04. Cahaya Hijau.

19 5 0
                                    

"Mak, Tolong!!"

Di suatu tempat yang sepertinya merupakan sebuah gua, terlihat seorang pria sedang berlari sambil menghindari setiap anak panah yang tertuju padanya. Beberapa makhluk kotak dengan tubuh bertulang tanpa daging terlihat menembakkan beberapa anak panah ke arah pria itu.

Fourth hanya bisa mengumpat beberapa kali, ia tidak menyangka tempat gua sebelumnya ia menambang, ternyata terhubung lansung dengan sebuah Dungeon bawah tanah.

"Raurgh!"

Sebuah tangan hijau tiba-tiba saja muncul dari tanah mencengkeram kaki pria itu, membuatnya kehilangan keseimbangan sampai akhirnya terjatuh.

"Ck, terima ini!"

Mendecih pelan, Fourth segera menggunakan pedang kayu miliknya untuk menebas tangan itu, membuat kakinya terbebas sekali lagi.

"Ah.. sial!"

Seakan-akan dikutuk oleh Dewi kesialan, beberapa makhluk hijau mulai keluar dari tanah dan segera ikut mengejar pria itu.

"Tempat ini penuh dengan monster, aku harus segera keluar dari tempat ini." Pikir Fourth sambil terus berlari dan memutar otaknya, mencari cara untuk tetap hidup.

Entah mengapa, monster yang mengejar pria itu mulai bertambah seiring berjalannya waktu. Hal itu membuatnya mengumpat beberapa kali sambil terus menghindari setiap anak panah yang diluncurkan oleh para skeleton.

"Ah! Tangga!"

Ketika ia sudah berada dalam keadaan putus asa, sebuah tangga terlihat berada tepat beberapa meter dihadapannya. Ia kemudian berlari ke arah tangga tersebut sebelum mulai mendakinya dengan cepat.

Rombongan monster yang tidak tahu cara menggunakan tangga terlihat saling berpandangan. Tak lama kemudian, mereka mulai mengangkat bahu sebelum meninggalkan Fourth yang segera bernafas lega.

"Hah.. hah.. hah.. aku selamat...."

Pria itu mulai mengatur nafasnya yang tersengal-sengal. Tatapannya kemudian terhenti pada  sebuah lorong sempit yang berada tepat dihadapannya.

Cahaya berwarna kehijauan terlihat bersinar di ujung lorong itu, membuatnya mengerutkan alisnya. Merasa penasaran, ia pun segera bangkit sebelum berjalan mendekati sumber cahaya tersebut.

***

"T-tolong ampuni aku!"

Terlihat, seorang gadis bersujud memohon ampun kepada sesosok makhluk dihadapannya. Di sekitarnya, terlihat beberapa tubuh dengan lumuran darah yang sepertinya sudah tak bernyawa lagi.

Makhluk itu hanya terdiam, sebelum menyeringai sadis ke arah gadis itu. Tubuh sang gadis mulai gemetaran, keringat dingin mulai mengucur dari tubuhnya. Makhluk itu kemudian mencekik leher sang gadis membuat gadis itu meronta-ronta.

Cengkraman makhluk itu sangatlah kuat, membuat ia kesulitan untuk bernafas. Tak lama kemudian, seluruh tubuhnya mulai lemas, pandangannya mulai kabur sebelum akhirnya kehilangan kesadaran.

Makhluk Bermata putih itu masih mencengkram leher sang gadis selama beberapa waktu. Aura hitam mulai menyelimuti tangannya,  menyerap habis energi kehidupan gadis itu.

Ia menyerap energi gadis itu hingga kering, menyisakan tubuh sang gadis yang telah menjadi tengkorak. Menyeringai, makhluk itu segera melepaskan cengkeramannya  sebelum tersenyum puas menatap langit malam. Ia kemudian memandang ke satu arah sebelum menghilang dari tempat itu.

***

"Hah.... Ini sudah yang ke ribuan kalinya kau kembali, apa menurutmu hal ini tidak sia-sia?"

Death Of Reality ServerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang