Alarm berbunyi menepis keheningan, memanggil jiwa-jiwa seorang gadis yang sedari tadi ada di alam mimpi."Selamat pagi, dunia tipu-tipu. Jam 7 ya, baiklah, aku harus mandi."
Beberapa menit berlalu, [Name] sudah menyelesaikan ritual paginya. Sekarang, [Name] terdiam melihat ruang tengahnya yang cukup berantakan karena koleksi novel dan komik miliknya.
"Kohaku akan datang ke sini untuk mengantarkan buku, lalu Ia dengan sengaja masuk sedikit dan melihat betapa berantakannya ruang tengah. Aku bisa diceramahi selama dua jam!"
Waktu itu berharga. [Name] membereskan novel dan komiknya, bahkan yang belum Ia selesai baca sekalipun. Menarunya di lemari kaca dekat televisi, lalu mengelap kaca itu dengan lap khusus.
"Akhirnya selesai! Sekarang apa ya ... Apa Kohaku kubuatkan teh?"
[Name] memikirkan sekiranya apa reaksi Kohaku nantinya.
"Kuharap Ia tak bilang 'Maaf, daku tidak punya waktu' atau 'Teh mu tidak enak'. Itu sangaaat menyebalkan!"
"Kubuatkan saja deh." [Name] tak mau ambil pusing, yang penting Ia sudah menawarkan sesuatu pada Kohaku.
Ternyata [Name] terlalu banyak mengeluarkan bubuk teh, porsinya menjadi cukup untuk 3 gelas. Gadis itu membiarkannya, karena nanti Ia tak perlu repot-repot membuat teh lagi jika Ia menginginkannya suatu saat.
Telinganya mendengar suara pintu diketuk. [Name] dengan antusias membukanya dengan senyum cerah.
"Ah, selamat datang kalian berdua!"
Kohaku memasang muka heran. "Berdua? Tapi daku datang sendirian."
Sekarang, giliran [Name] yang keheranan, padahal jelas-jelas dibelakangnya ada orang lain yang mereka berdua kenal. "Loh? Terus Tsukasa–"
"Bou?!"
Seorang pemuda lainnya tersenyum manis merasa senang karena kehadirannya dianggap, Ia melambai-lambai ke arah lawan bicaranya. "Lama tidak berjumpa, [Name]-san!"
Sekarang, mata violet Tsukasa tertuju ke arah Kohaku. "Oukawa! Jangan salahkan aku jika aku mengikutimu ke sini. Kau belum menjawab question dariku dan itu membuatku sangat kesal! Kau juga belum mendengarkan penjelasanku dengan alasan sibuk, padahal aku kemarin melihatmu ada di sebuah cafe."
"Itu daku kerja." –Suara hati Kohaku
"But honestly, memang lebih baik aku jelaskan semuanya di sini." ulas Tsukasa dengan yakin. "Selain mempersingkat waktu, ada orangnya langsung."
"Hah? Kau bilang apa, Bou?"
Tsukasa melemparkan wink ke arah [Name]. Mengerti, [Name] langsung menengahi mereka.
"Apa sebaiknya kita berbicara di dalam? Di sini bisa dilihat orang-orang..."
"Hum, memang sepantasnya begitu. Ayo, Oukawa. Jangan buang muka imutmu itu...~"
"Kau berisik seperti biasanya. Sudahlah, ayo masuk."
Karena ou bersaudara itu berkumpul, [Name] menawarkan mereka beberapa tusuk dango buatannya sendiri. Kohaku tidak bisa menolak, begitu pula Tsukasa. Lagipula, ini bisa menjadi kesempatan bagi Tsukasa untuk membicarakan kepentingannya dengan Kohaku.
"Jadi, Oukawa. Mau good news atau bad news dulu?"
Tekadnya belum bulat, tatapan dari iris violet seakan menekannya. Kabar baik dan kabar buruk, katanya? Pikirannya sudah kesana kemari bahkan sebelum terucap.
"Yang buruk dulu."
"Ada 2. Bad news yang pertama adalah, tidak ada good news."
" ... Hah."
"Bercanda, Oukawa. Raut wajahmu tampak tegang, aku tidak suka tetapi itu lucu."
Kohaku membuang mukanya, membuat Tsukasa panik.
"B–baiklah! Aku akan mengatakannya sekarang."
"Hum, cepat katakan."
Kedua iris ungu itu bertemu, lagi.
"Kau, serius, masih ingin bertahan?"
"..."
"Menentang hukum soulmate tidak baik, kan?"
MAAF AKU GA BISA LEPAS DARI SAKURAGUMI AHAHAH klo mau yg isinya kohaku doang, tunggu yg Disney Project : Paperman selesai ya
──❬🌸 514 kata
KAMU SEDANG MEMBACA
spring's symphony › oukawa kohaku
Historia Corta⇘ : : "Aku yang melanggarnya." Pemuda bersurai sakura itu mencintai orang yang berhasil meluluhkan hatinya, yang kata banyak orang adalah soulmate salah satu orang terdekatnya. Tapi ingat, itu hanyalah kepercayaan banyak orang, siapa yang menyangka...