05. Celestial Spider.

24 6 4
                                    

Celestial, sebutan untuk beberapa makhluk yang sangat kuat. Salah satu dari mereka saja, bahkan mampu menghancurkan sebuah biome hanya dengan sekali tiupan angin.

Mereka merupakan makhluk yang dikenal buas dan kejam. Daratan Minecraft yang tidak rata ini pun tercipta akibat ulah mereka.

Membuat lautan kering, membekukan gurun pasir, bahkan membakar dan menguapkan seluruh es yang ada di daerah bersalju. Hal itu membuat sebagian penduduk yang selamat dari serangan mereka menjuluki para Celestial sebagai dewa kehancuran. Kekacauan terjadi dimana-mana, korban yang tak terhitung jumlahnya mulai berjatuhan, membuat seluruh harapan kian memudar.

Untungnya disaat semua orang sedang putus harapan, muncullah dua orang pahlawan yang segera membawa harapan itu kembali. Mereka berdua mengalahkan setiap Celestial dan mengurung mereka di tempat-tempat paling berbahaya di dunia. bahkan, beberapa Celestial di kurung dan disegel di dimensi lain yang dikenal sebagai The Nether dan The End.

Dan saat ini, salah satu dari makhluk itu terlihat mendengkur dihadapan sesosok pria yang terbaring kejang-kejang dengan beberapa busa di mulutnya. Makhluk itu segera membuka matanya sebelum menghela nafas dari waktu ke waktu.

"Apa dia memang benar-benar orang itu?" Makhluk itu tampak ragu, ia mulai memperhatikan wajah pria itu sekali lagi sebelum menggelengkan kepalanya pelan.

"Hah.... sudah sejauh mana garis dunia telah berubah?" Ucap makhluk tersebut sambil memandangi langit-langit gua. Ia kemudian segera menggelengkan kepalanya pelan sebelum lagi-lagi menatap pria yang masih belum sadarkan diri tersebut.

***

"Huh? Dimana aku?"

Itulah pertanyaan yang lagi-lagi muncul di pikiran Fourth, ketika melihat keadaan di sekelilingnya.

"Apa aku sudah mati?!"

Pria itu mulai panik, ia tak begitu ingat bagaimana ia bisa sampai ke tempat itu. Menarik nafas dalam-dalam, ia mencoba untuk menenangkan dirinya.

Gelap, hanya ada kegelapan sepanjang mata memandang. Membuat pria itu ke kebingungan dengan apa yang harus ia lakukan. Namun tak lama kemudian, setitik cahaya terlihat dari kejauhan membuat Fourth mulai berjalan mendekati cahaya itu.

"Tak perlu menyalakan dirimu sendiri...."

Sebuah suara, mulai bergema di kepala Fourth, membuat pria menghentikan langkahnya dengan alis yang mengerut.

"Tunggu dulu, suara ini...."

"Tetaplah hidup dan jangan khawatirkan aku, masa lalu hanyalah ilusi. Jangan pernah menyakiti dirimu lagi."

Suara itu lagi-lagi terdengar, disertai dengan teriakan seorang gadis yang terdengar begitu pilu. Hal itu membuat cahaya di ujung ruang gelap itu mulai membesar dengan cepat. Fourth yang belum sempat bereaksi terkena paparan cahaya itu, membuatnya ditelan oleh cahaya tersebut.

"Ugh...."

Fourth mulai memegangi kepalanya yang lagi-lagi mulai terasa linglung. Bangkit dari posisi tidurnya, ia begitu terkejut ketika menyadari tetesan air mata yang tiba-tiba turun dari wajahnya.

"Kenapa? Apa yang terjadi?"

Itulah pertanyaan yang kini memenuhi benak Fourth. Ia sepertinya tak begitu ingat dengan kejadian sebelumnya, namun entah mengapa dadanya kini terasa begitu sesak.

"Kau sudah bangun?" Fourth yang masih berada dalam pikirannya, tak menyadari keberadaan laba-laba raksasa yang kini menatapnya dengan wajah bosan. Butuh waktu beberapa saat bagi Fourth untuk menyadari keberadaannya, membuat tubuh pria itu lagi-lagi bergetar hebat.

Death Of Reality ServerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang