Bg 6

1.3K 50 11
                                    

" hehh Ham ngelamun aja lo" tegur Sandi teman Ilham

" hmm" balas Ilham malas

" lo kemana si izin sampai 3 hari " tanya Guntur kepo

" ada acara keluarga" balas Ilham seadanya

"ham lo udah nentuin buat lanjutin dimana nanti?" tanya Ardian teman sekaligus pemilik cafe tempat ilham bekerja paruh waktu

" Belum" singkat Ilham membuat teman-temanya menyerngit bingung,pasalnya Ilham merupakan golongan siswa yang berotak encer, yg jika membahas masalah pendidikan lelaki itu akan semangat empat lima

" lah tumben" sahut sandi ikut heran

" kesurupan mungkin" ujar Guntur membuat kedua temanya memutar bola matanya malas

"dahlah gue ke kalas duluan" ucap ilham singkat lalu meninggalkan kantin

Sementara di rumah Nila sedang istirahat di dalam kamar setelah mencuci piring bekas sarapan tadi ia kembali kedalam kamar Ilham

Baru saja Nila ingin memjamkan matanya pintu kamar kembali di buka dengan kasar

"hehh malah enak-enakan tidur  nih cuci baju saya" ucap Nek sari menyerahkan sekeranjang  penuh baju kotor

"tap-tapi nek" belum sempat Nila menyelesaikan ucapanya nenek sari sudah menyelanya

"gausah banyak tapi-tapian cepat cuci jangan jadi ratu ya di rumah anak saya" sinisnya kearah Nila

Dengan susah payah Nila megangkat karanjang yg berisi baju kotor itu  ke kamar mandi

"gosoknya pakek tangan gausah manja kamu mau pakai mesin cuci "ucapnya sambil mengekori Nila dari belakang

"iya Nek" ucap Nila pasrah

Sampai di kamar  mandi Nila langsung mengambil air dan mulai mencucinya satu persatu

ini merupakan kali pertama Nila mencuci pakaian menggunkan tangan dulu ia jarang sekali mencuci karna sudah ada pembantu yg mengurus semuanya di rumah

"shhhh " Nila merasakan perutnya keram akibat berjongkok terlalu lama

"dede Bayi sabar ya sedikit lagi" ujar Nila sambil mengelus perutnya yg terasa nyeri tadi

"huhhh selesai juga" girangnya setelah menyelesaikan cucian terakhir

"sekarang gimana bawanya?" monolog Nila melihat cucian yg baru saja selesai ia bilas

"cari tempat dulu deh" ujarnya keluar dari kamar mandi

"ngapain kamu!" bentak Nek sari membuat Nila terkejut ketika sedang  mencari keranjang cucian

"emm i-itu nek mau cari keranjang lagi Lala gak bisa ngangkat sekalian ka-karna berat nek" ujar Nila menunduk takut

"tidak ada! kamu ini cucian segitu saja kamu tidak bisa,Cepat kembali ke kamar mandi gimanapun caranya kamu harus bisa bawa itu cucian ke tempat jemuran" ucap Nek sari tak terbantahkan

"i-iya nek "ujar Nila takut lalu kembali ke tempat ia mencuci tadi meninggalkan nenek Sari yg sedang tersenyum sinis kearahnya

"hahhhh " Berkali-kali Nila mencoba mengangkat tumpukan cucian itu tapi belum juga berhasil

"Bisa Lala ayo!" ucap Nila menyemangati dirinya sendiri

"Ahhhh " Akhirnya keranjang itu bisa dia angkat juga,Nila menggunakan perutnya untuk ikut membantu menyangga tepi keranjang agar tak terjatuh

belum sampai tiga langkah Nila melangkahkan kakinya.tubuhnya sudah tersungkur bersama dengan cucian-cucianya

"Akhhhh " Nila memegang perutnya yg terasa sakit

Nenek Sari yg mendengar pekikan Nila langsung menghanpirinya

"Yaampun bisa-bisanya ya kamu jatuh.Apa si yg bisa kamu kerjakan selain makan dan tidur Hahh dasar menyusahkan!" bentaknya tanpa membatu Nila sedikitpun

"awshhhh nek hiks perut Lala sakit nek hiks " ucapnya sambil memegang perutnya yg terasa nyeri

"hahh! selain tidak berguna kamu juga sangat cengeng ternyata-" semua ucapan nek sari tak di dengarkan oleh Nila karna rasa sakit perutnya tak kunjung mereda

ia berharap semoga bayinya tidak kenapa-napa sekarang

" Yallah Nila!" pekik Ilham terkejut melihat kondisi Nila seperti itu

"hikss pe-perut Lala kak " ujar Nila membuat Ilham khawatir

"halahhh gausah Lebay kamu di depan cucu saya" ucap nek sari membuat Ilham menolehkan kepalanya kearah sang Nenek

"Akhhhh Da-darah kak"ucap Nila mencengkram erat lengan Ilham

Mendengar itu Ilham langsung melihat kearah paha Nila yg terdapat cairan berwarna merah mengalir Disana

"Kita ke rumah sakit sekarang!" ujar Ilham langsung menggendong Nila tanpa mendengarkan ocehan neneknya ia terus berjalan keluar rumahnya dengan perasaan gelisah takut terjadi sesuatu pada kandungan Nila

"sabar ya sebentar lagi sampai" ujar Ilham pada Nila

⚫⚫⚫

Saat ini Ilham tengah mondar-mandir di depan IGD takut terjadi sesuatu pada Nila dan juga anaknya,  tak henti ia memanjatkan  doa untuk keselamatan dua orang di dalam Sana

"kluarga pasien atas Nama ibu Nila" panggil seorang dokter dan Ilham segera menghampirinya

"saya dok, saya suaminya" ujar Ilham cepat

Dokter itu menilai penampilan Ilham dari atas sampai bawah seolah tak percaya bahwa remaja yg masih memakai seragam sekolah itu merupakan suami dari pasien yg ditanganinya

"Gimana keadaan istri sama anak saya dok?" tanya Ilham karena dokter di depanya tak kunjung membuka suara

"ahh maaf syukurlah ibu dan janinya selamat tapi mas harus lebih hati-hati lagi jangan biarkan si ibu melakukan pekerjaan yg berat atau berfikir yg  bisa membuat stress karna sangat berpengaruh pada si kecil" ujar dokter itu membuat Ilham nernafas Lega

"syukurlah terimakasih dok" ujar Ilham pada dokter di depanya

" sama-sama" ujar sang dokter sebelum kembali ke ruanganya

Setelah Nila sadar ia sudah langsung di pindahkan ke ruang rawat biasa

"kak" panggil Nila dengan suara pelan

"kenapa? ada yg sakit lagi?" tanya Ilham khawatir

"enggak kok.emm de-dede baa-yi nya? mengerti arah pembicaraan Nila Ilham pun mengulas senyumnya

" dia gapapa kok lo gausah khawatir" ujar Ilham menenangkan

"huhhh syukurlah"lega Nila sambil mengusap permukaan perutnya dan mengucap banyak syukur untuk keselamatan anaknya

Jangan lupa vote komen ya byeee ❤








IlHAM & NILA (MBA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang