13. Tentang itu ....

744 129 34
                                    

"Yoshi? Jadi tah Masuk sekolah Pilot nya? Atau mau jadi Idol saja seperti Ibumu, gampanglah nanti Ayah minta bantuan Pamanmu."

Yoshi merenung dalam, sebetulnya ia tertarik pada Dunia Penerbangan. Tapi dia jadi ragu, kalau semisal mengambil Sekolah Pilot ia pasti akan jauh jauh dari Hyunsuk

"Pap, jadi Trainee Idol itu pasti susah bertemu dengan orang orang terdekat ya?" Entah Yoshi hanya ingin menanyakan hal ini, jika ingat keinginan Hyunsuk Menjadi seorang Idol

June mengernyit bingung, Rose baru sampai dari Aktivitasnya sebagai Solo Carrier dan Aktris Drama "Tentu saja, lihat Mamamu. Menjadi seorang Idol tidak mudah Yoshi, Mamamu saja perlu waktu Tiga Tahun menjadi Trainee sebelum Debut Solo Carrier."

"Seru sekali sepertinya, duhh badan Mama remuk rasanya." Rose bersandar nyaman di bahu sang Anak. Otomatis Yoshi ada di tengah tengah June dan Rose

Tas milik Rose di ambil oleh Yoshi, ia letakkan Tas itu diatas meja lalu mulai memijat pundak sang Mama "Aku pijat ya Ma?"

Tersenyum kecil, Rose bersyukur setidaknya walaupum dia dan June jarang sekali mengobrol banyak dengan Yoshi seperti ini. Tapi anak semata wayangnya itu masih tahu cara menghargai Orang tua

"Maafkan Mama Yoshi," Pijatan Yoshi terhenti. Dia menarik nafas dalam, menikmati Moment Moment langka bersama kedua orang tuanya. Usapan Lembut June, hal yang sudah tak ia temui lagi sekitar sepuluh tahun belakangan

"Aku mengerti Ma, Pa. Yang jelas selama kalian tidak benar benar lupa ada aku, aku bisa mengerti semua yang kalian lakukan Untukku." Rose membalikkan badan, memeluk Yoshi diikuti June juga

"Jadi Sayang, masuk Sekolah Pilot?" Pertanyaan yang sama juga di lontarkan oleh Rose

Wajah Yoshi tenggelam di Pundak Rose, meski begitu tangannya menggandeng juga tangan June di sisi Kirinya "Aku bingung Ma."

Punggungnya di elus lembut oleh Rose "Cerita sama Mama Sayang, siapa tahu Mama dan Papa bisa membantu."

"Ma, kalau aku sekolah Pilot di Jerman bagaimana nanti denganku dan Hyunsuk? Terlebih lagi Hyunsuk punya keinginan menjadi seorang Idol."

June mengerti kegelisahan Putra Semata Wayangnya itu, sebab dulu ia pernah merasakan sulitnya sekedar Menelpon dengan Rose, banyak kesalah pahaman ataupun masalah masalah lainnya menghantam hubungan mereka

Tapi bukankah memang itu arti dari sebuah Hubungan? Sebelum bahagia akan selalu Badai yang menghalangi

"Saran Mama bicarakan dulu baik baik dengan Hyunsuk Sayang, buat keputusan yang kalian Setujui bersama sama. Jangan sampai ada salah paham yang membuat kalian Renggang satu sama lain oke?" Mengangkat satu Ibu Jarinya ke hadapan Wajah Yoshi, kemudian tertawa kecil. Gemas sampai mencubiti Pipi Sang Putra

"Terima Kasih Ma. Aku sayang Mama." Mereka berdua berpeluakan, melupakan satu orang yang merengut tidak suka melihat keduanya

"Papa tidak diajak Nih." Yoshi tertawa nyaring, menarik June juga lalu ketiganya berpelukan bersama

"I Worked My Whole Life, Just To get right. Just to be like. Look at me I'm never coming down."

"Yee si Mama malah nyanyi!"

Kemudian tawa ketiga orang itu pecah bersamaan.

_______

Semenjak Hyunsuk dan Yoshi sah menjadi sepasang Kekasih. Yoshi setiap hari selalu menjemput Hyunsuk untuk sekolah

Dan tentu saja pakai Motor. Lumayan setiap hari dapat pelukan dari Hyunsuk

"HyunsuUuuuUuuk." Dia berteriak cukup nyaring di depan Gerbang rumah Hyunsuk, tetap duduk di atas motor Hingga Jisoo membuka gerbang seraya tersenyum Ramah padanya

"Tidak bawa Red Velvet lagi?" Tanya Jisoo, tertawa geli saat Kekasih anaknya itu tersenyum canggung terkesan malu

"Tidak Bi, nanti saja langsung bawa Seserahan." Jangan tanya Yoshi belajar dari mana hal hal seperti ini. Ingat Jihoon? Teman dekat Hyunsuk, Yaps Yoshi dapat ajaran ini dari dia

Pundaknya di tepuk Cukup kencang "Boleh jangan lupa saat Seserahan nanti bawa Berlian 24 Karat warna Aqua Marine, tambah mobil Limousin kalau perlu yang G90 nya. Oh ya Rumah sepaket dengan Isi dan harus dominasi warna Ungu. Bagaimana?"

