Malam yang indah ditemani terangnya lampu jalanan yang menerangi setiap sudut jalan. Gadis tengah duduk manis mengantre martabak spessial pesanan Bundanya.
Setelah mengantre kurang lebih limabelas menit, Gadis tersenyum manis menatap bingkisan plastik yang ada di tangannya
"Gak sia-sia antre sampe limabelas menit" gumamnya
Berjalan santai layaknya manusia tak mempunyai beban. Sambil diiringi alunan musik asli dari suarannya, Gadis berjalan kaki karena jarak dari rumah ke tukang martabak cukup dekat
Brukk
"Aduh" ringik Gadis setelah bokongnya sukses menyentuh lantai aspal
"Eh maaf. Gue gak sengaja" ucap seseorang yang menabrak Gadis
Gadis berusaha berdiri, lalu matannya menangkap bingkisan plastik yang dibawannya kini jatuh berserakan diatas aspal
"Martabak guee" rengeknya
"Gue beliin lagi yah, maaf" ucap seseorang yang kini ada disamping Gadis
Gadis menoleh, matannya memicing menatap orang tersebut
Kayak pernah lihat, tapi dimana-batin Gadis
"Hello" orang tersebut kembali menyadarkan Gadis pada lamunannya
Gadis mengerjapkan matanny berkali kali "Iya kenapa?"
"Gue beliin yang baru yah martabaknya"
Gadis menoleh menatap martabak yang dibelinya yang kini sangat tragis
"Gak usah. Martabaknya juga udah habis pasti" Gadis menghela nafasnya kasar
"Lo.. Gadis kan?" Ucap orang tersebut membuat Gadis terkejut
Gadis menganga "Kok kenal"
"Inget gak waktu itu kita pernah ketemu di taman depan cafe Albana. Inget?"
Gadis menutup mulutnya terkejut "Waw. Lo Ar- siapa yah"
"Arga"
Gadis mengangguk lalu tersenyum manis "Iya Arga"
Arga tersenyum "Kembali ke topik. Gue beliin yang baru yah martabaknya"
"Gue bilang gak usah Ga. Lihat tuh, udah ditutup kan berarti udah habis" tunjuk Gadis pada mobil pick up penjual martabak
Arga menoleh "Yaudah kita cari yang jualan martabak gimana?"
Gadis kembali menggelengkan matannya "Gak usah Ga"
"Gak usah gimana sih Dis. Gue udah tabrak lo sampai martabak punya lo jatuh, belum dicicipin kan martabaknya?"
Gadis menggeleng
"Yaudah gue beliin yang baru sebagai tanda maaf gue yah?" Ucap Arga penuh dengan permohonan
Gadis ya tetap Gadis. Apapun yang dia ucap tidak ya tetap tidak, Gadis bukan tipikal cewek yang plin plan setelah melihat keadaan lawannya
"Gak"
"Huftt" Arga menghela nafasnya kasar
Gadis melihat ponselnya "Udah malem gue balik dulu ya"
Arga menahan pergelangan tangan Gadis "Eits. Tunggu bentar, gue anterin yah sebagai tanda maaf"
Gadis melepas cekalan tangan Arga pada pergelangan tangannya
"Rumah gue deket. Tuh didepan, jadi gak usah repot repot. Gue udah maafin lo kok"
Arga menghela nafas, Gadis sangat batu pikirnya

KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa(On Going)
Humor[ MENDING FOLLOW AKUN AUTHORNYA DULU SEBELUM MEMBACA] Angkasa itu cowo tengil, tapi ciwi ciwi pada naksir mungkin matanya pada kelilipan pasir. Salah satu anggota band yang digilai semua orang. Gue cinta Gadis! Sayang Janda! Kangen Perawan-Angkasa A...