TAYNEW || Empat

33 9 4
                                    

"Tay/Peng/P'tee!"

Tay menoleh mendengar namanya dipanggil bersamaan dan Newwiee yang langsung mundur dengan perasaan kesal pada keempat manusia yang kini sudah duduk satu meja dengan Tay.

'Mengganggu saja!' seru New tak menyembunyikan wajah kesalnya, wajahnya yang sedari tadi tersenyum kini berubah keruh, menghentakkan kaki mungilnya beberapa kali namun tidak dapat menimbulkan suara. Sayapnya yang seputih bulu angga mulai berubah keabu-abuan.

Tay mendengar seruan New tapi dia tidak peduli, bahkan tidak mencoba menoleh untuk melihat semenggemaskan apa mahluk porselen itu, Tay malah senang kedua sahabatnya dan juga adik sepupunya telah menolongnya dari New yang bersikap lembut padanya.

Apa Tay telah luluh dengan kelembutan yang New berikan? Jawabannya adalah tidak, Tay diam karna tenggorokannya sudah sakit efek berteriak-teriak mengusir New.

Off mengambil buku tebal yang Tay gunakan sebagai bantal tadi. "Sejak kapan kau suka membaca Peng? Sampai nolak diajak makan siang bareng." ucap Off membolak-balik buku tebal yang dikhususkan untuk sang kutu buku, namun kemudian melempar buku tebal itu setelah melihat bahwa buku itu adalah buku bahasa dan sastra, Off yakin Tay kesini bukan untuk membaca menyadari buku apa yang ada dihadapan Tay tadi.

"P'te sebenarnya kami kesini ingin mewawancaraimu. "ucap Gun antusias ia melipat kedua tangannya diatas meja dan langsung memasang wajah serius, mata kucingnya bahkan menyorot menggemaskan membuat Off yang melihat tersenyum miring, seperti senyum srigala yang tidak tahan untuk memangsa seekor kelinci gemuk.

"Aku .... kenapa? "tanya Tay mengernyitkan keningnya.

"Kita mengkhawatirkan keadaanmu Peng, jadi cepat beritahu kami ciri-ciri Newwiee seperti apa, kami akan mencarinya dan memberikan pelajaran agar dia tidak mengganggumu lagi."

"Mau cari kemana orang dia ada dibelakang Singto," Tay memotong pembicaraannya lalu menolehkan kepalanya pada Off yang masih asik bermain dengan jari-jari mungil Gun. "Off aku harus bilang beberapa kali kalau dia bukan manusia. " Desah Tay terdengar sudah lelah untuk menjelaskan lagi dan lagi tentang mahkluk aneh yang telah mengganggunya.

Keempat manusia itu langsung menoleh tepat kebelakang Sinto, dan Singto pun ikut membalikkan tubuhnya hanya untuk melihat orang yang disebut Tay.

Nihil, tidak ada seorang pun yang berdiri dibelakang Singto. Bahkan bayangannya saja tidak ada.

Gun berdecak. "tapi kami tidak melihat seseorang disini,  selain kita tentunya. " ia memasang wajah cemberut.

Tay yang sudah tahu bahwa keempat orang didepannya itu tidak bisa melihat wujud Newwiee memilih bangkit, dia akan kekamar mandi untuk mencuci wajahnya, tidak mau terlalu ambil pusing toh Tay juga tengah mencari cara agar mahkluk itu musnah.

Namun dilangkahnya yang pertama Singto mencegatnya dengan menahan tangan Tay. "kita perlu menyelesaikan masalahmu dulu, kau mau kemana?"

"Percuma,  kalian tidak dapat melihat wujudnya,  tidak dapat mendengar suara berisiknya dan satu lagi kalian pasti tidak akan percaya bahwa mahkluk aneh itu ada! " terang Tay frustasi.

Newwiee yang berdiri disebrang sana cemberut,  nampak sakit hati dengan ucapan Tay yang mengatakan bahwa dia adalah mahkluk aneh. Bagaimana makhluk seindah dirinya dikataan mahkluk aneh. Dia tidak terima tapi dia juga tidak tahu caranya memprotes pada Tay sikeras kepala. Dengan bibir melengkung kebawah Newwiee memilih menghilang. Dia sadar Tay masih tidak mau menerima kehadirannya, ia harus lebih bersabar lagi.

"Baik kami akan berusaha percaya. Tapi sebelum itu kita perlu tahu dulu alasan mahkluk yang kau sebut itu kenapa bisa terus mengganggumu,  maksudku mungkin saja dia hanya arwah penasaran yang membutuhkan bantuanmu, setelah kau membantunya siapa tahu dia akan pergi dan tidak mengganggumu lagi." ucap Krist berusaha berbicara sehati-hati mungkin agar Tay tidak tersinggung dengan ucapannya.