Yoshi tertawa kecil, mengangguk pasti pada Calon mertuanya "Oke, aku akan bawakan semua itu."

"Heh! Bercanda Yosh, mana mungkin Bibi minta sebegitunya. Jangan anggap serius Oke?" Yoshi hanya menyematkan senyum yang menggantung yang berarti Ucapan Jisoo barusan adalah tantangan baginya

Benar! Meskipun tujuan Jisoo hanya bercanda, bagi Yoshi tadi itu adalah Wejangan yang harus ia ingat dan laksanakan suatu hari

Kalau bisa tanpa bantuan Papa dan Mamanya

"Yoshi, maaf lama." Dia tersenyum lebar, mengelus kepala Hyunsuk ketika kekasihnya itu tepat berada di sampingnya

"Bunda, aku berangkat." Menyalimi Jisoo lalu mulai melajukan motornya dengan kecepatan sedang

"Hyunsuk, kalau semisal lamaran nanti kamu mau Seserahan apa?" Yoshi menegakkan badan, berteriak agar Hyunsuk bisa mendengar suaranya

Tubuh Hyunsuk maju, beserta tangan yang kini memeluk Yoshi erat. Lihat! Modus Yoshi berhasil

"Aku? Tidak tahu, apapun itu aku akan menerimanya." Tersenyum lebar hingga giginya terlihat. Membuat Yoshi gemas ingin Cium itu bibir. Ehh?

"Berarti kalau aku kasih Pulpen kau juga akan menerima?"

Pukulan Hyunsuk menjadi jawaban pertanyaan Yoshi, meski begitu Remaja di belakangnya tetap memeluk tubuh besarnya dengan nyaman "Ya tidak begitu juga. Ehh, tapu kalau Pulpennya dari Berlian aku mau deh."

Motor Yoshi berbelok masuk pekarangan Sekolah, terkekeh kecil kemudian melepas Helm Fullfacenya sendiri "Aku akan membuatnya kalau begitu, Khusus untukmu!"

Dia turun dari motor, mencegah Hyunsuk ikut Turun hingga sang kekasih duduk nyaman diatas motornya

Tangannya bergerak membuka pengait Helm yang di kenakan Hyunsuk, merapikan rambut sang Kekasih lalu menumpu dagu dengan tangan diatas tangki motor

"Kenapa?" Rambutnya di usak kecil Oleh Hyunsuk, tawa manis Hyunsuk semakin menguatkan keinginan Yoshi untuk mengajak Hyunsuk ke tahap Hubungan yang lebih serius

Tapi sebelum itu terjadi. Yoshi ingin berdiri dengan kakinya, dia ingin memiliki kesuksesaan yang sama bahkan lebih dengan Papanya maupun Ayah Hyunsuk

Belum lagi impian Hyunsuk, Yoshi tidak mau menghambat Impian Hyunsuk walau awalnya mungkin akan terasa sangat sakit

"Jangan memandangku begitu!" Hyunsuk menutup wajahnya malu, di tatap terus menerus oleh Yoshi tanpa berkedip adalah hal terakhir yang ingin ia lakukan

"Memangnya kenapa? Aku bahkan rela jika seharian hanya memandangimu tanpa melakukan apapun."

Yoshi tertawa geli ketika Hyunsuk mencubit pipinya, dari arah gerbang banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka

"Yoshi, ih." Kekasihnya itu menunduk, menyembunyikan Rona merah wajahnya apalagi Ketika satu kecupan hangat Yoshi mampir di keningnya

"Astaga astaga astaga. Jiwaku tidak kuat jika begini!" Tebak itu siapa? Yes, dia Ryujin! Fujoshi akut yang kehausan Moment Yoshi dan Hyunsuk

"Umm Yoshi?" Panggil Hyunsuk pelan, mengangkat wajah lalu mengenggam kedua tangan Yoshi

"Aku di terima jadi Trainee di YG Entertainment!"

















Tbc

Mau tanya dund

Klean Tim baca Ceritaku satu aja apa semua Cerita di Basmi😗

Pendek ya? Gak papa lagi mampu segini😂😣

Monokrom (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang