Bagian 8

827 167 47
                                    

Keseharian Sergio sekarang adalah overthinking dan stress. Dia lagi ada di masa stase akhir koas nya. Yang mana berarti sebentar lagi dia bakal bergelut dengan serangkaian ujian untuk nanti akhirnya bisa resmi dilantik sebagai dokter. 

Minggu depan Gio udah bakalan ujian stase akhir dan juga lagi dalam mode nyesel banget karena nggak mau nyoba ikut ujian OSCE UKMPPD untuk batch Mei. Beberapa temannya yang gak satu kelompok sama dia lagi pada ribet, sedangkan Gio yang pada dasarnya ambisius jadi ngerasa ketinggalan. Sering banget Gio nyalahin dirinya sendiri belakangan ini. Padahal dia juga tau, kemungkinannya kecil untuk Gio bisa lulus kalau maksain ambil batch Mei. Karena ujian stase IKM aja masih minggu depan.

Dan sudah pasti kalau lagi pening memang obatnya adalah pacaran.

Gadis yang sebenarnya nggak ngerti sistem dunia kedokteran ini cuma bisa menyemangati dan selalu ada aja.

"Kak, liat aku deh sini," Gadis menowel-nowel pipi Gio supaya noleh ke dia, "Dengerin! Segala sesuatu yang dipaksakan nggak pernah baik hasilnya. Kamu udah susun timeline kamu ini dan niat ngambil ujian UKMPPD ini di Agustus, yaudah gak papa. Satu-satu diselesaikan. Kalau kamu maksain juga ntar malah gagal semua, gak maksimal, kan jadinya berantakan."

Gio menarik napasnya panjang. Ya bener sih, cuma jiwa ambisiusnya Gio ini masih gak terima.

"Lagian ngapain sih mau cepet-cepet? apa biar cepet lamar aku ya???"

Gio melirik Gadis kaget, "emang lo udah mau nikah?"

"Nggak sih, belom. Gue masih mau kaya dulu." jawab Gadis sambil minum es buahnya lagi. Ini mereka lagi jajan es buah malam-malam di pinggir jalan. Tapi minumnya di dalam mobil.

Dalam hati sebenarnya Gio lega juga, jadi ceweknya gak akan tiba-tiba bikin story pengen dinikahin. Atau ngode-ngode masalah seputaran dilamar, kan jadi overthinking

Sebenernya sih Gio bukan tipikal yang cuma mendem pertanyaan doang. Tapi kan kalau dia langsung bilang 'belum mau' ke Gadis akan berpotensi menyakiti ceweknya dong. Jadi kali ini Gio sudah bisa memakai hati nuraninya juga.

"Gimana kerjaan di kantor? Masih ribut bos nya?"

"hihh, tau gak sih, Kak???? Mereka tuh sampe dibawa ke briefing ributnya. Dan gue di tengah-tengahhh." Gadis mulai cerita kejadian di kantor yang belakangan bikin dia spaneng.

***

"Kev, yang namanya selingkuh itu dilakukan dalam keadaan sadar. Nggak ada selingkuh itu khilaf." kata Aruna tenang tapi tajam.

Kevin mengacak rambutnya frustasi, "siapa sih yang selingkuh, Na?"

"Terus yang kemarin itu apa?"

Beberapa hari belakangan ini hubungan Aruna dengan Kevin emang lagi gak baik. Berawal dari sama-sama sibuk di tempat kerja sampe sama-sama sulit berhubungan apalagi ketemu. Jadi banyak bohongnya karena sama-sama nggak mau ribut. Sama-sama capek. Saat Kevin bisa, Aruna sibuk, saat Kevin sibuk, Aruna bisa. Sampai di saat Aruna nge-gap Kevin yang katanya mau jalan sama anak kos ternyata masuk di story Kinara, teman kantor Kevin yang kebetulan gak tau gimana ceritanya bertemana dengan Aruna di Instagram.

Emang dasarnya Aruna gak suka sama si Kinara-Kinara ini, biasalah kadang cewek suka tiba-tiba gak suka sama cewek lain cuma karena hal gak penting. Aruna juga bukan malaikat yang tanpa cacat. Dia juga manusia biasa.

Isi story itu si Kinara lagi ngomong aja ke kamera kalau mereka lagi di kedai gelato, terus nunjukin siapa aja yang ada di situ dan ada Kevin di sebelahnya lagi ketawa. Padahal aslinya emang Kevin lagi jalan sama Arjuna, kebetulan aja mereka ketemu Kinara, Dion dan Eza di mall. Arjuna kenal sama Dion dan Eza karena pernah satu projek di majalah. 

1.0 Tiga Puluh HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang