Part 2: Lay Me Down

86 21 112
                                    

Please turn Lay Me Down by Sam Smith to enjoy this story. 🎶🎧

==================================

Jakun Rey bergerak turun saat ia menelan saliva ketika mendengar ucapan Jasmine

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jakun Rey bergerak turun saat ia menelan saliva ketika mendengar ucapan Jasmine. Pria yang biasanya selalu punya kata-kata indah untuk menenangkan hati Jasmine, mendadak kehilangan suaranya. Ia tidak tahu harus berkata apa. Pikirannya seketika kosong saat mendengar kata putus terucap dari bibir mungil dan tipis kekasihnya. Lama ia menatap jauh ke dalam manik hitam Jasmine, tetapi tidak ia temukan sedikit kebohongan dari gadis itu. Rey berharap ini semua hanya gurauan kekasihnya—meskipun tidak lucu—tetapi nyatanya Jasmine sama sekali tidak menarik kembali ucapannya.

"Maksud kamu apa? Aku ada salah sama kamu? Coba jelasin ke aku, kenapa kita harus putus?"

Pertahanan Jasmine runtuh saat mendengar suara lemah dan kehilangan percaya diri dari Rey. Pria yang tadi begitu bersemangat saat bertemu dengannya, mendadak kehilangan senyumnya. Setetes air mata mulai jatuh di pipi Jasmine. Gadis itu menggeleng.

"Nggak, Rey, kamu nggak salah apa-apa. Aku terpaksa ngelakuin ini, karena wasiat almarhum ayah aku," terang Jasmine.

"Maksud kamu? Aku nggak ngerti, wasiat apa?"

Jasmine berusaha meredam tangisnya, tetapi nihil. Air mata terus membanjiri wajahnya. Akhirnya sambil sesenggukan, ia berkata, "Sebelum meninggal, ayah berpesan, supaya aku mengakhiri hubungan kita. Dia nggak mau aku pacaran apalagi sampai nikah dengan yang nggak seiman. Aku nggak mau maksa kamu buat masuk ke agama aku, begitu juga sebaliknya, aku nggak mungkin melepas agama aku. Jadi ... sebelum kita makin jauh melangkah, dan ... aku rasa ini jalan yang terbaik buat kita, sebaiknya kita akhiri saja sampai di sini."

Terdengar helaan napas berat dari Rey. Pria itu menunduk sesaat, mencoba mencerna situasi yang dihadapinya sekarang. Tangannya tak lagi menggenggam jemari Jasmine. Ia menyugar rambut hitamnya yang tebal dan sedikit ikal. Tanpa sadar matanya pun mulai berkaca-kaca, tetapi Rey tak ingin menunjukkan kelemahannya itu di depan umum. Selain isak tangis dari bibir Jasmine, tidak ada lagi yang bersuara di antara mereka berdua. Lantunan lagu Lay Me Down yang dinyanyikan oleh pemain band di dalam kafe, seolah mendukung suasana di antara mereka berdua.

"Maafin aku, Rey." Suara Jasmine yang terdengar lirih memecah keheningan.

Rey hanya mengangguk sekilas. Ia menarik napas dalam sebelum akhirnya berkata, "Aku ngerti keputusan kamu. Ini memang berat, tapi kalau itu yang kamu mau, aku hargai. Aku nggak akan maksa kamu untuk terus sama aku, bagaimana pun juga, kamu harus mengikuti permintaan terakhir almarhum ayah kamu, 'kan?"

Jasmine hanya mengangguk. Ia tak sanggup lagi berkata-kata. Tadinya ia pikir—mungkin—Rey akan menolak perpisahan mereka. Nyatanya, pria itu bisa langsung menerima keputusan Jasmine tanpa ada perdebatan apapun.

Ibu jari Rey mengusap lembut air mata yang masih terus mengalir di pipi Jasmine. Lalu seulas senyum tipis—sangat tipis—terlukis di wajahnya yang tirus.

Diary Retisalya [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang