Kala

73 4 4
                                    

Rona rindu itu merekah-rekah, sang pujangga terlelap
Dalam damai syair yang mahsyur menggiurkan
Menatap menggoda kepada para pemimpi dari seberang

Ini aku, dalam cinta yang berkisah tragis
Luka mencabik-cabik dada
Perihal perih pedih tangis dalam lara

Diam-diam kala itu takdir bersorak
Luput dalam pandangan mata para pecinta
Yang mabuk kepayang dalam buaian rindu

"Ini kah takdir?" tanyanya dalam angan

Bukankah semua belum nyata?
Kala tindak tanduk terkuak tentang bagaimana semesta seharusnya bekerja

Kala itu adalah rindu
Lalu setelahnya tidak dapat ditebak akan menjadi tandu atau candu

Bukankah, kala itu adalah pemikiran sempit para pemabuk cinta yang memimpikan masa depan indah bersama?





Bandung, 20 April 2021
🍁Nana Raynaa

Puisi Tentang SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang