TAYNEW || Lima

36 7 2
                                    

"Aaarrghhh!" Tay mengerang kesakitan didalam kamar mandinya, ia tengah berusaha melepas perban yang membalut lukanya dengan hati-hati. Luka yang kini mulai nampak semakin mengerikan, nanah kehijauan juga merembas disekitaran bekas gigitan.  Sudah satu minggu lebih Tay menahan rasa sakit yang ditimbulkan oleh luka itu.

Dua hari lalu Tay akhirnya memberanikan diri datang kerumah sakit karna sudah tidak tahan dengan rasa sakitnya namun bukannya mendapatkan obat yang ia butuhkan sang dokter terus memberinya banyak pertanyaan hingga membuat tay jengah. Lagi pula tay juga tidak tahu harus menjawab luka ini karna apa, Tay bingung mau mengatakan kejadian yang sebenarnya mungkin saja dia akan ditertawakan dan dianggap aneh. Jadi Tay hanya mengatakan bahwa dia digigit serangga saat tidur lalu pergi meninggalkan dokternya yang kebingungan.

Sebuah aroma mawar yang lembut memenuhi ruang kamar mandi. Tay tahu bahwa new telah hadir, tay tidak peduli bahkan ia masih bertelanjang dada dengan handuk yang melilit diarea pinggangnya.

New berdiri tepat dibelakang tay dengan sosok malaikatnya,  bulu kuduk tay meremang ketika nafas hangat milik new menyapu kulit punggungnya.

"aku akan menyembukkan lukanya, Tolong berbalik. " suara new terdengar halus namun tersirat kekhawatiran.

"pergi. " gertak tay menghiraukan perintah new.  Matanya yang tajam hanya fokus melihat dirinya sendiri dalam pantulan cermin.

New menarik tubuh tay dan kini keduanya sudah berhadapan. "kita buat kesepakatan,  berhenti menolak kehadiranku dan aku akan menyembuhkan luka itu sekarang juga. " tandas new dengan aura yang menurut tay mulai mengerikan. Kulitnya yang seputih kapas kini mulai memerah dan mata yang awalnya berwarna kuning emas kini mulai menggelap. Tay tahu bahwa jiwa iblis new kini mulai menguasai tubuhnya,  tapi tay tidak akan takut lagi dia juga tengah dalam keadaan marah pada new sekarang.

"licik! Sekarang kau ingin mengambil kesempataan dalam kesempitan! Kau pikir siapa yang membuat luka ini hah! Dan seksrang kau ingin sebuah kesepakatan?!  Pergi!" tay berteriak didepan wajah new, air matanya merembas triakannya membuat luka dilehernya semakin menyakitkan. "pergi sekarang juga karna aku sudah muak! " tay mengamuk ia melempari tubuh new dengan botol-botol perlengkapan mandinya. "aku bilang pergi new... " lirih tay sekali lagi. Kini tay benar-benar menangis. Dia bukan pria cengen tapi luka dilehernya terasa hampir membunuhnya. Kini luka itu mengeluarkan darah yang disebabkan ketegangan otot leher  yang ditimbulkan dari triakan lantang tay.

New menggelap,  aura iblisnya semakin menguat tak kala tay yang balik meradang padanya. Kuku-kukunya mulai memanjang dengan tanduk kecil yang ikut muncul, bula sayap yang selembut beledru berubah warna menjadi hitam. Dengan sekali tarikan new menjambak rambut tay tak peduli bahwa kini tay kehilangan keseimbangannya sehingga tubuhnya yang kokoh kini jatuh dalam pelukan new. Tay memberontak ia bahkan menunju dada new namun kemudian saraf-saraf dalam tubuhnya kembali tidak berfungsi tak kala lidah panjang milik new menjulur,  menyapu dengan lembut luka dileher tay yang kini sangatvmengenaskan.

Tay memejamkan matanya, area lukanya kini terasa dingin dan nyaman. Sapuan dari lidah new memberi sensasi yang mampu membuat tay lupa diri bahkan sebuah erangan kecil keluar dari bibirnya yang kering.

Satu hal yang Tay tidak mengerti adalah sekarang Tay diserang kantuk.

___-___

New baru selesai memasangkan baju tidur pada Tay.

"hanya dalam tidur saja kau berdamai dengan kehadiranku. " keluh new. Ia menarik selimut dan menyelimuti tubuh tay tak lupa New juga mengusap kulit leher tay yang kini sudah baik-baik saja. Bahkan sebuah bekas luka saja tidak ada disana.

"malam ini aku akan tidur disini. " putus new sambil tertawa ia kemudian dengan susah payah berbaring disisi tubuh tay lalu menggerakkan satu sayapnya kemudian merengkuh tubuh tay.

The My Last Breath [TAYNEW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang