rubah itu seakan tidak mendengarkan dan malah tetap mendekati Yena. Pada akhirnya, gadis itu pasrah dan berfikir memang disinilah akhir hidupnya.

Tapi jauh dari yang Yena pikirkan, Rubah itu malah menolong Yena, menggeser reruntuhan yang menimpa kaki Yena.

Yena membuka mulutnya tak percaya, Rubah jenis apa yang sedang menolong nya saat ini? Yena menggelengkan kepalanya. Semua Rubah itu licik, menurutnya. Siapa tau setelah menyelamatkan kaki Yena, Rubah itu akhirnya memakannya.

Grraghh!

Reruntuhan itu bergeser dan Yena berhasil menarik kakinya. Darah mengalir dari goresan yang ada di kaki gadis itu, dengan sigap Yena mengambil tas nya dan mencari perban.

[✓] 3 MISSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang