Off menggerutu disela sarapan paginya yang menumpang seperti biasa.
Mereka sudah telat lima menit dan tay baru turun dari kamarnya. Off tidak peduli dengan muka murung tay dipagi hari, karna dia sekarang hanya ingin meneriaki tay yang selalu membuatnya dalam kesulitan.
Wira sudah berangkat kekantornya beberapa saat lalu, dan menitipkan pesan untuk tidak meninggalkan tay. Kalau bukan karna off yang sangat menghormati wira dia sudah dengan tega berangkat sendirian kekampus dan membiarkan tay kelimpungan sendirian mencari taxi.
"kita telat lagi!" dengus off. Satu fakta bahwa sebenarnya off adalah mahasiswa disiplin, pintar, dan juga tidak nakal sebelum kemudian dia membiarkan dirinya menjadi teman tay yang bahkan tidak terlalu peduli dengan hal apa pun. Bahkan untuk nilai kuliah tay yang cukup bagus itu tidak luput dari peran off yang selalu mengerjakan setiap tugas-tugas tay.
Tay tidak peduli dengan wajah off yang menatapnya penuh kemarahan ia bahkan melewati ruang makan dan berjalan keluar lalu masuk kemobil off yang tidak dikunci, tay melewatkan sarapannya kali ini.
Dari ruang makan off mengatur nafasnya beberapa kali untuk menenangkan kepalanya yang mulai panas, dengan sedikit enggan ia mengambil sandwich untuk tay. Bahkan disaat titik kesabarannya sudah habis dia masih peduli dengan kesehatan tay.
Off masuk kedalam mobilnya, lalu melirik tay yang tengah memejamkan matanya dengan tubuh yang bersandar nyaman,matanya terpejam. "makan ini, jangan melewatkan sarapanmu." Off meletakkan sandwich yang dibawanya tadi diatas tangan tay yang berada diatas pahanya. "ini bukan bentuk kepedulian, aku hanya tidak mau kau semakin menyusahkanku jika penyakit lambungmu menyerang saat bersamaku. " off berujar pedas, dan semakin kesal karna tay tidak menjawab ucapannya, tay hanya memakan sarapannya dengan kepala menoleh kekiri melihat keluar jendela.
Off tidak mau ambil pusing lagi dengam cepat ia memasang sabuk pengamannya dan mobil itu berjalan menjauhi pelataran rumah megah tay.
Sekian banyak waktu yang berlalu dua manusia itu tidak ada niatan untuk memecahkan keheningan, off yang diselimuti rasa kesal dan tay yang terlalu sibuk dengan pikirannya.
"aku ingin tinggal dikondomu." itu suara pertama yang tay keluarkan pagi ini.
Mobil berhenti saat lampu lalu lintas memerintah untuk berhenti.
"kondoku terlalu kecil untuk anak manja sepertimu." decih off ia masih setia menunggu lampu jalan itu berubah warna.
"hanya satu malam, aku hanya ingin melihat apa makhluk itu akan tetap muncul saat aku tidak sendirian." balas tay memberi penjelasan. Tay masih dihantui merasaan takut.
Off yang awalnya berniat akan mengabaikan tay kini menoleh kearah tay yang sibuk bermain game diponselnya. "apa makhluk itu masih menghantuimu? " tanya off tak percaya. Ini sudah lebih dari satu minggu mana mungkin makhluk tidak jelas itu masih tetap menghantui tay. Menurut off kejadian yang dialami oleh tay bukan sesuatu yang masuk akal, tapi melihat wajah tay yang sepertinya juga belum terlihat setenang seperti biasanya off dengan malas berucap. " ok untuk malam ini saja." putus off memperbolehkan tay untuk tinggal dikondonya.
___-___
Tepat ditengah malam tiga manusia yang terbilang bukan remaja lagi tengah asik memasak mie instan. Lebih tepatnya hanya singto dan off yang bergulat dengan dapur sedangkan tay hanya duduk diatas meja makan menyaksikan kedua sahabatnya.
Mereka baru saja selesai menghabiskan waktu dengan bermain game, lalu kemudian berhenti setelah merasakan lapar.
"tay kau ingin mie kuah atau goreng?" tanya singto ia sibuk memilih mie yang akan dia makan malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The My Last Breath [TAYNEW]
Mystery / ThrillerTay Tawan laki-laki yang memilih akan bunuh diri saja ketimbang menjadi objek obsesi cowok aneh dengan dua sayap indah dibalik punggungnya. Sayap yang mampu berubah menjadi sehitam bulu gagak dan seputih bulu angsa, sesuai dengan suasana hatinya. "...