"Hah.... akhirnya bisa keluar juga."
Fourth menghela nafas lega ketika ia akhirnya berhasil keluar dengan selamat dari dungeon itu. Beberapa kali ia harus berhadapan dengan beberapa monster penghuni Dungeon membuat levelnya meningkat cukup pesat, bahkan kini ia berlevel 13, dua level lagi sebelum ia membuka kunci menu path.
Jujur saja, ia begitu penasaran dengan menu baru tersebut. Ia segera menatap sekelilingnya, menghirup udara sambil menikmati matahari yang kini hampir terbenam.
[Kita sudah keluar?.]
Sebuah suara terdengar bergema di kepala Fourth, membuat pria itu lagi-lagi menggeleng pelan ketika mengingat kontrak yang ia buat sebelumnya.
Ya, suara itu tidak lain dan tidak bukan adalah Viscount, Laba-laba raksasa yang ia temukan sebelumnya. Mereka berdua saling menjalin kontrak dimana Viscount berjanji akan meminjamkan kekuatannya pada Fourth dan sebagai gantinya Fourth akan membiarkan laba-laba itu untuk berada di alam pikirannya.
Menghela nafas, pria itu hanya menggelengkan kepalanya pelan. Ia kemudian mulai memandang langit senja sekali lagi sebelum bergerak ke arah kota.
***
"Hah.... Aku sangat lelah..." Axcel mulai merenggangkan tubuhnya sambil menatap ketiga rekannya yang kini masih berkeliaran mengejar sapi di padang rumput.
Menguap bosan, ia mulai memandang ke arah matahari sore sebelum mulai bangkit dari posisi duduknya.
"Sudah hampir malam, kita harus segera kembali." Axcel mulai menatap ketiga pemain dihadapannya yang segera mengangguk pelan menanggapi hal itu.
Mereka kemudian mulai bersiap-siap sebelum kembali ke penginapan.
"Omong-omong Axcel, menurutmu bagaimana anak itu?" Ratha terlihat berjalan di samping Axcel yang mulai mengelus dagunya dengan alis yang berkerut.
"Entahlah, tapi entah mengapa aku merasa sedikit kasihan padanya...." Ratha yang mendengar hal itu menaikkan sebelah alisnya, "apa maksudmu?"
"Hah.... Dia merupakan pemain baru kemungkinan levelnya masih sangat rendah, selain itu mengingat keadaan server saat ini...." Axcel tidak melanjutkan kata-katanya, sebaliknya ia segera menggelengkan kepalanya pelan.
Ratha yang mendengar hal itu juga menghela nafas. Memang keadaan dunia Minecraft saat ini bisa dibilang sangat tidak aman.
Beberapa tahun yang lalu, mereka secara tiba-tiba terjebak dalam server baru permainan Minecraft yang mereka temukan dalam internet.
Awalnya beberapa streamer dan gamer yang mereview tentang server ini diberitakan menghilang secara misterius. Namun hal itu tidaklah menjadi alasan bagi setiap Minecrafter untuk berhenti mencari keberadaan server terkutuk ini.
Beberapa media kemudian mulai memberitakan kejadian tersebut, namun entah mengapa berita-berita itu dihapus dan keberadaan server ini juga ikut menghilang.
Mereka yang menghilang tentunya berada di dunia ini, dunia Minecraft yang keras akan perjuangan untuk bertahan hidup. Bingung dan panik, itulah hal yang dirasakan oleh hampir seluruh pemain saat itu.
Mereka semua tidak tahu, apa yang harus mereka lakukan untuk dapat kembali ke bumi. Pada saat itulah, sebuah jendela semi transparan muncul dihadapan setiap pemain, yang memberi mereka petunjuk tentang apa yang harus mereka lakukan.
Ya.... itulah Main Mission, sebuah misi berantai yang terus menerus berkembang setelah salah satu misi tersebut di selesaikan.
Awalnya mereka semua bekerjasama untuk menyelesaikan setiap misi yang ada. Mereka mulai saling bahu membahu dalam setiap keadaan, semuanya bagaikan bersaudara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Of Reality Server
FantasyFourth, seorang remaja yang terjebak di sebuah server terkutuk dalam permainan Minecraft yang ia temukan dalam website terlarang. Mampukah ia bertahan hidup dan keluar dari dalam server terkutuk itu? semuanya berada di tangannya sendiri...