✨MTZ [04]🔨

2.9K 448 30
                                    

"Kau tidak jadi pergi?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau tidak jadi pergi?"

"Aku memiliki urusan denganmu, jadi aku memutuskan menetap di sini untuk meluruskannya."

"Aku tak akan membantumu dengan apa pun. Yibo, saat ini aku bukan orang yang bernilai bagimu, jangan terbebani olehku."

"Sepertinya semua orang mencoba untuk menipuku." Yibo tersenyum miris. Ia merasa karena hilangnya semua ingatan itu, ia dikelabuhi oleh keegoisan orang-orang yang menganggapnya tak berdaya.

"Ingatanku ada di batas sekitar 10 tahun silam, tapi bukan berarti mentalku juga tertinggal di sana. Jangan memberiku arah yang menjebak, jangan bicara lagi padaku jika itu bukan kejujuran," tuturnya penuh penekanan. Yibo mulai mengambil sikap, ia terlihat dingin dengan caranya menatap atau pun berucap.

"Aku tidak akan membohongimu, tetapi aku juga tidak akan memberimu kejujuran," ucap Sean lalu berbaring ke samping, menunggungi Yibo. "Apa kau tahu rasanya mengharapkan seseorang, namun di saat bersamaan, memiliki dorongan untuk meninggalkannya pergi?"

Yibo menatap punggung itu dengan penuh tanda tanya. Mengapa ia begitu sulit dipahami? Mengapa ia bersikap serumit ini? Apa yang sebenarnya telah terjadi hingga membuatnya seolah menjadi pihak yang terluka?

"Beristrirahatlah. Panggil aku jika kau membutuhkan sesuatu. Aku tidur di sofa."

Setelah mendengar pintu ditutup, Sean menoleh dan memijat keningnya. "Bedebah itu, kenapa tidak bertanya dan malah pergi begitu saja?"

Yibo melempar tubuhnya ke sofa, menatap langit-langit dan termenung.

"Sean benar-benar orang yang aneh," batinnya.

---

Pagi hari Yibo terbangun dengan suara yang bertanya, "Berapa nilaiku? Berapa?"

"Apa yang kau bicarakan?" Yibo menggosok matanya lalu bangun terduduk. "Nilai apa?"

"Beri aku nilai dari 0 sampai sejuta. Berapa yang kau berikan padaku?"

"Nol," jawab Yibo cepat.

"Kenapa nol?"

"Apa aku harus menjawab sejuta?"

"Apa kau tahu arti dari pertanyaanku?"

"Tidak."

Sean mendengus lalu melemparkan handuk ke muka Yibo. "Pergi mandi dan cuci mukamu."

Selagi menunggu Yibo membersihkan diri, Sean berkeliling rumah untuk membuka semua jendela, merapikan ruangan dan membersihkan lantai. Lalu ketika melintasi ruang tengah, ia sadar foto pernikahannya telah kembali terpajang tanpa figura dan hanya ditempeli pelekat seadanya. Benar-benar bingkai dan penataan yang jelek. Tapi meskipun demikian, Sean dibuat sedikit tersenyum karenanya.

"Bodoh."

***

Sarapan sudah tersaji di meja. Yibo yang sudah nampak segar dengan semerbak aroma sabun, datang dan duduk di seberang Sean.

𝑴𝒊𝒍𝒍𝒊𝒐𝒏 𝒕𝒐 𝒁𝒆𝒓𝒐 [𝑻𝒂𝒎𝒂𝒕✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang