"2"

839 95 8
                                    

Baru saja Renjun menginjakan kaki di gerbang utama sekolah, pandangan semua siswa sudah tertuju padanya dari adik kelas, kakak kelas, pria, wanita semua memandanginya dari ujung rambut hingga ujung kaki, ia tidak faham dengan arti pandangan pandangan yang ditujukan pada dirinya

Ada yang memandangnya penuh iba, prihatin, merendahkan, jijik semua jenis pandangan tertuju padanya. Sesungguhnya ia sudah biasa, namun kali ini ada yang berbeda, tidak biasanya teman laki lakinya juga memandangnya seperti itu

"Hai Renjun, aku ingin mencoba service mu" ucapan yang terdengar seperti merendahkan itu disuarakan oleh pemuda tinggi yang entah siapa namanya

"Apa maksudmu?"

Kemudian laki laki dengan tubuh tegap menghampiri Renjun, dan merangkul pundaknya "Jangan belagak tidak tau, kau sungguh mengejutkan"

"Aku tidak faham, apa maksud kalian?"

"Kau keren Renjun, saat ini siapa yang tidak mengenalmu coba lihat mading sekolah"

Renjun bergegas menuju mading, firasatnya tidak enak pandangan teman teman sekolahnya tidak seperti biasa

Renjun menyusuri mading sekolah yang cukup lebar dan terdapat banyak informasi hingga Renjun berhenti diujung mading sekolahnya. Disitu tertempel satu lembar kertas cukup jelas bahwa yang ada dalam kertas artikel itu adalah dirinya yang tengah berpelukan dengan Mark

Renjun tidak mempermasalahkan foto yang ada dalam artikel itu, memang nyatanya ia berkencan dengan Mark dan wajar saja jika dia dan Mark berpelukan, yang membuat Renjun merasa kesal adalah judul dan isi dari artikel yang tertempel disana

"RENJUN SI'GADIS' MUNGIL YANG SIAP MELAYANI NAFSUMU" ucap gadis manis yang membaca judul dari artikel itu dengan nada yang ia buat buat, tidak berhenti disitu gadis manis itu juga membaca isi dari artikel yang menunjukan jadwal sewa hingga list harga sewa Renjun, dari Dada hingga paha

Renjun yang sudah tidak tahan mengambil kertas artikel itu dan merobeknya didepan teman temannya, namun kali ini ia menangis ia sudah tidak tahan diperlakukan seperti ini, apa lagi yang membaca artikel itu Mina sahabatnya yang dulu selalu ada disampingnya

Tangisan Renjun menggema didepan mading sekolah, temannya ataupun Mina tidak ada yang membantunya semua mencemo'oh Renjun tanpa tau apa yang dirasakan anak itu, hingga kepala Renjun seperti terlempar batu. Sangat sakit, dadanya pun ikut sesak ia terduduk lemas dihadapan temen teman yang melecehkannya secara verbal

"Tidak ku sangka dia serendah itu"

"Mina sudah ku katakan jangan dekati dia"

"Pantas saja ayahnya meninggalkannya, dia aib"

"Kalau kau bisa memuaskanku akan ku beri berapa maumu"

cibiran dari mulut temen temannya saling bersahutan ditelinga Renjun, semua terdengar jelas ditelinganya, hatinya sakit namun kini ada gelora merah di hati dan mata Renjun yang entah datang dari mana, selama ini Renjun hanya diam tidak terlalu memperdulikan ucapan teman temannya.

Renjun bangun dadi duduknya matanya yang merah setelah menangis menatap tajam kearah teman teman yang selalu meremehkan nya, rahangnya mengeras, tangannya mengepal kuat

"Apa, mau apa kau?" Tanya salah satu dari mereka

Renjun mendatangi anak itu dan menatapnya tajam, ada binar kemarahan dalam mata Renjun, tanpa sadar anak itu mundur satu langkah dari Renjun

"Kalian yang tadi menindasku? Apa kalian lebih baik dariku? Haa? Coba tunjukan padaku letak kebaikan kalian? Kecantikan? Aku bahkan tidak melihat wajah babi ini lebih cantik dariku, kepintaran? Bahkan otak kalian tidak lebih besar dari otak nyamuk, Apa? Coba jelaskan? Terlahir dari orang kaya? Omong kosong macam apa itu, bahkan orang tua kalian menghalalkan segala cara demi dapat makan enak setiap hari. Aku lelah kalian perlakukan seperti ini, kenapa tidak membiarkanku hidup tenang sehari saja, Haa? Kalian iri padaku?" ucap Renjun dengan memandang tajam pada temannya dan terus melangkah hingga temannya menyentuh dinding sekolah

Renjana || Renjun GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang