✨MTZ [END]🥂

4.6K 536 121
                                    

Mata Yibo memicing pada sosok di belakangnya. "Siapa wanita ini?"

"Orang yang sangat kau kenal." Sean menjawab dengan terpaksa.

"Wang Yibo!" Ruchen menarik tangan Yibo, mencoba menyeretnya terpisah dari Sean.

Tangan Ruchen ditepis, Yibo berbalik dan menatapnya marah. "Apa yang membuatmu merasa pantas bersikap seperti ini?!" sentaknya. "Melukai seseorang yang bahkan tak memberikan perlawanan, hanya karena kau seorang wanita?!"

"Dia layak menerimanya setelah apa yang dia perbuat padaku, pada kita!" Ruchen lalu mengarahkan telunjuknya pada Sean dan menjelaskan, "Dia datang ketika kita berstatus sebagai tunangan. Kau dan aku adalah pasangan yang saling mencintai, kita begitu sempurna bersama. Kita seharusnya telah menikah!"

"Aku tidak mengenalmu, aku tidak mengingat apa pun." Yibo terhuyung mundur dan menekan kepalanya.

"Aku tengah mengandung anakmu," ucap Ruchen lirih.

***
"Ruchen, gaun seperti apa yang kau inginkan di hari pernikahanmu?"

"Aku ingin gaun yang membuatku terlihat seperti ratu. Ketika aku berjalan menuju altar, kau akan menjadi raja paling tampan yang menungguku di sana."

"Aku? Aku tak ingat pernah bilang akan menunggumu di altar."

"Wang Yibo!"

"Haha! Ya, tentu saja aku akan di sana. Besok malam berdandan lah yang cantik, aku akan mempertemukanmu pada kedua orang tuaku."

***

Suara itu timbul dan menghilang,  meronta untuk kembali didengar.

"Aku sangat mencintaimu, Ruchen."

"Tidak! Hentikan!" pekik Yibo. Ia memukul kepalanya keras dan berbalik meraih tangan Sean lalu membawanya pergi meninggalkan ruangan. 

"Yibo! Wang Yibo!"

Suara Ruchen memanggil masih terdengar meski keduanya telah menjauh.

Sean terhuyung ketika Yibo menyeretnya berjalan terburu-buru, ia menyeka darah yang turun dari hidungnya berkali-kali. Melihat keadaan Sean, Yibo kemudian berhenti. Ia melepas tangannya dan beralih meraih pinggang, memangkunya di depan.

Sean membenamkan wajahnya di dada Yibo, ia hanya terdiam seolah mematikan tubuh dan perasaannya.

"Kita dipertemukan dan jatuh cinta di waktu yang salah."

---

"Jangan bergerak," suruh Yibo sambil mengobati luka di bagian pelipis.

Sean menjulurkan tangan dan membuka laci di sampingnya berbaring, ia mengeluarkan sebuah ponsel dengan kondisi layar retak parah.

"Ponselmu," ucapnya sambil menyerahkan benda itu kembali pada pemiliknya.

"Kau bilang ponselku hilang di lokasi kecelakaan."

"Aku berbohong," aku Sean sambil menyeret tubuhnya bangkit terduduk. "Kau mau tahu kebohongan lainnya?"

Yibo memalingkan wajah dan merapikan kotak obat, menghindari tatapan Sean seolah enggan membuka telinga.

"Dengarkan aku, aku akan menjelaskan segalanya. Bukankah ini yang selama ini kau inginkan, mendengar kejujuranku?"

𝑴𝒊𝒍𝒍𝒊𝒐𝒏 𝒕𝒐 𝒁𝒆𝒓𝒐 [𝑻𝒂𝒎𝒂𝒕✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang