𓄷 OO.

631 84 20
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Netra [Name] memandang sebuah kue dalam kaca di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Netra [Name] memandang sebuah kue dalam kaca di depannya. Ibu panti melarang dirinya untuk makan makanan manis terus-menerus, karena bisa berdampak pada kesehatannya. Memang benar, tapi [Name] hanyalah gadis berusia 11 tahun yang masih labil akan perasaan dan tanggung jawabnya. Mungkin [Name] sanggup menukarkan beban hidupnya demi sebuah kue.

Irama lagu lembut yang terputar di dalam toko seakan menghiptonis [Name] untuk segera melahap salah satu mahakarya termanis di dunia. Lebih baik duduk dan makan di dalam ketimbang bermain wahana, pikirnya. Lagipula, wahana tak bisa membuatnya berteriak.

Bruk!

"Uh..."

Hentakan itu sangat jelas terekam di telinga kiri [Name]. Pintu kaca transparan itu sedikit bergoyang-goyang, dan seorang anak yang sibuk mengusap-usap dahinya yang [Name] yakini adalah pelakunya.

"Di sini ada pintu ka? Kenapa daku bisa lupa kalau ada pintu ... sialan."

Kepala sang anak menoleh, berhadapan dengan [Name] yang tampak terkekeh karena ulah konyolnya. Dirinya egois, tapi kekehan lembut dan polos itu membuat hatinya tak tega memarahi gadis di depannya. [Name] mengangkat kepalanya dan bertemu dengan sepasang netra ungu.

Anak itu terkejut. Sendi lehernya Ia putarkan lagi. "J–jangan lihat kearahku dan menertawaiku lagi, orang asing!"

Pintu dibuka dengan kencang dan tertutup, menyisakan [Name] yang masih mengeluarkan kekehan bersuara lembut.

Bersuara.

Ramainya situasi saat itu membuat jangkauan pendengarannya berkurang, hingga [Name] tak menyadari kehadiran suara yang Ia impikan. Fokusnya teralihkan kepada kemana arah anak tadi pergi?

'Rambutnya indah seperti sakura...' Bibirnya tersenyum dalam ringisan. Terus tersenyum hingga seorang wanita serta dua anak lelaki di sampingnya berjalan keluar, berpapasan dengan [Name] yang masih tetap di tempat.

Sekali lagi, [Name] dengan salah satu anak yang ternyata si surai bagai sakura itu bertatap muka. Entah mengapa sekarang [Name] tak bisa mengalihkan pandangannya, seperti ada sesuatu yang menarik perhatiannya.

"Okaa-sama, lihat dia. Daritadi berdiri di situ seperti ingin cake dan me..."

[Name] membenci situasi ramai. Telinganya tak bisa menangkap kata-kata yang diucapkannya dengan jelas. Yang Ia tahu adalah Ia mendekat pada dirinya, dengan kantung kecil berisi kotak kue di tangannya.

"Kau menginginkannya bukan? Ini, strawberry cake. Terima saja dan jangan khawatir, kami masih memiliki banyak."

Ia menyodorkan kantung itu di hadapan [Name]. Perasaan bahagia mendominasi hati [Name]. Tangan kecilnya yang gemetar itu terulur, menerima sebuah belas kasih.

"T–terima..."

Tangan itu tertarik, berganti tempat kepada mulutnya, suaranya.

"Eh?"

"S–suaraku..."

"Ada apa? Suaramu serak? Butuh obat??"

"Bukan..." Bulir-bulir air mulai keluar, mengalir deras dari ujung mata [Name]. "Setelah sebelas tahun... aku bisa bersuara."

"A–ah kau menangis ... Tolong anggap saja ini sebuah miracle."

Sang wanita memegang bahu anak semata wayangnya, lalu bergerak mengelus surai [Name] penuh kelembutan. "Mau berkunjung ke rumah kami? Sepertinya kamu adalah kabar baik. Kata Tsukasa, ini keajaiban, kan? Siapa tahu, ini adalah keajaiban akibat efek soulmate."

Di belakang mereka, sosok yang tak disorot itu memiliki semburat merah di kedua pipinya. Pandangan mata ungunya tak lepas, terkunci oleh wajah seorang gadis yang manis.

Ia berbalik, membuang semua perasaannya. "Tidak, tidak, daku tidak boleh jatuh cinta."

FYI, alur cerita ini tak sepenuhnya menggunakan lirik lagu Bukti, hanya beberapa bagian tertentu saja yang akan dijadikan alur, sisanya akan menjadi scene saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FYI, alur cerita ini tak sepenuhnya menggunakan lirik lagu Bukti, hanya beberapa bagian tertentu saja yang akan dijadikan alur, sisanya akan menjadi scene saja. susunannya kemungkinan juga acak.

ribet ya kek idup

spring's symphony › oukawa kohakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang