4 ● Kayaknya jodoh

2 0 0
                                    

" Berharap itu capek banget ya, padahal nggak ngapa-ngapain "

-Ayara-

__________

Pagi ini disambut dengan dinginnya udara akibat hujan lebat yang tengah mengguyur kota. Memang semesta tengah menyuruh kita untuk tetap rebahan saja. Seperti halnya Kalea yang menuruti kata semesta, gdis itu masih bergelung manja dibawah selimut abu-abu yang menutupi kaki hingga wajah Kalea.

"Kalea!"

"Bangun nggak?"

"Bangun nggak?"

"Bangunlah, masa engga!"

Dengarlah anak alay itu, baiknya kita dengarkan atau abaikan?

Oke, sebaiknya kita abaikan.

"Hitungan ke lima nggak bangun, gue suruh Bunda batalin beli Lightstick yang lo mau" suara bass itu kembali mengganggu indra pendengaran Kalea.

"Satuu.."

"Dua.."

"Tig--"

"Aku siap, aku siap, aku siap.." gumam Kalea menggunakan nada kartun andalannya.

Alvaro yang melihat adik perempuannya berjalan seperti zombie ke arah kamar mandi hanya menggeleng pelan. Ada saja kelakuan aneh gadis itu setiap harinya.

Setelah melipat selimut milik Kalea, Varo turun ke lantai bawah untuk bersiap sarapan.

Menghabiskan waktu 20 menit bagi Kalea untuk memantaskan diri pergi ke sekolah. Tas hitam yang sudah menggantung di pundaknya, sepatu hitam dan jangan lupa bandana hitam juga menyertai uraian rambut gadis itu pagi ini.

"Wadoh, ganteng banget abang gue kalo diliat dari atas gini" pekik Kalea yang masih berada di tangga teratas.

Alvaro mendongak, "Lea! Lihat jam ayo makan!" Ucap Varo jengah.

"Siap boss"

Gadis itu berlari menuruni tangga, duduk dihadapan sang kakak dan sup ayam yang sudah tersaji rapih di atas meja.

"Bang, gue baru tau lho"

Varo mengernyit, "apaan?"

"Uyeng-uyeng lo ada dua!"

Kalea tertawa melihat respon Alvaro, "katanya kalo ada dua, nakal bang! Eh, bukan.. Ehmm, pemikirannya out of the box!"

"Bener sih, pantes aja lo kalo ngomong suk--"

"Ngomongin hal nggak mutu lagi, gue tinggal lo." Kesalnya. Kalea tertawa lirih,

"Pengetahuan nih, dari mami Kalea!"

"Iyain aja biar seneng." Jawabnya lalu mulai mengambil sup ayam dihadapannya. Disusul Kalea yang dengan semangat mengambil sup ayam favoritnya.

Selesai makan, keduanya berjalan kearah garasi, menemui mobil Alvaro.

"Hujan gini enaknya bobo dirumah bukan sekolah ya, Bang" ujar Kalea sembari menatap jalanan yang dipadati motor-motor memakai mantel.

"Maunya!"

"Dih, bang varo juga nggak berangkat kan pasti.." tuduh Kalea,

"Gue tinggal nyusun skripsi juga. Santai lah di rumah"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang