Aku tak sengaja menatap rintik hujan yang turun. Terlihat jelas di bawah cahaya lampu yang meremang. Aku pikir hujan hanyalah sekedar hujan, namun sekelebat bayang muncul di hadapanku. Itu kamu; datang dari masa lalu menatap mataku dengan bahagia dan senyum merekah. Aku mencoba menahan diri dari mengingati bahagia yang hanya tinggal kenangan. Sedetik kemudian pertahananku runtuh. Aku tidak bisa lagi menahan air agar tidak meluncur bebas melewati pipi. Aku mengutuk diriku sendiri yang masih merindukanmu. Aku menyalahkan diriku sendiri yang tidak bisa beranjak dari menatapmu. Takdir itu, takdir yang menyeretmu paksa untuk menghilang dari kehidupanku. Takdir yang membelah pecah semua impian dan harapanku. Kali ini, apa aku harus terus menyalahkannya?
Apa aku harus terus mengutuk waktu?
Beritahu aku, jika kamu datang dalam mimpiku.
Beritahu aku, untuk berhenti menangisi kepergianmu.
Beritahu aku, kamu juga merindukanku, kan?Beritahu aku,
Aku tidak tahu cara melepaskannya setelah semua hal yang kita lalui bersama🍁Nana Raynaa
Bandung, 26 April 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi Tentang Senja
PoetryPuisi adalah rangkaian kata berupa ungkapan. Mari mengungkap lewat puisi. Mari menari bersama senja dipelataran sunyi. Aku suka senja meski dia sementara. Bagaimana dengan kamu? 🍁Nana Raynaa