Barulah aku tahu aku kehilangan cinta pertamaku.
Kudapatkan patah hati pertama itu.
Patah hati yang orang bilang mengerikan itu.
Kini aku paham, mengapa ia bergelar mengerikan.Kini jelas aku berbeda.
Ibarat angin darat berganti menjadi angin laut. Mereka bertolak arah.
Bukan aku mencari cara menjadi bagian berita panas. Bukan aku melanggar aturan.
Aku hanya mencari penggantinya!Untuk aku letakkan disisiku sebagai pengganti cinta Sang Dewa, yang selalu didambakan para Dewi.
Aku gagal mendapatkannya dari cinta pertamaku. Cinta kala aku saingi Sang Dewi. Cinta yang kupaksa ambil bagiannya dari Dewi.
Aku butuh cinta itu! Jika kau pergi maka pergilah, tapi biarkan ku cari sendiri penggantimu. Isakku kala itu.
Kala pangeran berkuda putih datang, Ia dan Sang Dewi marah.
Tapi terlambat, pelabuhan di hati telah melayarkan kapalnya."Bukan saatnya!" Bentak mereka gemetar. Takut pangeran itu datang dari kegelapan.
Baiklah, aku menurut.
Tak lagi ku usik pangeranku itu.
Hanya saja, kami tetap bersama.
Tak ada bedanya.
Aku dan dia tetap saling menjaga dan melindungi.Kau ingat saat kuceritakan padamu tentang manusia berkulit putih yang terlalu sempurna untuk kulupakan?
Ialah pangeran itu.
Ia rebut tahta Sang Dewa di atas singgasana cinta yang sedang diperebutkan posisinya. Ia duduk disana. Menetap. Untuk waktu yang lama.
Namun badai waktu tiba.
Menimbulkan efek bosan pada korban bencana.
Pangeranku lupa mengenakan perisai!
Ia bosan.
Ia bantu isi kelopak mataku yang sedang susah-susahnya mengisi air mata.
Ia jatuhkan aku.
Sekali lagi, aku patah lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hikayat Cinta si Belia
PoetryKau tau gunanya luka? Kau jelas tak tau. Bagaimana kau tau, jika tugasmu hanya menorehkan luka itu? >berisi ketidakjelasan sepenuhnya.< mau membacanya silakan. mau menghujatnya silakan. mau mendukungnya? dipersilakan.