Kedelapan

0 0 0
                                    

Bahkan ketika bel pulang berbunyi, Abel tetap tidak membuka suara, gadis itu hanya diam memperhatikan guru yang sedang mengajar yaitu Pak Rio, guru bahasa inggris mereka. Dan Jeremy juga tidak berani membuka percakapan melihat Abel sudah menjadi manusia minin ekpresi.

Abel membereskan barang-barangnya ketika Pak Rio berpamitan dan keluar dari kelas, hal itu juga di lakukan oleh Jeremy, ia juga cepat cepat memasukkan semua buku kedalam tasnya dan memgejar Abel ketika gadis itu bangkit berdiri dan akan keluar dari ruang kelas.

"Bel, lo ada masalah?" Tanya Jeremy menyelaraskan langkahnya dengan gadis itu.

"Ada, tapi gak usah nanya." Jawab Abel menatap Jeremy singkat lalu berbalik dan berjalan, sampai langkahnya menjauh dan tubuhnya tersamar oleh siswa yang berbondong bondong pulang.

Abel benar-benar kesal, moodnya hancur berantakan karena kelakuan Neta yang memotong kabel earphonenya tadi, ia bisa saja menerjang tubuh cewek itu jika guru tidak segera datang tadi itu, tapi untunglah ia tidak melakukan tindakan yang akan membuatnya mendekam di ruang BK selama beberapa jam dengan berbagai kemungkinan terburuk.

Dan ditambah sekarang Petra berdiri beberapa langkah di depannya, menebar senyum padahal koridor sedang ramai ramainya, Abel merutuk lalu berbelok ketika sampai di pertigaan, meninggalkan Petra yang terlihat kesal karena Abel tidak datang kearahnya melainkan gadis itu berjalan menuju toilet cewek.

Abel masuk kedalam toilet cewek tepatnya kearah watafel karena ia mau membasuh wajahnya, agar ia merasa sedikit segar tapi ekor matanya melihat cewek yang menghancurkan moodnya berjalan masuk kedalam toilet sambil tertawa bersama seorang cewek lainnya yang Abel kenal bernama Sarah.

"Wah, pantesan cowonya nunggu di luar WC ada ceweknya toh yang di dalem lagi basuh muka biar tambah cantik."

"Bacot!" Kata Abel dalam hati karena masih ingin mengendalikan diri, ia tidak mau terprovokasi karena ucapan cewek di belakangnya ini jadi ia berniat untuk keluar saja karena urusannya memang sudah selesai, tapi tiba-tiba ia rasanya ingin pipis dan membuatnya kembali merutuk. Dan bukannya keluar dari WC ia malah masuk kedalam bilik toilet untuk menuntaskan hajatnya, sepenuhnya mengabaikan dua orang yang saat ini cekikikan di luar bilik.

Ketika akan berdiri, Abel di kejuti oleh rasa dingin yang menjalar dari kepalanya, seember air di tumpahkan dari atas bilik toilet membuatnya basah kuyup, setelah semburan tadi ia mendengar suara terbahak bahak dari Neta dan Sarah karena siapa lagi kalau bukan mereka.

"HEH ANJINGGGG!!!" Teriak Abel mendobrak pintu bilik Wc dan mengejar dua cewek yang sudah berlari keluar dari Wc itu, ia berlari keluar dari Wc dan malah mendapati Petra yang menatapnya syok karena sepertinya terkejut mendengarnya mengumpat dan kondisinya yang basah kuyup.

"APA?? NGGAK PERNAH LIAT ORANG NGUMPAT??" Ucap Abel masih ngegas, ia mencari keberadaan Neta dan Sarah yang sia sia saja karena mereka sudah pasti berlari kencang.

"Lo kenapa sih?" Tanya Petra menatapnya Prihatin bagaimana tidak, seragam Abel basah kuyup walaupun sepertinya air yang membasahinya tidak kotor tapi tetap saja, semuanya basah dari ujung kepala sampai sepatunya bahkan basah.

"ANJINGGGG!!!" Umpat Abel sekali lagi membuat Petra melotot kemudian menutup mulut gadis itu.

"Siapa yang ngelakuin ini sama lo?"

"LO BUTA? TADI DUA ORANG CEWEK YANG LARI-LARIAN LO GAK LIAT?"

"Tadi gue main hp, gue nungguin lo keluar."

"Dahlah males banget ngomong sama lo."

"Lo mau pulang aja? Gue anterin yuk."

"Yakali gue pulang basah kuyup gini. Lo main di lapangan mana?"

Let's Break Up in JuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang