Twelve

78 20 2
                                        

"Lain kali jangan teledor bang. Masih mending kalo barang yang ditinggal, ini adik kamu sendiri bang. Mamih gak habis pikir sama kamu." Cerocos Ara

Sepulang menjemput Lintang yang tertinggal di Supermarket, Ara terus-terusan menceramahi Angkasa tanpa henti

"Hmm"

"Kalo punya telinga itu dipake bang. Kalo punya dua tapi gak digunain mending Mamih potong."

Angkasa spontan menoleh "Mamih yang tidak ber-peri-kema-nu-sia-an."

"Bodo amat." Ara beranjak dari duduknya

Setelah kepergian Ara dari sampingnya, Angkasa kembali bermain ponselnya

"Bang?"

Angkasa menoleh "Hm. Kenapa Pih?"

Rafan menghembuskan nafas kasar "Nyesel Papih pungut kamu jadi anak"

"Dih. Julid banget jadi bapak"

Rafan menepuk pundak putranya yang selalu membuat istighfar setiap saat

"Kamu tuh gak bosen apa selalu aja bikin Papih istighfar" curhat Rafan

"Bagus dong kalo gitu. Biar Papih selalu ingat dengan dosa-dosa yang telah diperbuat" nyleneh Angkasa

Rafan melotot "Heh!"

"Apa? Benerkan?"

Rafan memutar bola matannya jengah "Ya bener sih, tapikan ya-"

"Habis buat dosa kan tadi pagi? Ngaku" tuduh Angkasa

"Dosa apaan?"

Angkasa tersenyum meledek "Yang motong uang bulanan Mamih limaratus ribu siapa hayoo?"

Mata Rafan seketika membulat sempurna setelah mendengar ucapan Angkasa

"Kok kamu tau?"

"Bilangin Mamih ah. Biar nanti Pap-eummm"

Rafan membungkam mulut Angkasa dengan tangannya

"Apaansih Pih" Angkasa menyingkirkan tangan Rafan

"Diem. Jangan bilang Mamih"

Angkasa berdehem berusaha mengucapkan jurus andalannya

"Ada syaratnya" Angkasa tersenyum manis kearah Rafan

Rafan memijit kepalannya. Kalau sudah begini, mau tidak mau Rafan harus menuruti kemauan anaknya yang terkadang tidak normal

"Beliin Angkasa motor KLX" dengan tanpa berdosannya Angkasa mengucap semulus jalan tol

Rafan melotot "Buat apaan bang?"

"Buat pamer dong"

"Astaghfirullah Angkasa. Kalo disuruh milih kamu sama kelinci, Papih milih kelinci"

"Kenapa?"

"Karena kelinci kalo minta cuman makan, gak kaya kamu"

Angkasa beranjak dari duduknya "Yaudah kalo gak mau beliin Angkasa-aduhh Pih."

Rafan mencubit kencang paha Angkasa membuat sang empu meringis kesakitan

"Nyesel potong uang Mamih, masih mending kehilangan limaratus ribu daripada kehilangan limapuluh juta" gumam Rafan meninggalkan Angkasa yang masih kesakitan

"Jangan lupa Pih! Lusa ya"

Angkasa terkekeh. Dirinya sangat bangga jika masalah merauk semua harta Rafan

"Modal nguping dapet KLX. Angkasa gitu loh" ucapnya dengan menata rambutnya dan bergaya

❤️❤️❤️

Angkasa(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang