Ketiga

0 0 0
                                    

Abella hanya terdiam lalu kembali merebahkan tubuhnya di kasur empuk miliknya, menatap langit langit kamar lalu tersenyum.

"Beneran? Kok kalian gitu sihh." Kata Tara merenggut kepada mereka, Abel dapat melihat ekspresi Tara dari ekor matanya.

"Kok bisa?" Tanya Yuna, sekarang cewek itu juga terlihat sangat penasaran. Abel cukup kenal dengan Yuna, cewek ini jarang kepo dengan urusan seseorang tidak seperti Tara yang harus tau semua hal.

"Dia nembak ya gue jawab iya, abis ganteng sih." Jawab Abel enteng sambil tersenyum menatap Tara yang merenggut.

"Trus gue sendirian yang jomblo nih, kalian jahat banget sihhh." Tara terus berkata dengan mendramatisir.

"Pacaran aja sana Nevandra, embat aja yang paling deket." Celetuk Abel menyebut teman dekat Tara di sekolahnya yang sering mengantar Tara ke rumahnya dan membuat Abel mengenal laki-laki itu.

"Nevandra mah mungkin gak suka cewek, mana bisa." Ucap Tara lesu.

"Jangan ngomong gitu dong, nanti malah fitnah." Balas Yuna sambil terkekeh pelan.

"Oke, gausah bahas dia. Jadi siapa nama pacar baru seorang Abella sekarang?"

"Kasih tau gak ya?"

"Nyebelin banget sih."

"Iyaiya gausah gelitikin dong, seprai gue kusut nanti."

"Jadi namanya siapa?"

"Namanya Petra Andromeda, anak basket sekolahan."

"Trus?"

"Yaudah gitu aja, gue cuman tau itu aja sih."

"Really, lo pacaran tapi cuman tau namanya doang?"

"Tausih, dia salah satu playboy sekolahan."

"Kok lo pacarin yang model begitu sih?"

"Lagi mood aja, abis bosen jomblo terus. Dan dia ganteng."

"Sumpah gue gak percaya."

"Yaudah gausah percaya,"

"Ihh Abellll, ceritain donggg dia orangnya gimana gituu."

"Mana gue tau, dia cuman sering nyengir sih, biasalah ciri ciri playboy, tebar pesona mulu."

"Bukannya lo gak suka yang begitu ya?"

"Pertanyaan bagus, jawabannya simpe M.a.u A.j.a."

"Gausah sok sebel gitu, nanti jam 7 dia dateng, liatin aja sampe mata lo berdua perih."

"Beneran, mau kemana lo?"

"Check in hotel terdekat."

"Abell, serius dong."

"Paling duduk duduk cantik di cafe, kayak gak pernah pacaran aja lu berdua."

"Iyasih, trus kenapa lo belum siap siap?

"Ini baru jam empat, mending gue tidur."

"Iyasih, tapi kan lo harus dandan gitu."

"Gausah, nanti minjem hodie bang Nolan aja."

"Lo emang parah, btw adi gue liat bang Nolan di depen, kayaknya gue bakal jadi kakak ipar lo deh Bell. Dia kok makin cakep aja sih?"

"Ogah, gue mau kakak ipar yang anggun yang lemah lembut, lo mah gak kegolong."

"Gapapa, lo mah cuman adeknya, nanti gue pelet Bang Nolan sama Bunda Elina biar mau sama gue."

"Ahlak lo makin minus aja, Na lo emang gak ngajarin dia biar makin lebih baik ya."

Let's Break Up in JuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang