Keempat

1 0 0
                                    

Setelah malam itu, Petra mengantar Abel pulang jam 9 malam dimana Bang Nolan sudah mencak mencak menyuruhnya segera pulang dan akan memberitahu bahwa ia Abel berbohong kepada Bunda karena ia Ijin membuat tugas kelompok tapi malah pergi pacaran.

Setelah itupun Bang Nolan berdiri di depan gerbang dan hanya menatap tajam mereka berdua sampai Petra pergi dari komplek rumah mereka.

Dan sekarang, minggu pagi Abel di ganggu oleh suara deringan ponselnya yang sudah berbunyi selama tiga kali. Dan pada deringan ke empat ia mengangkat ponsel itu dan mengatakan halo kepada siapapun penelepon pagi yang menyebalkan itu.

Abel mengucek matanya, dan melihat Tara dan Yuna masih tidur di atas ranjangnya, mereka berdua memang sering menginap di rumahnya.

"Ini siapa sih?" Tanya Abel masih mengumpulkan sedikit demi sedikit ke sadarannya.

"Biasain liat nama kontaknya baru jawab telpon Bell." Jawab penelepon itu membuat Abel langsung menatap layar ponselnya yang memperlihatkan nama Petra di sana.

"Lo mau ngapain sih pagi-pagi."

"Tugas pertama lo sebagai pacar ideal gue."

"Apasih ngaco, pacar ideal apaan sih."

"Cuci muka dulu Bell, lo teler atau apaan sih."

"Oke." Abel berjalan menuju kamar mandi dan membasuh wajahnya dengan air lalu kembali mengangkat telepon.

"Maksud lo yang kemaren malem itu?"

"Akhirnya lo inget."

"Oke, apa mau lo."

"Dateng ke rumah gue, bikinin sarapan. Gue laper."

"Hahh? Lo gila apa? Ngapain gue kerumah lo pagi-pagi buta."

"Kan gue mau."

"Kenapa gak kawin aja sekalian biar ada yang bikinin lo sarapan."

"Emang lo mau kawin sama gue."

"Ogah."

"Gue tunggu sejam, kita udah deal lo tadi malem."

"Gue nggak mau, gue udah ada rencana hari ini."

"Rencana apaan sih."

"Lo gaperlu tau, dealnya hari senin aja. Lo gausah ganggu hari minggu damai gue."

"Gaasik lo."

"Bodo amat, lo emang segabut itu ya, nelponin orang pagi-pagi buta."

"Cukup gabut sih kalo lo mau tau."

"Mulainya hari senin ajalah. Byee."

Setelah mengucapkan itu, Abel mematikan sambungan telepon secara sepihak, lalu kembali tidur sementara Petra menatap layar ponselnya sambil menghela nafas.

Petra kemudian turun dari ranjangnya, ia tak jadi menginap di rumah Raha tadi malam, melainkan pulang kerumahnya sendiri dan tidur di kamarnya yang sepi.

Setelah mencuci muka, cowok itu keluar dari kamarnya dan berjalan turun menuju dapur di lantai satu, di sana sudah ada asisten rumah tangga yang menawarinya untuk sarapan tapi di tolak oleh Petra dan hanya mengambil segelas air minum lalu menegaknya sampai habis.

Kemudian ia kembali kedalam kamarnya dan kembali tidur lagi di dalam selimut tebal yang terasa hangat di antara dinginnya udara pagi.

Tapi setelah sepuluh menit bergelung di dalam selimut, Petra tetap tidak bisa kembali tertidur, pada akhirnya ia memutuskan untuk mandi dan pergi saja dari rumah ini, lagipula suasana rumah ini terlalu dingin untuk ditinggali.

Let's Break Up in JuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang