Bagian 27

533 131 36
                                    

Setelah perjalanan 8 jam 10 menit dari bandara Soekarno Hatta, Tristan dan keluarga landing di Doha, Qatar, untuk transit selama 2,5 jam. Sesampainya di Doha, waktu sudah menunjukkan jam 11 malam waktu setempat. Tapi kota Doha masih bagus.

Tristan bisa bayangin gimana kerennya Doha kalau ditelusuri, karena walau sudah tengah malam kota itu masih kelihatan cantik.

Karena waktu transit juga nggak lama, Tristan dan keluarganya nunggu di lounge yang sudah disediakan aja. Tristan dan Papah memutuskan buat makan dulu karena selama di pesawat mereka tidur dan gak mau diganggu. Sementara Kiano dan Mamah lagi nonton TV.

Tristan mengistirahatkan kaki dan punggungnya yang terasa capek banget. Walaupun naik kelas bisnis, tetep aja tidur dengan posisi duduk itu capek.

"Papa pernah kuliah di Doha dulu 2 semester. Cuma exchange doang sih." Kata Papah.

"Gimana tinggal di Doha, Pah?"

"Ya sama aja kayak tinggal di negara lain. Asing. Tapi untungnya makanan di sini satu selera sama Papah sih."

"Nggak kangen sama bakso apa?"

"Di sini ada namanya beef kofta, dia bakso khas timur tengah. Tapi ya kayak makanan timur tengah pada umumnya sih, terlalu berbumbu. Jadi kadang kalau lagi libur, Papah sama temen-temen nyari restauran Indonesia. Dulu eyang juga selalu ngirimin Papah sambel sama kerupuk mentah. Jadi Papah gak kangen-kangen banget."

Papah cerita banyak hal saat itu. Tentang gimana dia ketemu Mamah, gimana dia kesulitan belajar ilmu kesehatan di negara lain.

Sampai saatnya tiba mereka harus naik pesawat lagi buat ke Turki. Dan sampai di kota Istanbul di jam 5.45 pagi.

Setelahnya Tristan dan keluarga langsung diantar travel untuk ke hotel Fairmont Quasar tempat mereka menginap satu minggu kedepan.

Sepanjang jalan, Tristan melihat bangunan-bangunan unik yang gak pernah dia lihat di Indonesia. Cuacanya lagi super dingin di Istanbul, makanya sekarang dia udah pakai baju 2 lapis, 1 jaket dan 1 coat.

Sebelum sampai di hotel, Tristan menyempatkan untuk ngambil foto dan ngirim ke grup karena anak-anak udah ribut nanyain kabarnya.

Lelaki Kadang Tangguh

Tristan:
- sent a photo

- sudah malam jadi sepi11:57pm

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- sudah malam jadi sepi
11:57pm

****

Anggara sudah pakai parfum mahal yang baru dipakai beberapa kali sama pemiliknya khusus untuk hari ini. Parfum itu punya Papi. Anggara juga sudah booking mobil dari jauh-jauh hari alias dari kemarin. Dia nggak pede aja untuk jemput Erisa pakai Vario di rumah. Padahal motor itu juga yang sering jadi saksi dulu Anggara suka jalan sama Erisa jaman sekolah. Pokoknya Anggara hari ini bener-bener kayak remaja jatuh cinta yang extra.

1.0 Tiga Puluh HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang