Dunia lain

39 17 40
                                    

Mata gadis itu mengerjap perlahan untuk membuka matanya secara keseluruhan, dia merasa aneh dengan tempat tidurnya ini, mengapa rasanya begitu menyakitkan tidak selembut biasanya, belum sepenuhnya mata gadis itu terbuka, tangannya sudah meraba bagian yang dia kira tempat tidur kesayangan nya. Namun lagi-lagi dia merasa heran, mengapa kasurnya yang empuk itu berubah kasar bahkan berbatu.

"Mimpi," gumam gadis itu sambil terus mengerjapkan matanya yang terasa sulit dibuka.

"Hei bangun!" terdengar suara seseorang yang sedang membangunkannya. Bahkan tak segan ada guncangan kecil di tubuh kecilnya itu. Gadis itu nampak menggeliat kecil dan kemudian memaksakan matanya untuk terbuka sepenuhnya.

Setelah gadis itu membuka matanya dengan sepenuhnya dia dibuat kaget dengan kehadiran sosok yang ada di depannya.

"Ha..."

"Ha...haha..."

Mbak Kun, Mbak Sus, Pocong, dan Bondowoso sedang menunggu gadis didepannya ini melanjutkan ucapannya.

"Ha?" ujar Mbak Kun penasaran akan kelanjutan ucapan gadis ini yang diangguki semuanya.

"Hantu!" teriaknya dengan melengking yang membuat mereka yang ada di sana terlonjak kaget.

Karena terlalu syok gadis itu kembali memejamkan matanya, sontak membuat beberapa makhluk halus di sana kebingungan.

"Muka lo nyeremin sih Kun pingsan lagi kan dia," ujar pocong menyalahkan mbak Kunti yang tadi membangunkan gadis itu.

"Lo kok nyalahin gue sih?" sewot mbak Kunti tidak terima sambil menatap pocong yang ada di depannya ini dengan tatapan tajam.

"Ya itu buktinya anak itu pingsan lagi," cibir pocong sambil menunjuk gadis kecil yang kembali memejamkan matanya dengan menggunakan dagu.

"Lo dulu juga gitu pas awal-awal jadi pocong, tahu aja lo lupa ya kan gue bantu ingetin aja sih," sinis Mbak Kunti yang membuat pocong bungkam seketika. Mengapa Mbak Kun selalu mengancamnya dengan membuka kartunya? Geram Pocong.

"Udah jangan pada berantem," lerai Mbak Sus yang sedari tadi hanya mendengar perdebatan antara pocong dan Mbak Kun.

"Eh Mbak Sus kan dulunya suster ya, coba deh lo periksa keadaan dia," ujar pocong memberikan ide yang sangat tidak masuk akal, Kunti yang kesalpun memukul kepala pocong dengan kuat.

"Mana bisa bego, dia kan alumni suster udah nggak kerja lagi mana bisa ngatasin ini," cibir mbak Kunti yang membuat Mbak Sus tadi mendengus kesal.

"Gue rasa dia makhluk baru disini, tapi kenapa dia beda dari kita ya jenisnya," gumam makhluk halus yang berwajah menyeramkan itu yang membuat Pocong menautkan alisnya tidak mengerti.

"Maksud lo apaan? Ngomong yang jelas dong Bondo," cibir pocong yang sedari tadi menunggu kelanjutan dari makhluk halus jelek di depannya ini.

"Dia bukan sejenis mbak Kunti, bukan sejenis Mbak Sus, bukan juga sejenis lumpia gulung kek lo, aneh aja bentukannya," pocong langsung menatap tajam mahkluk halus yang biasa di panggil Bondo itu.

"Lumpia gulung kepala lo gendeng!" cibir pocong yang membuat mbak Kunti tertawa.

"Lo jangan ketawa Kun, takutnya manusia pada ketakutan denger suara lo," ujar Mbak Sus yang membuat mbak Kunti seketika membekap mulutnya.

"Lo aneh Bondo, banyak kali dari jenis kita yang bentukannya beda-beda. Lo tahu si Meimei? Dia juga aneh bentukannya, masa yang lain pakai baju warna putih cuman dia doang yang pakai baju merah corak-corak, abis itu rambutnya gaya banget segala pakai acara di cepol lagi, terus juga hantu Bella yang gagal nikah, ada juga hantu Salsa yang gagal jadi artis. Banyak kok yang bentukannya beda," ujar Pocong sambil menatap Bondo yang kini sudah bungkam.

She is (not) ghost (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang