Hujan disore hari menyamarkan suara tangis seorang gadis, entah masih layak disebut gadis atau tidak, yang pasti semua orang menyebutnya seorang gadis.
Gadis yang berusia dipertengahan duapuluh tahun, tengah meraung menangis dalam bilik kecil apartemen yang ia sewa ditengah gemerlapnya kota Seoul
Satu minggu yang lalu ia pergi keklinik kecil untuk memeriksakan dirinya, ia merasa akhir akhir ini badannya mulai terasa lemas dan mudah lelah. Apa lagi saat ia akan berangkat berkerja dimalam hari, benar benar membuat keringatnya bercucur deras entah karena menahan pusing atau mual yang ia rasakan, karena tak mau ambil pusing ia memutuskan untuk melakukan pemeriksaan di klinik berobat terdekat, namun sang dokter menyarankan untuk melakukan pemeriksaan dirumah sakit agar lebih jelas
Dokter yang menanganinya merasa ragu untuk memvonis, ia yang ikut merasa ragu karena keraguan sang dokter berinisiatif untuk melakukan pemeriksaan dirumah sakit hari itu juga
Setelah menunggu dua minggu lamanya dan mengandalkan obat antibiotik, ia datang kembali kerumah sakit untuk mengambil hasil uji laboratorium.
Pagi tadi pukul 10.15 ia berada di rumah sakit untuk mengambil hasil uji laboratorium yang ia lakukan dua minggu yang lalu, dan selama itu juga hasil laboratorium mampu mempengaruhi kehidupannya, ia yang biasa hidup santai dibuat sedikit gugup karena merasa tak enak dengan saran dokter, sebenarnya ia kenapa, ia sakit apa hingga dokter menyarankan untuk tes urin dan segala macam. Sungguh pemikiran itu mampu membuatnya kepikiran hingga tak bisa fokus melayani pelanggan seperti biasa.
"Sebenarnya aku sakit apa? Mengganggu pikiranku saja" gerutunya sendiri saat menyusuri lorong menuju ruangan dokter
Saat sampai didepan pintu ruang dokter, entah mengapa keringatnya bercucur deras ia sangat gugup dan khawatir bahkan saat dulu, saat pertama kali ia memutuskan untuk bekerja di dunia kelam ini, ia tak setegang ini namun kenapa kali ini raut wajahnya terlihat menegang tanda ia sangat khawatir
"Sudahlah, apapun hasilnya akan ku terima"
Tok
Tok
Tok
Setelah mengetok pintu, ia akhirnya mendapat izin dari sang tuan untuk masuk
Didalam ruangan terlihat meja dengan plat Nama sang pemilik
dr Lee Jaemin
sp.PD-KHOMDokter cantik dengan surai rambut hitam panjang, dengan senyum yang teduh menyapa pasien dengan ramah
"Selamat pagi nona Renjun, silahkan duduk"
Iya nama pasien itu Renjun, gadis mungil yang memiliki seringai memabukan bagi setiap pria yang menatapnya, pakaiannya yang terbuka dan membentuk tubuhnya yang seksi nan berisi membuat siapa saja yang menatapnya akan tunduk bahkan dengan suka rela menyodorkan semua yang mereka miliki untuk Renjun.
Renjun duduk, mencoba menetralkan deru nafas gusarnya dia benar benar khawatir tanpa alasan yang jelas
"Tenang nona Renjun" sepertinya dokter Jaemin ini menyadari bahwa pasiennya tengah khawatir
"Sebenarnya saya ini sakit apa dok? Kenapa harus uji laboratorium segala?"
Jaemin hanya tersenyum dia sudah biasa menangani pasien seperti Renjun, kebanyakan pasien yang datang padanya selalu merasa khawatir tentang kesehatannya atau mengkhawatirkan sesuatu yang lain
Tapi kali ini senyum Jaemin menandakan sesuatu yang lain, sepertinya selain khawatir pasiennya kali ini sangat lugas saat berbicara
Jaemin menyodorkan amplop putih tebal, dengan logo rumah sakit dipojok kanan atas
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana || Renjun GS
Fanfictiongadis belia yang hanya tau cara menyambung hidup, tanpa tau silsilah keluarganya~ "Jen, apa kau bersedia sehidup semati denganku?" "aku tidak menyangka hidupku akan sesempurna ini" "Bahkan aku tak meminta untuk dilahirkan"