Tay hanya menatap, mata tajamnya menyorot tidak suka pada keberadaan Krist. "Kalau begitu cari jalan keluarnya,  aku lelah. " setelah mengatakan itu Tay memilih pergi.

Jujur dia tidak terlalu suka Krist, ada rasa ingin menyalahkan Krist karna telah membawa pengaruh buruk pada Singto, sebuah kelainan yang menjijikkan menurut dirinya. Tay bahkan yakin bahwa Singto masih normal hanya saja Tay pikir mungkin Singto memiliki penasaran tinggi dengan menyimpangan yang Off dan Gun lakukan sehingga Singto memilih untuk menjalin hubungan dengan sesama jenis.

krist menelan ludahnya,  sangat terlihat jelas tatapan tak bersahabat Tay padanya. "sepertinya P'tee tidak menyukai kehadiranku disini. " ucap Krist lesu.

"P'tee hanya sedang sensitif saja Krist,  dia tidak bermaksud begitu." Gun mengkrucutkan bibirnya,  merasa ikut tidak enak dengan sikap tidak menyenangkan kakak sepupunya.

"Memangnya kapan dia tidak sensitif jika itu menyangkut hubungan kita. Sudahlah nanti dia juga bakal menerima keputusan kalian,  sama seperti dia yang akhirnya menyerah dengan hubunganku dan Gun." Off menepuk bahu sinto memberi semangat.

Singto hanya menghela nafas,  tau betul kenapa Tay memberi tatapan tak bersahabat pada Krist, mau dijelasin sepanjang lebar apa pun Tay tetap pasti akan menyalahkan Krist sama seperti dulu Tay memusuhi Off karna sudah membuat adek sepupunya menyimpang. Padahal Krist tidak pernah memaksa Singto untuk menjadi kekasihnya. Sifat Krist yang manis dan ramahnyalah yang membuat Singto jatuh cinta padanya. Awalnya Singto juga tidak menerima kenyataan bahwa dirinya adalah seorang gay, menyukai sesama jenis itu baginya adalah hal tabu. Tapi Singto tidak bisa menampik bahwa saat bersama Krist dia bahagia,  dia bisa menjadi dirinya sendiri dan Krist menerimanya. Mungkin perasaan seperti ini juga pernah Off alami, itu sebabnya sekarang Off terus mendukung keberlangsungan hubungan keduanya tak ayal Gun juga ikut menyakinankan Singto dan Krist bahwa perasaan mereka tidaklah salah. Sekalipun dunia menilai buruk perasaan dan hubungan mereka.

___-___

Newwiee tengah berdiri tak jauh dari Tay yang tengah menikmati makan siangnya sendirian. Wajah Tay berubah tak bersahabat ketika menyadari bahwa ada seseorang yang tengah memeperhatikan dirinya dari jauh.

Tay tahu bahwa mahkluk itu tengah ada disekitarnya. Tay bisa merasakan atensinya sekalipun Newwiee tidak menunjukkan dirinya seperti biasanya. Entah bagaimana wangi mawar yang lembut akan dapat Tay rasakan ketika jarak Newwiee dan dirinya berada dalam satu ruangan.  Wangi mawar yang kadang berubah pekat dan lembut sesuai dengan keadaan perasaan Newwiee. Dan kini wangi mawar itu lebih pada terasa lemah, seolah Tay merasa bahwa kini Newwiee tidak dalam keadaan senang atau marah seperti biasanya.

Tay tidak peduli setidaknya Newwiee tidak ada niat untuk mengganggu dirinya sekarang dengan menampakkan wujudnya. Lagi pula Tay cukup terganggu dengan kehadiran Newwiee,  jiwanya terasa gelisah, Tay juga dihantui kekhawatiran bahwa hidupnya yang tenang akan sirna untuk kedepannya.

'jangan terlalu keras membentengi diri Te... '

Tay tersedak dari minumnya, suara lemah Newwiee terdengar tak jauh dari dia duduk. Untungnya ia sudah menghabiskan makanannya sehingga ia bisa cepat pergi dari kantin dan mengajak Off untuk pulang.

Aku tidak akan terlalu keras jika kau manusia dan wanita. Setelah mengatakan itu dalam hati tay keluar dari kantin, ia tahu bahwa Newwiee bisa mendengar suara hatinya dan berharap bahwa Newwiee akan berhenti mengganggu hidupnya lagi.

The My Last Breath [TAYNEW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang